XXII

59 10 4
                                    

"Joe?!"

"Ini", Joe menodongkan sebotol minuman ke Taylor yang nampak kelelahan.

Taylor langsung menyambar minum tersebut dan meneguknya haus. Ia menutup botolnya kembali dan menatap Joe yang sedang minum. Taylor senyum dan memerah, ia nampak senang.

"Terima kasih Joe, dan maaf soal cilok mu" Taylor memulai obrolan.

Joe tertawa kecil mendengarnya, "Masalah cilok aku hanya becanda, aku tau anjing itu tak akan tertarik dengan cilok ku. Makanya bagiku hal itu sia-sia karena kau membuang cilok yang masih sisa banyak"

"Lalu kenapa kau kasih cilok itu kalau kau tau hal itu sia-sia?" Taylor mengerutkan alisnya.

Joe nampak malu, ia memainkan air yang menempel di botol minumannya. "Aku takut kau tak mau duduk denganku lagi, kau tau hanya kau satu-satunya temanku disekolah".

Teman?! Setelah semua ini kita cuma teman?

Sial aku baru sadar akan hal itu!

"Kau juga satu-satunya temanku di sekolah Joe" Taylor jujur.

Joe terlihat terkejut mendengar ucapan Taylor, ia tak menyangka orang baik seperti Taylor bisa tidak punya teman.

"Ku kira awalnya kau cewek hits yang banyak teman. Tapi setelah aku kenal, ternyata kau tak sombong. Kau juga baik, terima kasih ya sudah mau jadi temanku" Joe beralih duduk jadi di sebelah Taylor.

Taylor masih menunduk sambil memainkan botol minumannya, ia tak berani menatap Joe.

"Taylor, kau mau tak menatap mata ku" perintah Joe membuat Taylor gemetar.

Kenapa disaat seperti ini Joe?

Taylor menuruti perintah Joe dan langsung menatap pria yang duduk disebelahnya itu. Mereka bertatapan cukup lama, hingga akhirnya..

Joe memajukan wajahnya dan mencium bibir Taylor. Taylor kaget dengan ciuman tiba-tiba Joe, tapi ia menikmatinya. Mereka berdua berciuman cukup lama.

Kehangatan mengalir di tubuh mereka berdua. Sebelum akhirnya Joe sadar dan menyudahi adegan dewasa yang sedang mereka lakukan.

"Maaf," ucap Joe dibarengi dengan membuang muka dari arah Taylor.

"Untuk apa? Menciumku? Apa itu sebuah kesalahan Joe?" Taylor bersikap berbeda dengan Joe.

Joe memilih menghiraukan Taylor dan bangkit dari duduknya. Meninggalkan Taylor, ya! Meninggalkan Taylor sendirian.

"Joe?!" panggil Taylor lirih.

Yang dipanggil menoleh sebentar sebelum akhirnya benar-benar pergi menghilang dari pandangan Taylor.

Taylor nampak kebingungan, ia bingung dengan sikap Joe barusan. Ia takut salah ucap tadi. Namun, tak ada waktu lagi untuk mengejar Joe untuk saat ini.

Akhirnya Taylor memutuskan untuk kembali kerumahnya. Ia sudah berniat untuk minta maaf besok di sekolah. Ia harus minta maaf meskipun ia tak tahu salah apa.

Ia tahu itu hal konyol, tapi lebih konyol lagi kalau dia kehilangan Joe sekarang. Taylor yakin, disetiap detik ciuman yang diberikan Joe tadi, Taylor merasakan sebuah rasa mengalir. Rasa kasih sayang, kenyamanan, dan cinta.

 Rasa kasih sayang, kenyamanan, dan cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Udah lama gak apdet ni wkwk. Makasi banyak yaa buat klean2 yg masi setia baca dT sampe sejauh ini. Maaf ya kalau mungkin ceritanya ngebosenin😆

Gimana tanggapan kalian sama era baru tay ni? Udah pada streaming mv ME! kann. Hayo siapa yg begadang buat streaming ME! *authooorr

Hehe gitu aja udah. Next chapter dipublish sebelum lebaran yak, malem takbiran paling wkwk. Oiya buat yg muslim author mau minta maaf lahir batin kalau ada salah, maaf kalo lama publish, maaf juga kalo ceritanya gitu2 aja. Maafin author yaa😀

detective TaylorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang