Langit masih terang, berwarna biru terang dengan awan putih yang menemaninya, tidak dengan Joe yang akan kembali ke pendidikan di Magelang, Joe sudah diantarkan oleh Bastian menuju Asrama karena perjalanan cukup jauh menempuh waktu sekitar 8 jam, perjalanan jauh ini alasan Joe jarang pulang saat pesiar.
Tya bagaimana hari mu? Aku akan kembali ke asrama hari ini.
Joe masih memegang hpnya karena belum memasuki kawasan asrama, ia masih punya kesempatan untuk menghubungi Tya. Bastian mengambil cuti untuk mengantarkan Joe ke asrama, tak ada kemacetan Bastian mengemudi mobilnya dengan kecepatan rata-rata.
"Kenapa kamu? Cemas sekali wajahmu." Kata Bastian melihat Joe menatap hpnya resah.
"Tya, dia berangkat ke Jerman--" Belum selesai berbicara malah Bastian langsung menyambungnya. "Ah! Jerman ya! Negara jauh tuh! Dia liburan? Kasian adikku ini tak diajak!"
Joe menghela napasnya secara kasar menatap Bastian yang menyetir. "Suka sekali abang ni motong pembicaraan... Belum selesai aku bicara..."
"Yaya... Jelaskan sudah jangan buat aku mengantuk.."
"Tya berangkat tadi pagi dia gak bilang kalau mau ke Jerman, saat aku ke rumahnya udah sepi untung ada Rivan--" Lagi ucapannya dipotong oleh Bastian.
"Rivan siapa? Selingkuhannya Tya ya?! Kurang ajar!" Kesal Bastian memukul stir mobilnya.
"Abang! Belum selesai aku cerita!"
"Lanjutkan lah!"
Joe benar-benar diuji kesabarannya kali ini, setiap berbicara selalu dipotong oleh Bastian. "Rivan itu Kakaknya Tya dia juga kuliah di Jerman tapi dia udah lulus dan kerja di Indonesia."
Bastian sudah membuka mulutnya, Joe menatap Bastian kesal dan ia melihat Joe yang sudah mulai memanas lalu Bastian pura-pura menguap. "Uaaaaheeemmm.... Ngantuk benar aku!"
Joe kembali melanjutkan ceritanya. "Tya kemarin ku ajak kencan ke pantai, udah sangat romantis padahal lalu si Eris datang meluk aku."
Bastian reflek mendengar kata Eris. "Eris? Yang namanya Eris siapa ya isi Lov Lov itu!"
Joe mengangguk. "Eriska Loviane.."
"Dia juga pernah deketin Abang! Tapi abang tolak dia suka sekali deketin Taruna baru!" Seru Bastian sesekali melihat Joe.
"Aku tak ada urusan sama Eris itu, aku cintanya sama Tya bukan Eris." Sahut Joe.
"Kalau cinta berarti kencanmu kemarin sudah jadian sama Tya?! Wah selamat lah adik abang!"
Joe menatap tajam Bastian. "Abang.. Sudah kubilang Eris perusak acara kencan! Tapi untung sebelumnya dia sudah menerima menjadi teman."
Bastian kaget dan menatap balik Joe berkata menerima menjadi teman. "Apa maksud kamu?! Teman? Bukannya kalian sudah berteman?! Bodohnya kamu Joe!"
"Aku mencintaimu sungguh, aku tak tau alasannya, terimalah aku. Cintai aku seperti aku mencintaimu sampai kapanpun kau tetaplah cintaku, aku mencintaimu, Tya. Jadilah temanku, teman setiaku, teman sehidupku, dan teman sematiku.." Kata Joe sambil memperagakan pada Bastian yang sedang menyetir, Bastian sedang menyetir mengernyitkan dahinya, aneh.
"Aku abangmu! Bukan Tya! Dasar Homo!" Kesal Bastian kembali fokus menyetir.
"Kemarin seperti itu aku pada Tya dan dia bilang 'Aku mencintaimu juga, Joe.'" Bangga Joe menaikkan satu alisnya pada Bastian. Perjalanan masih jauh, tapi Joe masih saja melihat hpnya yang masih sepi tanpa notifikasi dari Tya.
•••
Langit Indonesia berbeda dengan langit Jerman saat ini, 12 jam berada di udara dan kini sudah landing di Berlin International Airport Tegel, Jerman. Waktunya beda 5 jam, jadi waktunya di Jerman adalah jam 4 sore. Tya menggeret kedua kopernya, pakaiannya kasual karena masih musim panas di Jerman. Tya menggunakan kacamata hitam andalannya dan bedanya ia kini sendiri di Jerman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biar Ku Merindukanmu
RomansaMelalui cara Joe. Tya mulai sadar, jutek itu boleh namun jika berlebihan tidak baik. Tya menyesali perjuangan Joe selama ini, yang dipikirannya Joe hanya laki-laki modus yang ingin mencari perhatiannya. Tya merasa selama ini sudah sangat jutek pada...