Ku kira mencintaimu itu sangatlah mudah, namun setelah kurasakan dirimu sangatlah berbeda. Ketika ku ingin melupakanmu, tapi kenapa kamu datang di setiap waktu saat ku merindukanmu? Apa ini sebuah hukuman untukku semenjak aku meninggalkanmu?
- Angelia Reyhan Tyariananda
Dengan spontan Tya berbalik badan melihat seseorang yang dengan terengah-engah memanggil namanya. Bastian yang berada di belakang ikut melihat Rivan berada didekatnya, namun ia lebih memilih membungkam."Tya!"
Teriak Rivan dengan napasnya yang tak beraturan, langkahnya mendekati Tya yang berdiri di depan bersama Nadine.
"Tya!! Kamu!!!" Lanjutnya, kini ia sudah berhadapan dengan adiknya sendiri. Tya melihat Rivan dengan oenuh tanda tanya. "A...da apa?"
"Joe! Huh...huhhh... Joee!!"
"Kenapa Joe Kak? Kenapa?!"
Tya mulai bingung dengan Rivan langsung memegang tangannya dengan penuh pertanyaan. "Joe kenapa?"
"Joe... Dia..."
"Apa Kak?! Apa?!"
Rivan tak menjawabnya dengan sedikit menunduk, Bastian langsung cepat mendekati ke arah depan.
"Kenapa dengan Joe?" Tanya Bastian melihat kearah Rivan lalu ke Tya, Nadine disana terlihat bingung yang memegang jari Tya.
"Joe..."
"Kenapa Joe Kak?! Kenapa!!!"
"Kita ke rumah sakit sekarang." Ajak Bastian langsung mengambil Nadine dan menggendongnya.
Bastian sudah berlari sambil menggendong Nadine, sedangkan Rivan dan Tya masih berada di posisinya.
"Kak, Joe kenapa?!"
"Kita ke rumah sakit!" Rivan langsung menarik tangan Tya dengan spontan dirinya ditarik oleh Rivan.
Mereka berlarian di trotoar melihat kanan kiri untuk memotong jalan di jalanan yang ramai, Rivan masih menggandeng tangan Tya sedangkan Bastian sudah berlari kembali yang akan masuk ke area rumah sakit.
"Kak! Tolong jawab kenapa Joe?!"
Tya menghempaskan tangannya, mereka sudah di trotoar dekat rumah sakit, napas mereka masih naik turun keringatnya banyak yang bercucuran.
"Lebih baik kita ke rumah sakit sekarang!"
"Apa susahnya Kakak kasi tau?!"
"Joe sudah di kamar mayat, dan akan di kremasi!"
Tya terdiam dengan detak jantungnya yang terus berdetak dengan kencang, apalagi dengan telinganya yang semakin memanas.
"Lebih baik kita ke rumah sakit!"
Tya menolak ajakan Rivan, ia terdiam berdiri dengan kokohnya. "Untuk apa? Tuhan tidak memberiku kesempatan untuk bersamanya lagi, dia tidak akan pernah membangunkan Joe, dan aku tidak ingin hadir di acara terakhirnya."
"Tya... Dengerin Kakak, Joe sudah meninggal seharusnya kamu menghormati Joe.." Rivan mendekatkan diri pada Tya, pikirannya sudah mulai berhenti bahkan napasnya hampir tidak terasa. "Untuk apa? Dia sudah tidak ada, aku sudah berdoa tapi Tuhan lebih membiarkan Joe pergi dari kehidupanku.."
"Joe sudah pernah bilang, dia kan selalu mencintaimu dia selalu ada di hatimu, jangan pernah kamu menyesali semua, apapun yang terjadi kamu harus menanggung resikonya.."
"Aku, mencintai disaat waktu yang tidak tepat. Aku memang salah dan aku tidak pantas untuk dicintai lagi." Tya mulai terduduk di trotoar dengan raut wajah yang sedihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biar Ku Merindukanmu
RomanceMelalui cara Joe. Tya mulai sadar, jutek itu boleh namun jika berlebihan tidak baik. Tya menyesali perjuangan Joe selama ini, yang dipikirannya Joe hanya laki-laki modus yang ingin mencari perhatiannya. Tya merasa selama ini sudah sangat jutek pada...