"Anggota Baru"
"Joe? Ahh untung kau masuk!" Taylor segera berlari ke arah Joe yang duduk diam di bangkunya.
Joe senyum ke arah Taylor meskipun palsu. Taylor bisa merasakannya.
"Aku ingin minta maaf soal kemarin, apa kau mau memaafkanku?" Taylor duduk di sebelah Joe dan menatap matanya erat-erat. Kini ia berani untuk menatap Joe.
"Kau tidak salah kok Lor, maafkan aku ya kemarin aku meninggalkan mu ditaman sendirian" Joe membalas tatapan Taylor dengan tulus.
Taylor diam, tak membalas sepatah katapun.
"Umm, aku menyesal telah melakukan itu. Aku jadi canggung bicara denganmu sekarang" Joe to the point, tanpa sedikitpun menoleh ke arah Taylor.
Taylor menarik nafasnya panjang, kalau ia boleh jujur, apa yang dilakukan Joe kemarin malah jadi acuan semangatnya. Namun ia memilih menutupi perasaan tersebut agar tak terjadi percintaan sepihak. Kisah cinta paling menyakitkan.
"Iya Joe, aku juga jadi canggung" ujar Taylor.
"Aku ingin melupakan kejadian itu, Taylor" Joe tiba-tiba menatap Taylor.
Bukan kaget karena tatapan tiba-tiba Joe, Taylor justru kaget dengan pernyataan yang Joe ungkapkan. Momen yang Taylor ingin ingat seumur hidupnya, malah ingin Joe lupakan dalam sekejap.
"Tapi Joe,"
"Tapi apa?"
Taylor bungkam dan menahan kata-katanya yang ingin keluar. Ia malah diam dan menunduk kabur dari tatapan Joe.
"Aku ingin memecahkan kasus bersamamu lagi Lor, betapa rindunya aku dimarahi karena keteledoranku, dan karena aku dekat-dekat dengamu. Dulu kau sangat risih denganku, tapi, saat ini aku merasa berbeda. Aku merasa kau justru tak ingin jauh-jauh dariku. Aku tak tahu ini hanya perasaanku atau bukan, tapi aku benar-benar rindu kita saat pertama kali jumpa Taylor" Joe mengungkapkan apa yang ia rasakan, benar-benar dari hati terdalam. Dan Taylor merasa tertusuk akan kata-katanya.
Jika kau rindu saat pertama kali bertemu, itu tandanya kau rindu aku yang tidak menyimpan rasa apa-apa, kau juga rindu aku yang risih jika dekat denganmu. Bukan! Bukan itu yang aku mau Joe! Apa kau paham, bukan itu yang aku mau!
"Tapi Joe.. Bukan itu yang kumau" Taylor mengatakannya sepelan mungkin.
Joe mendengarnya namun ia pura-pura tak tahu, berharap itu yang Taylor inginkan. Joe tau apa yang Taylor mau, tapi dia tak bisa terus terusan memberikan apa yang wanita itu mau. Sedikit rasa sakit hati takkan salah kan?
"TAYLORRRRR!!" Seseorang berteriak di depan pintu kelas. Mereka berdua terlonjak, terutama Taylor.
Orang itu menampakkan dirinya, seorang perempuan berdiri menatap Taylor, lalu bergantian menatap Joe. Lalu ia tersenyum lebar sambil jalan menghampiri Joe dan Taylor.
"Perkenalkan, aku Camila. Anak kelas sebelah, kau tak mengenalku kan Taylor meskipun kelas kita bersebelahan sejak kelas 10" Camila nampak lebih cerewet dari kelihatannya.
Taylor menggeleng dan menatap Joe bingung.
"Sudah kuduga. Sejujurnya, sudah sejak dulu aku mengikuti jejakmu, aku sangat suka dengan detektif. Dan saat aku tau di sekolah ini ada yang memiliki kemampuan hebat detektif aku langsung mencari taunya. BENAR-BENAR SEBUAH KEHORMATAN BISA BERKENALAN DENGANMU DETEKRTIF TAYLOR" Camila berseri-seri.
Taylor menganga mendengar cerita dari Camila. Ia tak menyangka ada seorang yang benar-benar mengagumi dirinya.
"Oh lihat, detektif kita ternyata punya seorang penggemar!" ledek Joe.
Taylor buru-buru menyenggol lengan Joe dan memberikan tatapan horor. Joe langsung diam sambil senyum senyum melihat tingkah Taylor yang grogi didepan penggemarnya.
"Iya, maaf aku baru berani bilang gini ke kamu Taylor. Aku hanya penasaran sama kamu, kalau kamu mau jadi teman aku, aku gak bisa lebih bersyukur dari apapun" Camila menunduk, ia nampak grogi juga.
Taylor tersenyum melihat Camila, ia buru-buru bangkit dari duduknya dan memeluk Camila. Pelukan secara tiba-tiba tersebut membuat tubuh Camila bergetar tak karuan.
"Sebuah kehormatan juga bisa jadi temanmu, Camila" bisik Taylor.
Camila makin lemas dibuatnya. Namun ia malah makin erat memeluk Taylor. "Ternyata, kau jauh lebih baik dari yang aku duga"
Joe merasa jadi nyamuk diantara mereka. Namun, ia juga tak ingin melewatkan momen indah ini.
"Sebenarnya, club detektif kami sedang kekurangan orang" ucapan Joe membuat Camila melepas pelukan Taylor.
"Maksudmu Joe?" Camila seperti tak menyangka apa yang akan terjadi detik selanjutnya.
"Boleh kan Lor?" Joe meminta restu wanita nya tersebut.
Camila yang bingung bolak balik menatap Taylor dan Joe.
"Tentu saja, kau mau kan jadi anggota baru club detektif kami?"
Ajakan Taylor benar-benar membuat Camila tak sanggup berdiri dengan kedua kakinya.
Assalamualaikum semua. Sesuai janji bu author, pas malem takbiran kita up part baruuu.
Sebelumnya, minnal aidzin walfaidzin ya. Mohon maaf lahir dan batin dari Author dan para cast dT.
Happy eid mubarak semuaa🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
detective Taylor
FanfictionAku memang penyanyi. Tapi untuk kali ini, lupakan menyanyi! Mulai sekarang, panggil aku detektif Taylor! -detektif Taylor Alison Swift :) ©2018 (5.06.18) [Completed 2.06.20]