32. Day With Joe

439 21 6
                                    

"Gue mimpi? Gue mimpi?! Denger kalimat itu lagi dengan orang yang berbeda?! Mimpi Joe mimpi!"

"Joe?"

"Joe?"

"Joe?"

Masih melamun di pikirannya, bagaimana bisa ia mendengar kalimat yang sama dengan orang yang berbeda, ampai akhirnya Tya geram mencubit tangan Joe.

"Akh!" Joe kesakitan mengelus tangannya yang dicubit.

"Lo denger gak Papa ngomong?!" Bisik Tya di telinga Joe membuyarkan semua lamunannya. Joe mengambil tehnya, tak menjawab bisikan Tya. Sedikit meminum tehnya lega rasanya, Yoshep dan Resha kebingungan kepada Tya dan Joe.

"Bagaimana? Kapan akan melakukan pertunangannya, Joe?"

Plak!

"Lo mimpi kedua kali Joe! Mimpi indah? Sumpah Joe ini mimpi doang! Bangun!" Batinnya.

"Papa..." Ucap Tya sedikit kesal.

"Papa sudah ngerestuin kalian. Jadi tinggal mengikat status saja, gimana Joe?" Yoshep kembali bertanya pada Joe yang mematung mendengar ucapan Yoshep.

"Papa... Tya gak mau tunangan dulu Pa... Tya mau temenan dulu Pa.." Cegat Tya memasang muka kesal, dan sama saja Joe masih terdiam.

"Joe apa kamu baik-baik saja?" Tanya Resha memerhatikan Joe sedari tadi, ia langsung mengangguk dan tersenyum.

"Om, menurut Joe tunangannya setelah Joe lulus pendidikan aja Om, Joe senang Om sudah ngerestuin sama Tya tapi gak ada salahnya kan temenan dulu Om?" Serangkaian kata akhirnya keluar dari mulut Joe setelah ia pikirkan dari tadi.

Yoshep terlihat memikirkan hal itu dan meminum tehnya kembali. "Pemikiranmu bagus juga Joe, Om suka pemikiranmu."

Joe mengumbar senyum dan bernapas lega mendengar jawaban dari Yoshep. Kembali menikmati minum teh bersama, sederet pertanyaan dilayangkan pada Joe.

"Joe, kamu besok ada acara kemana?" Kata Yoshep memandangi Joe, ia langsung menghentikan meminum tehnya.

"Tidak ada Om." Lantang suara Joe.

"Oo.. Kalau begitu temani Tya ke acara pernikahannya Arka."

Joe kaget, setahunya Arka dan Tya bertunangan dan kenapa Arka menikah? Tapi kenapa ia diberi restu?

"Ahm... Om... Serius?"

Yoshep mengulas senyumnya, mulai menjelaskan semuanya dari awal.

"Dan satu lagi Joe, Tya sangat menyukai Joe." Tambah Yoshep tertawa, Tya sudah panas dingin mendengar kalimat terakhir Yoshep.

"Papa! Papa gitu jahat banget!" Kesal Tya pipinya memerah kepanasan. Joe menahan tawanya, ia tetap menjaga kewibaannya.

"Baiklah Om besok Joe sama Tya ke pernikahannya Arka, dan besok Joe jemput Tya." Sahutnya, Yoshep mengangguk. Joe melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 10 malam, sudah dua jam ia berada di rumahnya Tya.

"Joe pamit pulang dulu ya Om Tante."

Mereka bersamaan mengantarkan Joe, sebelum Joe pulang ia berbisik pada Tya.

Biar Ku MerindukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang