Takdir memang memisahkan ragaku, namun hatiku masih setia bersamamu. Namun, jika hati berkata lain. Apa boleh buat? Jika hatimu lebih memilih dia, lalu hatiku ini untuk siapa?
-Joe Satya Abditama
Tangannya mencari-cari keberadaan seseorang yang kemarin diajak tidur bersamanya, meski udara pagi sudah membangunkan bulu kuduknya tetap sama matanya sangat berat untuk dibuka. Dia mulai panik, orang yang dicarinya tidak ada di sampingnya.
"Nadine, jangan kemana-mana ya. Kalo mau jalan-jalan sama Tante Tya aja.."
Nadine mengangguk di depan pintu rumah, Gia mengelus puncak kepalanya. "Nadine gak nakal, Nadine nurut sama Tante.."
"Satu lagi Nadine, Tante Tya itu males bangun pagi.." Bisik Rivan di telinga Nadine.
"Yaudah, Tante sama Om berangkat dulu ya.. Da da Nadine!!" Gia mencium pipi Nadine dan dibarengi oleh Rivan lalu melambaikan tangannya. Nadine dengan semangatnya membalas lambaian tangannya.
Mobil Rivan sudah meninggalkan halaman rumahnya, kini Nadine sendiri di rumah yang besar itu bersama Tya yang belum terbangun.
"Pagi Tante Tya..."
Tya menoleh dengan terkejut, rambutnya sangat berantakan. "Oh! Pagi juga Nadine..."
"Tante Gia sama Om Rivan udah berangkat." Ucapnya, ia mengikuti langkah Tya menuju dapur. Tya mengangguk-angguk sembari meminum air putih. "Nadine mau makan apa?"
"Nadine mau telor mata sapi aja!" Sahut Nadine dan langsung duduk di kursi. Tya langsung menyiapkan teflon dan menuangkan sedikit margarin dan menceplokkan telur diatasnya.
"Eemm.... Baunya enak Tante..."
Tya tersenyum sambil menggoreng telur, telurnya sudah jadi. Ia menaruhnya di piring lalu diberikan kepada Nadine yang sudah memegang sendok.
"Taraaa!!! Telur mata sapi ala Tante Tya!!" Gaya Tya menunjukkan piring seperti chef di tv.
"Tante gak makan juga?" Tanya Nadine sambil asik mengunyahnya, Tya menggeleng. "Tante gak laper.."
"Tapi Nadine kok laper ya?"
"Karena perut Nadine belum diisi makanan.."
"Terus? Perut Tante udah diisi makanan?"
"Udah diisi air aja, gak laper jadinya.."
Nadine mengangguk, melanjutkan makan telurnya. Tya senang melihat Nadine dengan lahapnya memakan telur buatannya, tak ada ruginya ia belajar masak.
"Selesai makan Nadine mandi ya.." Ucap Tya, Nadine mengangguk. Tya melenggang pergi menuju halaman belakang yang sedikit kotor. Disana ia menyapu sampah dedaunan yang kering, karena lama tak ada yang membersihkannya.
•••
"Tante! Nadine udah selesai nih! Ayo cepet jalan-jalan!"
"Iya Nadine, tunggu ya!!"
Tya keluar dengan cepatnya, ia langsung mengajak Nadine yang sudah bosan menunggunya. Ia sudah memesan taksi online, dan taksinya sudah di depan rumahnya mereka langsung masuk ke dalam taksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biar Ku Merindukanmu
RomanceMelalui cara Joe. Tya mulai sadar, jutek itu boleh namun jika berlebihan tidak baik. Tya menyesali perjuangan Joe selama ini, yang dipikirannya Joe hanya laki-laki modus yang ingin mencari perhatiannya. Tya merasa selama ini sudah sangat jutek pada...