"Bantuin!" teriak Taylor kepada Joe yang asik duduk sambil meminum minuman dingin sambil memperhatikan Taylor merapikan kebun sekolah.
"Eh, kan yang dihukum cuma kamu, aku mah gaada urusan. Cuma ngawas" Joe menyombong sambil kembali minum dengan hikmat.
Taylor langsung memberi tatapan datar. Ia menghela nafasnya dan kembali memotong rumput panjang dihadapannya. Memang sebenarnya hukuman itu merupakan hukuman berat untuk anak perempuan, tapi karena ulahnya, bu Tina tahu bahwa hukuman berat tersebut cocok untuk Taylor.
Ia terus memotong rumput dengan celurit ditangannya. Sempat terpikir untuk mengayunkan celurit tersebut ke leher Joe, namun ia mengurungkan niatnya karena ia tak ingin terkenal sebagai psikopat disekolahnya. Saat segenggam rumput terpotong, Taylor disilaukan dengan cahaya matahari yang memantul dari benda yang tertimbun di dalam tanah. Ia menganga.
Awalnya ragu, namun entah kenapa benda dihadapannya itu menarik perhatian. Ia melirik kearah Joe sekilas untuk memastikan keadaan baik-baik saja, beruntung saat itu Joe sedang asik bermain game di handphone dan sama sekali tak memperhatikan Taylor. Dengan senyum licik, Taylor menggali tanah tersebut mencoba mengeluarkan benda yang menarik perhatiannya tersebut.
Ia membayangkan benda tersebut adalah harta karun yang berisi perhiasan penuh, senang rasanya. Saat tanah sudah tergali, Taylor buru-buru mengrluarkan benda tersebut. Benar saja, bentuk benda tersebut seperti peti harta karun yang biasa ada dalam film-film bajak laut namun bedanya yang satu ini terbuat dari baja sehingga terlihat mengkilap.
"Apa itu?" Taylor terjungkal kebelakang saat seseorang membuat ia kaget. Ia langsung menghela nafasnya saat tahu orang itu adalah Joe. Dan entah kenapa, hasrat mengayunkan celurit ke leher Joe kembali terasa saat Joe membuat Taylor jatuh karena kaget.
"Eh. Hahahaha kamu kenapa? Tiba-tiba jatuh gitu. Ih aneh, hahahaha" ledek Joe.
Ia merasa sangat puas saat ini. Tawanya tak berhenti meski mahluk buas disampingnya sudah terlihat ingin menelannya hidup-hidup.
Taylor terdiam tepat saat tawa Joe berhenti. "Puas? Udah puas ketawanya?" Taylor makin terlihat ingin menelan Joe hidup-hidup.
"Belum, hahahaha!!!" Joe kembali tertawa lepas, namun kali ini Taylor tidak menanggapinya, ia malah asik dengan kotak yang baru saja ia temukan. "Joe kira-kira ini apa ya?" tanya Taylor.
Tanpa basa-basi Joe merebut kotak tersebut dari hadapan Taylor. "Harta karun kah?" Taylor menarik kembali kotak yang ia temukan dari hadapan Joe. "Aku juga mikir begitu sih, tapi zaman sekarang emangnya masih ada yang simpan harta mereka di dalam tanah gini ya?" Taylor mengutarakan pendapatnya.
Joe menangguk-angguk tanda setuju. "Iya juga, zaman sekarang kan udah canggih. Tapi kalau begitu, terus kotak ini isinya apa dong?"
Taylor kembali memasang senyum liciknya. "Kita gak bakal tau kalau kita gak buka, yakan" Joe langsung menahan kotak itu. "Kamu tuh ya, sebelumnya mending kita pastiin dulu ini tuh aman, kalau ternyata ini bom gimana? Bisa bahaya Lor!" kali ini ucapan Joe sedikit masuk akal.
"Eh tunggu, kamu manggil aku Lor? Maksudnya? Eh namaku itu elit ya, Taylor Alison Swift, masa dipanggil Lor. Gak keren banget kayaknya" Taylor jengkel. "Eh sama ya, namaku tuh Joseph Matthew Alwyn, kamu manggil aku Joe. Jadi seimbang lah," Taylor teridiam tak bisa membalas ucapan Joe, dan Joe kini bangga karena menang dalam perdebatannya dengan Taylor.
"Iya deh iya, suka-suka kamu" Taylor pasrah. Joe memasang tampang belagu yang membuat Taylor tambah mual.
Taylor lalu bangkit dan mengambil tas miliknya yang tergeletak di bangku tempat Joe tadi duduk. Ia membuka resleting tas nya dan memasukkan kotak yang ia temukan ke dalamnya.
"Eh Lor, kotak itu mau kamu apain?" tanya Joe sambil berlari menghampiri Taylor yang pergi keluar area kebun sekolah. "Mau diteliti, mau dibawa pulang!" jawab Taylor sedikit galak.
Joe mengerutkan alisnya. "Teliti? Aneh ih, emangnya kamu bisa teliti kotak itu asalnya dari mana, punya siapa, isinya apa?" ucap Joe dengan nada meledek.
Taylor menghentikan langkahnya, ia melirik kearah Joe dengan tatapan lebih meledek. "Bisa, kan aku detektif Taylor!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Hai ini author😄 Sayadankakaksaya (taylorswift) mengucapkanselamatharirayaidulfitribagisemuaumatislamdibelahanduniamanapun. Authormintamaaflahirbatinyakalauadaperkataanyangmungkinmenyinggung, kalaujarangupdate, kalauceritanyakurangseruhehehe.