XXVII

66 6 3
                                        

"Rencana Para Adik"

"Kau mau mampir kerumah ku dulu Tay?" tanya Joe.

"Tay? Apa itu panggilan baru Joe".

"Ya anggap saja seperti itu" Joe menggandeng tangan Taylor untuk masuk kedalam gerbang rumahnya.

Taylor tersenyum senang karena akhirnya Joe memanggilnya dengan nama 'Tay', bukan 'Lor' lagi. Ia mengikuti pasangannya tersebut masuk kedalam rumah.

Ia sedikit terkejut melihat adiknya sedang asik bermain playstation dengan Patrick, memang tak asing, tapi entah mengapa ia merasa kaget.

Mendengar pintu dibuka, Austin dan Patrick yang awalnya fokus ke layar tv jadi beralih. Mereka melihat kakaknya masing-masing dengan senyuman penuh tanda tanya.

Taylor merasa risih ditatap seperti itu. Tapi tidak dengan Joe, ia masih menarik Taylor masuk kedalam rumahnya dan menyuruhnya duduk di sofa ruang tamu.

Joe pergi ke dapur dan kembali dengan 2 gelas es jeruk. Pandangan Austin dan Patrick tak beralih dari dua sejoli tersebut.

"Joe, kau merasa aneh tidak sama adik-adik kita? Kenapa mereka menatap kita dengan tatapan menyeramkan." ucap Taylor yang mulai risih.

Joe pura-pura melirik ke arah Austin dan Patrick, benar saja mereka sedang memperhatikan Joe dan Taylor dengan tatapan aneh.

"Biarkan saja lah Tay. Mereka 'kan memang aneh, bahkan lebih aneh dari kita." Joe menyesap es jeruknya dan berusaha tak peduli dengan tingkah Austin dan Patrick.

Taylor mengangguk dan menuruti apa kata Joe.

"Ekhem!" tiba-tiba Austin berdehem kencang.

"Ekhem!!" Patrick pun melakukan hal yang sama.

"Ekhem".

"Ekhem!!!".

"EKHEM!!".

Austin dan Patrick berdehem seperti sedang saut-sautan.

Joe yang awalnya tak peduli sekarang mulai risih dengan tingkah mereka. Joe menatap sinis ke arah mereka yang membuat mereka terdiam.

Namun tak lama mereka melakukan hal yang sama lagi.

"Apa sih mau kalian?" Taylor kini bersuara.

"Gaada tuh," jawab Austin dengan nada meledek.

"Kalo aku mau kebab, biar bisa pacaran." timpal Patrick.

Joe dan Taylor saling menatap. Ternyata mereka tau tentang kejadian tadi. Mereka juga tau kalau Joe dan Taylor sudah resmi berpacaran.

"Kok kalian bisa tau?" tanya Joe.

Austin dan Patrick tertawa. Mereka nampak sangat puas karena berhasil memergoki kakaknya.

"Aku dan Austin sedang beli kebab saat Joe sedang menyatakan perasaannya ke Taylor. Aku yang penasaran mengajak Austin untuk memperhatikan kalian, dan benar saja. Kalian berciuman!!" ucap Patrick dengan sangat bersemangat.

"Jadi..." Austin menodongkan tangannya kearah Taylor. Ia seakan meminta sesuatu kepada kakanya tersebut.

"Maksudnya apa?" tanya Taylor.

"Kita mau minta pajak jadian. Ituloh, kalian harus traktir orang yang tau kalau kalian baru saja berpacaran" sela Patrick dibarengi anggukan Austin. Mereka terlihat kompak.

Taylor dan Joe mengerutkan alisnya. Tingkah adik mereka memang pantas dibilang aneh. Untuk apa pajak jadian itu di adakan? Apakah setiap berpacaran harus memberikan pajak?. Bahkan Taylor pun baru tahu hal tersebut dari mulut Patrick.

"Aku tidak mau Austin. Untuk apa aku memberikanmu dan Patrick traktiran?" tolak Taylor sambil menurunkan tangan Austin yang ditodong tepat didepan muka Taylor.

Austin dan Patrick tampak kesal karena permintaan mereka ditolak. Tapi dibalik itu semua, Patrick sepertinya punya rencana yang besar. Iya tertawa kecil melihat Joe dan Taylor yang sedang naik tangga.

"Austin! Sini kuberitahu rencanaku selanjutnya!" Patrick merangkul Austin dan membicarakan sesuatu.

Di akhir diskusinya, Austin dan Patrick melakukan tos dan tertawa jahat.

Benar-benar rencana yang besar.

Benar-benar rencana yang besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAII GAIS!1!1!

Yaampun Maaf banget lama gk update. Lagi sibuk² nya Soalnya hehee. Maapkeun yak. Sebagai gantinya aku publish double part yeayyyy

Enjoyyy gais....

detective TaylorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang