22. Kilas Balik.

113 5 0
                                    

Senin malam, empat hari yang lalu.

Anton berjalan mondar-mandir dalam ruangannya yang gelap, menyembunyikan identitas Detektif Ichsan yang ia miliki. Rhanto, Sergam, dan Raden asyik membaca Wattpad.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu. "Ada siapa di dalam?" Orang asing itu tidak mengucapkan salam.

Rhanto dan Sergam refleks bersalto dari tempat mereka duduk di tengah ruangan, sembunyi di balik peti kayu dengan belati dan revolver di tangan masing-masing.

"Penakut amat," sindir Raden. "Sepertinya aku kenal pemilik suara itu,"

"Dia Ali Rasidin!" Rhanto berseru.

"Ternyata itu nama anak yang kusuruh mengantarkan pesan rahasia ke kantor polisi Distrik Tambora," ucap Raden santai.

"Ada orang?" Pemilik suara Ali Rasidin bertanya tidak sabar.

"Silakan masuk, pintunya tidak dikunci," kata Raden. "Mau ngapain? Ngopi? Hayu,"

Raden mempersilakan sosok Ali Rasidin itu masuk, menyeduh kopi instan.

"Aku tidak bisa cepat pakai belati," kata Rhanto. "Ini giliran revolvermu,"

Melirik sasarannya sekilas, Sergam menembak sekali. Tepat mengenai kepala sosok Ali Rasidin. Sosok itu tidak sempat berteriak, melainkan buyar menjadi asap hitam. Raden sesak nafas gara-gara asap itu.

"Jangan main bakar-bakar kenapa, Anton?" Raden protes. "Mengganggu orang saja. Lihat tuh Rhanto dan Sergam sampai kaget begitu,"

"Baiklah," kata Anton. Suaranya ada, tapi orangnya tidak.

Anton keluar dari ruangannya, tanpa terlihat, bersama anggota Serikat Jaringan kelima yang sampai saat ini belum diketahui bahkan oleh Sidin sekalipun.

Anton keluar dari pusaran portal, menutup sebelah mata dengan tiga jari. Setelah itu pusaran portal menghilang.

"Semuanya duduk bentuk lingkaran," perintah Anton.

"Sepertinya ada masalah penting," Raden ngomong sendiri.

"Raden benar," Anton mengurangi jari yang menutupi sebelah matanya sehingga tinggal satu. "Pertama, aku sudah menguasai teknik bayangan Osama bin Toharun. Kedua, pinmpinan saat ini hadir di antara kita,"

"Masa?" Rhanto dan Sergam tidak percaya. "Mana orangnya?"

"Aku sudah menguasai dimensi paralel," jelas Anton. "Kata pimpinan, saatnya kita bersiasat melawan Sidin dan pionnya,"

Detektif Ichsan 4 : The Dimension Portal.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang