28. Good Bye

347 21 3
                                    

Tya meratapi kalung pemberian Joe, mengelus liontinnya menatap kearah jendela dengan kosong. Duduk di kursi roda sendirian, wajah yang pucat tak memiliki tujuan.

"Tya.. Selamat pagi.." Ucap Arka membuka pintu membawa bunga segar untuk Tya. Ia mendekati Tya kearah jendela.

"Pagi juga Arka..." Sambut hangat Tya menoleh Arka.

"Hmm... Wanginya enak, gue suka...." Lanjut Tya sambil mencium bunga pemberian Arka. Ia tersenyum menatap Tya.

"Cepet sembuh gih, gue pengen lo terlihat lebih fresh bukannya lesu gini.." Ujar Arka menaruh dagunya di pundak Tya.

"Gue juga pengen sembuh, tapi gue merasa sedih mulu.." Sahut Tya masih menatap pemandangan diluar sana.

"Tya, gue ke sekolah dulu ya.. Lo baik-baik disini, cepet sembuh sayang." Ujar Arka mencium kening Tya dan keluar dari ruangan.

Dua minggu berada di rumah sakit karena depresi yang mendalam, terus-terusan memikirkan Joe semenjak kejadian itu dan selama itu juga tak ada kabar dari Joe yang biasanya memberi kabar setiap hari sabtu, tapi semua itu nihil.

"Arka yang selalu nemenin gue, seharusnya gue milih Arka bukan Joe, kenapa Joe harus hadir di hidup gue? Dan kalau gue tau endingnya gini, gue bakal terus jutekin Joe, tapi kenapa gue bego banget nerima Joe sampai luluh bersamanya. Hari ini juga lo harus serius dengan Arka, lo harus sembuh gue buktiin itu." Ucapnya sendiri memegang bunga dari Arka. Ia menggerakkan kursi rodanya dan berusaha untuk keluar dari ruangan tapi belum menggapai gagang pintu, pintunya sudah terbuka duluan.

Tya yang menunduk melihat sepatu Akmil, tangannya menenteng tas pesiar, memakai pakaian pesiar akmil, dan badan tegap Joe.

"Joe?" Kaget Tya melihat ke atas. Tak percaya dengan ini, ia berusaha melupakannya tapi kenapa ia malah kembali lagi dihadapannya.

"Selamat pagi Tya." Singkat Joe terseyum. Tya terharu menjatuhkan air matanya. Joe memegang lengan Tya, menatap Tya dengan perasaan.

Tya terus menangis. "Buat apa lo kesini lagi?! Lo jahat!" Lirih Tya memukul dada Joe, Ia hanya bisa tegar menerima semua ini.

Joe memberi Tya bunga, hanya 4 tangkai bunga mawar merah yang sangat segar. Tya menolak pemberian dari Joe dan mengacuhkannya, Joe menaruh bunga miliknya disamping bunga milik Arka.

"Gue disini ngasi tau, lo cepet sembuh, gue disini balik jengukin elo. Gue gak niat buat bikin masalah dan gak mau misahin lo sama Arka, gue disini minta maaf buat lo sakit. Gue bawa bunga mawar cuma 4 tangkai, itu melambangkan bakal selama 4 tahun gue pendidikan dan mungkin....." Joe memotong ucapannya berada di belakang Tya.

"Mungkin......." Sahut Tya bingung. Joe berdiri di depan Tya dan jongkok memegang tangan Tya.

"Selama itu gue bakal tetep sayang sama elo.." Sambung Joe. Tya terdiam mendengar ucapan Joe tak bisa lagi menahan tangisnya. Ia berubah menjadi sangat cengeng.

"Sayang? Ini arti sayang? Iya? Selama ini gue rindu sama elo! Kenapa lo gini sama gue?!" Isak tangis Tya terus berlarut dalam emosinya. Joe tetap berusaha tenang menanggapinya.

"Tya, lo perlu menyegarkan pikiran, ayo keluar dulu.." Ajak Joe berdiri dan mendorong kursi roda Tya. Tak ada kata yang perlu diucapkan lagi dan sampai di taman rumah sakit.

"Lo bisa pergi dari sini, lo bisa cari gadis lain gue mohon lo pergi dari kehidupan gue..." Lirih Tya tak menoleh sedikitpun wajah Joe.

"Gue akan pergi dari kehidupan lo, ada satu hal yang perlu lo tau sebelum gue pergi." Sahut Joe dari belakang Tya.

Biar Ku MerindukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang