25. Must Happy?

321 20 0
                                    

Tak digubris oleh Tya, ia tak mengangkat telfon dari Arka.

"Gue tidur, gak usah nelfon gue lagi, mungkin lo niat baik sama gue tapi gak bisa selain Joe, pangeran gue." Lirih Tya berkata sendiri menarik nafasnya, berselimut dan memejamkan matanya.

•••

"Tya, maukah dirimu menjadi teman sehidup semati ku?"

"Hah? Are you sure? Do more once again."

"Will you marry me, Angelia Reyhan Tyariananda?"

"Yes, I will!"

"I love you!"

"Love you too!"

"Btw, bagaimana kita pergi berlibur? Disini lelah selalu dihantui rindu olehmu.."

"Me? I always miss you more than."

"You make me crazier honey!"

"Oh uhm? Akhh!! Jangan membawa gue kaya gitu!"

"Siapa yang marah? Katakan dia akan mendapat ciuman dari gue!"

"Gue gak marah! Gue kesel lo bikin gue rindu mulu!"

"Shut up honey! Let's play our holiday!"

"Hug me please, i miss your body, your smile, huh... Don't go anywhere."

"Sure for my princess."

•••

Tokkk.. Tookkk... Tokk....

Tya? Tya? Bangun...

"Arghhhhh!!!"

Ia membuka pintu dan ternyata Resha.

"Tya, kamu sendiri dulu dirumah ya, Mama sama Papa lagi ada kerjaan. Oh ya, Mama udah siapin kamu makanan nanti dimakan ya biar cepet sembuh. Love you Tya!" Resha mengecup kening Tya, dan pergi meninggalkan Tya bergitu saja.

Tya masih berdiri di pintu penuh tanda tanya. "Gue pasti anak pungut gak diperhatiin banget, sekalinya perhatian protektive banget."

Ia kembali terjun ke kasurnya melihat kerang berisi nama Joelek, pangerannya. "Andai lo tau, gue baru ngerasain namanya rindu ke elo!"

"Dan apa maksud mimpi tadi? Seperti ku kenal suaranya tapi wajahnya tak bisa kulihat. Dia melamarku? Aku begitu senang? Mungkin benar itu Joe, atau dia segera menghubungiku? Atau dia akan pulang?! Akh.. Senangnya aku bisa kembali padamu Joe!" Ucap Tya sendiri seperti tak sadar, ia tak sabar menunggu hari yang akan sesungguhnya ia akan dilamar. Dengan siapa?

Arka is calling . . .

"Kenapa sih dia nelfon terus dan pagi gini lagi bikin gue enek ngangkat!" Gerutu Tya menekan tombol gagang hijau.

"Ya? Kenapa?"

"Pagi."

"Lo cuma ngucapin pagi doang?"

"Lo gak bales?"

"Ya, pagi."

"Lo udah mendingan?"

"Ya lumayan."

"Lo kenapa bisa pingsan?"

"Kata dokter gimana emangnya?"

"Gue nanya ke elo bukan ke dokter."

"Lo gak percaya sama omongan dokter?"

"Gue gak percaya, gue percaya sama elo."

Biar Ku MerindukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang