"Bagaimana bisa?!!! Koma?! Akhh!! Dokter bohong!! Gak mungkin Joe koma!! Dia laki-laki yang kuat!! Dia gak koma! Dokter bantuin saya untuk membangunkan Joe!! Dokter! Dokter!"
Tya semakin tak percaya dengan Joe, ia mendengar dengan jelas bahwa orang yang dicintainya koma. Menangis adalah caranya, sudah terduduk di depan pintu ruang operasi. Ranjang Joe dipindahkan, dibawa masuk ke dalam lift dan kembali di ruang ICU. Tya masih shock dengan kata dokter, ia masih berteriak dan menangis di lantai layaknya seperti orang gila, penampilannya sudah lusuh rambutnya berantakan ia frustasi.
"Tya, kita pulang yuk kamu mandi dulu, makan biar gak sakit.." Ajak Resha, Tya tak menjawabnya ia terus menangis.
"Kalau kamu sakit, Joe bakal sedih nanti, kita pulang yuk." Lanjut Resha mengelus-elus rambut Tya, sebenarnya semua orang shock mendengar kata dokter bahwa Joe koma.
Sonia sebagai Ibunya Joe ia tetap bertahan agar tidak terlihat sedih, tapi Tya yang lebih merasa kehilangan ia kehilangan lebih dari 3 tahun.
Gia, calon kakak iparnya datang dengan sedikit berlari menggunakan jas putih khas dokternya, Gia mendekati Tya ikut mensejajarkan tubuhnya.
"Tya, percaya gak Joe itu masih ada disini, dia tidak akan pergi dari kita semua. Kamu gak mau kan liat Joe semakin lama tidurnya? Kita liat Joe bentar yuk.." Ucap Gia penuh kelembutan, Tya menepis tangan Gia yang memegang bahunya. Resha sedikit kaget, padahal Tya sangat menyukai Gia tapi kali ini berbeda.
"Tante, gapapa kok, Tya sedikit frustasi." Senyum Gia pada Resha yang akan mengambil tindakan, Gia perlahan mendekati Tya merapikan rambutnya yang berantakan.
"Joe sangat mencintaimu, tidak mungkin 'kan dia akan meninggalkanmu?" Gia mengelus perlahan rambutnya, Tya masih meneteskan air matanya sedikit sesenggukan. "Ayo kita liat Joe, dia pasti nungguin kamu."
Tya sulit berdiri karena saking lemasnya, ia di bantu oleh Gia dan Resha untuk berdiri, berjalan sambil dipapahnya menuju ruang ICU.
"Joe gak sabar banget liat Tya, dia udah lama nungguin kamu, percayalah Joe sangat mencintaimu lebih dari yang kamu tahu dan itu alasannya masih bertahan hidup." Kata Gia tersenyum pada Tya, mereka masuk ke ruang ICU melihat Joe tidak menggunakan baju karena banyak alat yang harus menempel di tubuhnya.
Joe masih bernapas menggunakan masker, matanya sangat tertutup rapat, uap napasnya sangat terlihat di maskernya. Tya di dudukan di tempat yang semula, ia menarik napasnya tak sanggup melihat Joe tertidur. Gia berbisik pada Tya, tak tahan lagi air matanya kembali keluar membasahi pipinya.
"Joe baik-baik saja, dia sangat mencintaimu dan dia setia menunggumu. Joe akan terbangun dari tidurnya karena kekuatan cinta kalian berdua, percayalah semua akan terjadi."
Tya menyentuh, mengelus jemari Joe yang dingin pucat, punggung tangannya di pasang selang makanan, dan di telunjuknya di pasang penjepit seperti penjepit jemuran, Tya tak tahu apa fungsinya tapi yang jelas ia menginginkan Joe bangun dan melihatnya bahwa dirinya sudah bersama Joe.
Gia keluar bersama Resha dan duduk di bangku lorong dekat dengan ruang ICU. Disana sudah ada keluarga Joe dan Tya bersama Gia. Ia mulai menjelaskan tentang keadaan Tya saat ini.
"Tya sangat shock ketika dokter memberitahu bahwa Joe koma, hatinya seperti di cambuk dan sangat terpukul. Kita harus sering-sering mengajaknya berbicara, jika tidak penyakit depresinya akan muncul kembali. Buatlah Tya tidak berpikiran aneh-aneh, jangan memaksanya itu membuat dirinya semakin terpukul. Tak ada cara yang membuatnya kembali sekarang kita berdoa untuk kebaikan semua, dengan bangunnya Joe dari koma semuanya akan kembali baik-baik saja." Gia menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biar Ku Merindukanmu
RomanceMelalui cara Joe. Tya mulai sadar, jutek itu boleh namun jika berlebihan tidak baik. Tya menyesali perjuangan Joe selama ini, yang dipikirannya Joe hanya laki-laki modus yang ingin mencari perhatiannya. Tya merasa selama ini sudah sangat jutek pada...