31. Ungkapan Rasa

361 20 0
                                    

Tya bersama Resha dan Yoshep sudah berada di dalam pesawat sedang menuju Jerman untuk menghadiri wisuda Rivan, ia menatap wallpaper hpnya yang sudah diganti dengan foto Joe bersama dirinya menatapnya dengan senyum yang berarti. Hari semakin malam, penumpang pesawat mulai mematikan lampunya, terkecuali Tya yang masih teringat kenangannya dengan Joe, ia mulai menguap mematikan lampunya dan langsung tertidur pulas.

Lama tertidur dengan nyaman, suara terdengar karena akan landing di Mannheim Airport. Membuka matanya perlahan meregangkan ototnya melihat layar hpnya pukul 07.25 P.M. Tya mempersiapkan dirinya bersama Yoshep dan Resha, dan pendaratan di Mannheim Airport berjalan dengan lancar. Mereka turun sambil membawa kopernya, menghirup udara di Jerman yang segar. Bulan Juni adalah musim panas, dan Rivan pun yang sudah menunggu di Mannheim Airport langsung menuju keluarganya.

"Mama Papa!" Sapa Rivan melambaikan tangan dan berlari kearahnya.

Rivan memeluknya dengan kehangatan. "Wah.. Kamu bawa siapa nih.." Ucap Resha melihat perempuan bersama Rivan.

"Ini Ma Pa, kenalin namanya Diagianira Callisa Heriandi, dia yang selalu nemenin Rivan di Jerman." Sahutnya tersenyum memperkenalkan perempuan itu dan bersalaman dengan Yoshep dan Resha, tapi Tya melihat dengan aneh.

"Namanya panjang ya.. Anaknya cantik, putih lagi.." Sambung Yoshep bersalaman dengan perempuan itu.

"Panggil aja Gia Om Tante.." Senyum Gia, dan Tya langsung melepas kacamata hitamnya membuka matanya lebar-lebar.

"Gia?! Kak Gia?! Pacarnya Kak Rivan??!! Wuhooo!!" Heboh Tya memeluk Gia, terlihat bingung tapi Gia tak sungkan sambil tersenyum membalas pelukan Tya.

"Hehe.. Iya, Kakak pacarnya Kak Rivan, nama kamu siapa ya?" Sahut Gia, Tya melepaskan pelukannya dan sangat girang.

"Kenalin Kak, Angelia Reyhan Tyariananda, Adiknya dari Andrivan Lucio Reyhan yang nyebelin itu kalo dirumah." Ucapnya antusias bersalaman, Gia mengangguk mengerti.

"Tapi kalo ditinggal malah nangis.." Lanjut Rivan melirik Gia, Tya kesal mendengus kesal pada Rivan. Mereka semua tertawa dan menuju apartemen Rivan. Tya tak hentinya bertanya pada Gia, ia tak sabar memiliki kakak ipar yang sangat cantik pilihan Rivan.

"Kak Gia? Kak Gia kok bisa sama Kak Rivan sih? Ceritain dong." Kepo Tya pada Gia, ia tertawa mendengar pertanyaan dari Tya.

"Kamu anak kecil gak boleh tau." Sahut Rivan sambil menyetir. Tya langsung menjawabnya dengan sinis. "Tya udah 17 tahun!!"

"Sudah, sudah, Kakak ceritain deh... Kakak tinggal disini dari lama dan kuliah di Ludwig Maximilian University Of Munich bidang Psychology, Orang tua kakak di Indonesia jadi Kakak udah biasa hidup mandiri disini. Kakak ketemu sama Kak Rivan di Kehlsteinhaus, tempatnya di atas ketinggian ada bangunannya cuma satu dan--" Ucapan Gia terpotong karena disambar oleh Rivan.

"Kak Gia jatuh nginjek tali sepatunya sendiri dan Kakak bantuin sebagai pahlawan.." Sahut dengan sombong Rivan, Tya melirik ke arah Rivan dan Gia tertawa malu.

"Sejak itu kita kenal dan akhirnya Kak Rivan nyatain cintanya ditempat yang sama di lain waktu." Sambung Gia antusias. Mobil terhenti tiba-tiba semua kaget.

"Dan ayo kita turun sudah sampai!" Seru Rivan keluar dari mobil. Tya keluar dari mobil dan melihat kaget apartemen yang ditinggali Rivan selama ini.

"Masuk dulu, Gia buatin minum dulu ya.." Ucapnya dan pergi menuju dapur, Tya ikur dengan Gia melihat dapur yang terbuka luas berwarna putih dengan memperlihatkan pemandangan kota Mannheim yang menakjubkan.

" Ucapnya dan pergi menuju dapur, Tya ikur dengan Gia melihat dapur yang terbuka luas berwarna putih dengan memperlihatkan pemandangan kota Mannheim yang menakjubkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Biar Ku MerindukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang