18. Betul Tuh, Betul!

114 6 0
                                    

"Aku datang jam berapa?" tanya Sidin.

"Entah," Satya angkat bahu. "Tapi sepertinya sudah lama sih, itu buktinya,"

Karena pernah secara tidak sadar memecahkan kasus bersama Detektif Ichsan (The Chain Explosives), ternyata Satya jadi punya insting detektif meskipun sedikit.

Begitu melihat buktinya, cepat-cepat Sidin menghapus barang bukti itu. Tahu sendiri lah apa barang buktinya.

"Satya, seingatku tadi pagi aku berangkat jam 5.30," kata Sidin.

Satya mengamati jam dinding kelas, pukul tujuh kurang lima. "Pengalamanku, perjalanan dari Distrik Panongan ke sekolah makan waktu satu jam kalau tidak macet. Apabila setibanya di sekolah kau langsung tidur, berarti kau sudah tidur 25 menit, Sidin,"

"Bukannya tadi ada kecelakaan?" Sidin mengelak dari fakta bahwa ia sudah lama tidur.

"Truk mogok itu sudah diderek," sangkal Satya. "Pola tidur kau sedang kacau ya, Sidin?"

Skak mat. Sidin mengangguk. "Oh ya, Satya. Kita tampil drama besok kan?"

"Besok gundulmu!" seru Satya. "Jangan ngimpi kau, kita tampil pertama hari ini!"

"Tidak perlu panik, drama itu hafalkan lalu lupakan," ujar Sidin. "Begitupun ulangan. Pahami, kerjakan, lupakan. Ulangan lagi, belajar lagi. Tidak stres, pikiran tenang,"

Sidin dan Satya tertawa ngakak. Padahal pikiran Sidin sedang kacau (tidak bermaksud negatif, lho).

"Hah," Sidin kehabisan nafas gara-gara tertawa. "Ngomong-ngomong, kapan Elina tampil drama?"

"Aku dan Elina besok," Rina yang datang tepat sebelum bel berbunyi menjawab. Nafasnya terengah. "Makasih ide naskahnya ya, Sidin!"

Sidin mengangguk pelan. "Semoga saja drama aku dan Satya lancar ya,"

Rina memberi isyarat 'amin'.

Penampilan drama Bahasa Indonesia kelompok Sidin, Satya, dkk berlangsung lancar. Peran Sidin jadi intel, peran Satya jadi sopir. Sejauh yang dilihat Sidin, teman-temannya tidak berisik, tidak ngobrol atau ngelamun sendiri.

Selesai tampil, Sidin dan Satya mendapat laporan dari Rina. "Kata bu guru, ada satu babak yang terlewat,"

"Apa?" Sidin tidak percaya. "Perasaan sudah lengkap,"

"Betul tuh betul," Satya menimpali.

"Ada kabar dari Elina..."

Detektif Ichsan 4 : The Dimension Portal.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang