Prolog

486 30 18
                                    

"Semangkuk Bakso"

◻⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜◻

Dengan hati-hati wanita itu membuka pintu kelas dengan wajah yang tak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Ia melonjak kaget hingga terjungkal ke belakang oleh kehadiran seseorang yang tak terduga.

"Hmm Taylor, harus berapa kali lagi ibu harus menghukummu agar jera? Ini sudah yang ke tiga belas kali kamu telat dalam satu bulan, Miss Taylor Alison Swift!!" orang yang merupakan guru tersebut menghentikan sesi mengajar untuk memperingatkan muridnya yang satu ini.

"Eh... Hehehe maaf bu, saya tadi telat bangun jadi hmm telat" ia tersenyum lebar. "Dan ini sudah ke tiga belas kali kamu beralasan telat bangun. Berikan ibu alasan yang menarik jika kau ingin melewatkan hukuman dari ibu" guru muda tersebut melipat tangannya di dada menunggu alasan menarik dari mulut Taylor.

Otak Taylor berputar mencari 1000 alasan yang 'menarik'. "Baiklah, tadi saya telat karena dikejar kerumunan Zombie dijalan sampe Ujung Kulon jadi telat deh"

Tawa gaduh dari seluruh murid di kelas tersebut terdengar menghambur. Taylor yang merasa ditertawakan langsung memasang tampang sangar yang mematikan. "Itu tak lucu Taylor, tapi menarik. Baiklah kau boleh duduk sekarang tapi sebagai hukuman karena membuat kelas gaduh, saat istirahat nanti kamu harus menemui ibu di ruang guru"

"Baik bu," dengan pasrah Taylor berjalan ke tempat duduknya yang berada paliiiing belakang. Teman-temannya masih menertawakan alasan Taylor tadi tapi Taylor terlihat tak acuh seperti sudah biasa ditertawakan. Dia menghela nafasnya dan duduk di bangku dengan tergesa.

"Hei kau bodoh, alasan kau itu tak masuk akal. Apa kau tak malu karena alesanmu itu? Bodohnya" ujar seseorang setengah berbisik. Taylor yang butuh ketenangan saat itu juga langsung membalas. "Tidak! Kau yang bodoh, sok sok nasehatin orang gitu!" ucap Taylor tanpa menatap lawan bicaranya.

"Hahaha, kau lucu ya. Ohh tidak, bukan lucu tapi ANEH" Ucap orang tersebut dilanjutkan dengan tawa yang menghambur.

"Diem! Nanti hukumanku ditambah lagi sama bu Tina!!" Taylor berusaha fokus ke pelajaran yang sedang di terangkan meski otaknya memikirkan beribu hal lain. "Bu Tina siapa?" tanyanya. Taylor menghela nafas panjang. "Dia guru yang lagi ngajar kita! Masa kau tak tahu"

Orang di sebelah Taylor terdiam sejenak. "Ohh jadi itu namanya bu Tina, makasih loh udah kasih tau" ucapnya berbisik di telinga Taylor. Dalam hati Taylor risih atas pertanyaan orang di sebelahnya karena selama ia sekolah ia tak pernah ditanya apapun oleh orang di sebelah bangkunya karena ia duduk sendiri.

Heh? Tunggu! Bukannya aku duduk sendiri? Orang di sebelahku? Dia siapa?Batin Taylor. Bodohnya ia baru sadar akan hal itu.

Dengan hati-hati Taylor menengok ke sebelahnya dan.. Boom! Ia kaget bukan kepalang. Benar saja ada orang asing disebelahnya yang sama sekali tak ia kenal. Tangannya bergetar karena takut, ia memilih tak menengok lagi karena ketakutannya mengalahkan rasa penasarannya.

"Hei kau ini kenapa?" tanya orang itu saat melihat perubahan pada sikap Taylor. Tanpa melirik, Taylor menggeleng dan kembali menunduk.

"Aku Joseph Matthew Alwyn, kau bisa memanggilku Joseph" Taylor terkejut saat melihat uluran tangan seseorang jelas terlihat dihadapannya. Tanpa pikir panjang, Taylor membalas uluran tangan tersebut. "Aku Taylor Aliso-"

detective TaylorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang