43. Wishes

52 1 2
                                    

Maaf, aku terlalu khawatir denganmu!

"Ehm, hai?" *ralat*

"Apa kabar?" *ralat*

"Sudah makan?" *ralat*

"Disini subuh, udaranya yang dingin, tapi bukan itu masalahnya hanya saja aku rindu."

Kursor di layar hpnya terus berhenti disana, ia tak tau apa yang harus dikatakannya lagi, ditemani dengan perasaan yang bimbang.

"Rasanya gue gak perlu ngirim pesan ke dia."

Tya menghapus pesannya yang tadi ia ketik, dan kembali memasukkan hpnya ke dalam saku. Ia berjalan kembali yang tadinya berhenti sejenak memainkan hpnya.

Bandara masih gelap, lampu-lampu kecil yang meneranginya. Selama ia berjalan udara dingin yang menyelimutinya. Musim semi akan hadir menemaninya di Jerman.

Dengan perlahan ia menggeret kopernya, langkahnya santai dan derap langkah kakinya terdengar oleh telinganya, tak banyak orang di bandara karena masih subuh.

Berlin, Jerman
04.55 A.M

Dirinya masih berjalan, dan merogoh hpnya dilihatnya tak ada pesan yang masuk dari Joe.

To : Mama❤
Tya udah nyampe di bandara ma

Setelah menekan tombol send, ia memasukkan kembali hpnya. Tya melihat tali sepatunya terlepas, ia menurunkan badannya, jari-jarinya sedang mengikat tali sepatunya yang terlepas dan ia rasakan ada orang yang lewat di belakangnya.

"Tenang, ini bandara, banyak orang yang berlalu lalang disini."

Ucap Tya di batinnya, setelah selesai mengikat tali sepatunya ia kembali berdiri dan naas . . .

Seseorang memegang bahunya, Tya mulai terdiam dan belum menoleh dan ia menarik napasnya dalam-dalam lalu dihembuskannya.

"Yahh?"

Tya menoleh ke arah belakang dilihatnya seorang laki-laki berperawakan besar. Tanpa jawaban darinya, tangan yang tadinya di bahu Tya berubah posisi menjadi mendekap mulut Tya. Tya panik, ia terus berusaha melepas dekapan itu, semakin Tya panik ia terus tak berdaya karena kehabisan oksigen.

Diangkatlah tubuh Tya, muncullah 2 orang laki-laki yang membawa koper yang di bawa Tya tadi. Lama Tya tak siuman, hingga mentari sedikit menyinari kulit putihnya, perlahan dibuka kedua kelopak matanya. Dilihat sekelilingnya namun berbeda, ia di Jerman dan ia sangat ingat berada di bandara.

"Hp! Hp! Hp gue!!"

Panik Tya tak mendapati hpnya di saku jaketnya, langsung ia bangun dari tidurnya dan mencari hpnya. Tetap saja tidak ada, ia bahkan tidak tahu dimana sekarang berada. Tya mulai memukul-mukul pintu kamarnya dan terus berteriak.

"Hilf mir!" (Tolong aku!)

Tya terus saja berteriak dan terus sekuat tenaganya, ia melihat ke arah jendela besar ditutupi gorden dan ia saat ini berada di lantai 3!

"Astaga! Gue gak tau ini dimana! Memang bangsat yang nyulik gue nih!" Gerutunya, ia mulai berpikir bagaimana caranya untuk kabur dari tempat yang tak ia kenal.

"Ini lantai 3, masih bisa gue loncat dari sini, tapi.. Ahh bodo amat gue pokoknya harus pergi!" Ucapnya, Tya sudah mengambil ancang-ancang untuk loncat dari lantai 3. Ia masih memiliki perasaan ragu, tangannya masih memegang daun jendela.

"Kalau gue mati?" Pikirnya lagi, ia duduk di jendela dan terus berpikir secara keras.

"Gue mati ya mati, intinya gue harus keluar dari tempat ini!" Ucapnya, ia membalikkan badannya menghadap ke jendela dan hitungan ketiga ia akan loncat.

1
.
.
.
2
.
.
.

"Hey! What are you doing!"

Terdengar suara dari pintu kamarnya, Tya tak jadi meloncat ia menurunkan kakinya dan terdiam melihat laki-laki berpakaian serba hitam mendekatinya.

Dan dilihatnya juga membawa pistol di sisi kanan kiri gespernya. Tya menelan ludahnya, bukan hanya panik tapi ia ketakutan.

"Tau gini mending gue loncat aja gak usah di ralat." Kesalnya dalam hati.

"Who are you?" Tanya Tya dengan ketusnya.

"You don't need to know who I am."

"Who are you!!" Ucap Tya dengan kesalnya. Dan laki-laki itu terus mendekati Tya dan semakin dekat, Tya pun memundurkan langkahnya dan mepet dengan tembok di belakangnya.

"You're so beautifull girl, I love it, but you're so stubborn." Ucapnya sambil mengelus pipinya.

"Don't touch me!"

"Ouh, forbid me?!"

Tya mendorongnya hingga terjatuh. "You are a jerk!"

Dengan cepat ia kembali ke jendela dan tak ada pilihan lain, ia terus loncat dari jendela meninggalkan laki-laki itu.

"Hallo, der Zielchef ist entkommen" (Halo, bos target lolos)

Laki-laki itu melaporkan pada atasannya, dan si atasan pun menyuruh anak buah lainnya untuk menutup semua gerbang yang ada di areal mansionnya.

"Long time not to see." Ucap liciknya menatap wallpaper hpnya seseorang yang ia cintai.

Di lain sisi, Tya masih merasakan remuk tubuhnya. Ia memaksakan diri untuk berdiri dan mencari jalan keluar di tempat yang luas ini. Sangat asing tempat yang ia lihat saat ini, tempatnya sangat luas dan bersih.

"Hp gue ilang, gimana cara gue minta tolong." Gerutunya. Ia berjalan secara perlahan, dimulai dari mengintip dan bersembunyi di pohon besar. Dilihatnya ada gerbang besar disebrang sana, ia perlahan berdiri tapi ia kembali di posisi semula karena dilihatnya banyak penjaga disana.

"Salah gue apa coba! Kenapa gue di culik!" Kesalnya, ia melihat 7-10 orang di depan gerbang sama dengan orang yang ia lihat di kamar tadi.

Tya berbalik arah untuk mencari jalan lain, ia berjalan dengan perlahan dan kembali bersembunyi. Sangat susah untuk melarikan diri, setiap ia melihat gerbang disana selalu ada penjaganya.



HAI SEMUA AKU COMEBACK HIHIHI INI CERITA AKU DRAF DARI 2018 CUMA GAK DIPUBLIKASIIN 😢😢😢 MAKASI BANYAK UNTUK KALIAN YANG SUDAH MEMBACA DAN VOTE CERITA INI, MENURUT KALIAN AKU HARUS LANJUT ATAU ENGGA NIH?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Biar Ku MerindukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang