XXV

58 9 0
                                    

"History Of Kebab"

"Camila lucu ya, aku baru pertama kali ketemu sama orang yang spontan kayak dia"

Perjalanan pulang Taylor dan Joe dimulai dengan topik obrolan mengenai anggota baru club mereka. Joe menyimak cerewetnya Taylor. Ia senang karena wanitanya terlihat sangat senang hari ini. Satu-satunya hal yang membuat siang yang terik ini menjadi lebih sejuk.

"Di Indonesia gak ada musim semi ya, aku sedikit kecewa Lor" Joe akhirnya bersuara setelah Taylor kehabisan bahan cerita.

"Kenapa kecewa Joe?" tanya Taylor polos.

"Karena semua musim semi di dalam film selalu jadi awalan kisah cinta pemerannya" Joe menjawab sambil menatap awan biru yang terlukis cukup indah baginya.

Taylor diam, ia mencerna maksud ucapan Joe barusan.

"Lupakan Taylor, aku tau tak seharusnya aku berkata seperti itu" Joe tersenyum dengan paksa.

Taylor kembali diam dan mereka melanjutkan perjalanan pulang dalam keheningan. Keduanya berusaha menekan perasaan yang tak kuasa di utarakan. Rasa takut jadi alasan mereka berdua tak berani mengungkapkan itu semua.

Namun Joe merasa bersalah. Ia laki-laki, jika ia terus-terusan menahan perasaannya semua akan berakhir percuma. Joe harus memiliki keberanian lebih dari apapun. Joe benar-benar harus memantapkan niatnya untuk mengutarakan apa yang selama ini ia rasakan.

"Taylor, ke taman yuk" akhirnya ia berani mengajak.

Taylor mengangguk dan mengikuti apa yang dikatakan Joe. Joe sangat bersyukur Taylor mau ikut dengannya, karena itu tandanya rencana ia akan berjalan lancar.

Setelah sampai taman tempat mereka dulu dikejar anjing, Joe berhenti di kedai kebab. Ia memesan 2 kebab untuknya dan untuk Taylor.

Setelah kebab yang mereka pesan jadi, Joe buru-buru membayarnya dan mengajak Taylor ke bangku taman yang letaknya cukup jauh dari pintu masuk. Joe ingin suasana yang benar-benar mendukung.

"Ini makan dulu Lor, aku tau kau lapar" Joe menyerahkan sebungkus kebab hangat ke Taylor.

Taylor menerimanya dan buru-buru melahapnya. Joe benar, ia lapar.

Joe menatap Taylor yang makan dengan lahap, ia juga membuka bungkusan kebab dan mengigit ujungnya sedikit. Jantungnya benar-benar dibuat disko. Ia tak karuan.

"Ehmm, Taylor.." Joe membungkus kembali kebabnya. Menandakan ia akan berkata sesuatu yang lebih serius.

Taylor menoleh ke arah Joe dan menghentikan makannya. Sialnya, jantung Taylor ikutan berdebar kencang saat Joe memasang tampang serius.

"Boleh aku bertanya serius?" Joe berusaha sekuat mungkin agar tak bergetar. Ia benar-benar grogi saat ini.

Taylor mengangguk.

"Apa kau akan marah kalau seseorang menyukaimu, seseorang yang bahkan kau benci?" Joe memulainya.

"Apa maksudmu Joe?" tanya Taylor.

"Jawab saja Taylor, apa kau akan marah?"

"Kita tak bisa bohong soal perasaan sendiri Joe. Kalau memang dia suka denganku, tapi aku membencinya, aku akan beri dia kesempatan untuk memperbaiki dirinya sampai aku juga memiliki perasaan yang sama" jawab Taylor.

"Kalau begitu, apa kau mau memberiku sebuah kesempatan? Aku menyukaimu Taylor! Bukan, lebih dari itu, aku menyayangimu Taylor" jantung Joe baru saja keluar dari tempatnya. Setelah mengatakan hal barusan, ia lemas bukan main.

Taylor sudah menduga hal ini akan terjadi, ia benar-benar tenang karena pada akhirnya ia akan jujur pada perasaannya sendiri "Aku tak bisa memberimu kesempatan Joe, karena aku juga sudah terlanjur menyayangimu".

Joe langsung paham apa yang Taylor maksud. Ia merasa bodoh karena sudah takut dengan hal yang belum tentu terjadi.

"Taylor Alison Swift, bolehkah aku.." Joe mendekatkan wajahnya ke Taylor.

Taylor yang melihat reaksi Joe ikut mendekatkan wajahnya. Taylor merasakan sentuhan halus dibibirnya, ia sempat terdiam. Sebelum akhirnya menikmati setiap detik ciuman yang Joe berikan. Mereka benar-benar sedang dimabuk asmara.

Taylor berani sumpah bisa merasakan kemewahan dibalik ciuman yang joe berikan. Entah apa artinya, namun Taylor benar-benar menikmatinya.

Taylor menghentikan ciuman mereka sebentar. Ia memegang leher Joe dan mnatap lekat matanya. "Apa kau mau berjanji untuk tidak pernah meningalkan aku sendiri Joe?"

Joe tertawa, "tentu! Aku janji Taylor. Kau adalah satu-satunya perempuan yang akan aku jaga selama hidupku!".

Taylor tersenyum mendengar jawaban dari pacar barunya tersebut. Mereka berpelukan erat, saling memberi energi positif dan perasaan bahagia.

Detik ini, saat ini juga, Joseph Matthew Alwyn dan Taylor Alison Swift telah resmi menjadi pasangan yang akan melengkapi satu sama lain. Dan mereka telah resmi jujur pada perasaan mereka masing-masing.

 Dan mereka telah resmi jujur pada perasaan mereka masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

YOU GUYSSS! dT tembus 1k readers!1!1!1!

Thank you so much much much more for supporting ME! And this amazing noob story😂.

Terutama buat tmn2 Indonesian Swifties yang gapernah berenti nyemangatin buat lanjutin cerita ini. I swear guys, without y'all, i'll never can being like this! Thank you sooo much, love y'all💗

Dan buat readers yg setia bgt nunggu author yg super lelet update dan suka lupa naro foto judul di awal cerita. Love y'all guys. Seneng banget akutuh wkwk.

See yaa in next chapter...

detective TaylorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang