"Suka?"
Taylor mengendap dengan hati-hati, ia menumpu kotak yang semalam sudah ia bongkar didalam kamar. Sebenarnya menyelidiki didalam kamar akan lebih aman, tapi Taylor tak mau mati kehabisan udara segar jika terus mengurung diri di dalam kamar.
Ia masih mengendap-endap hingga pintu halaman belakang. Ia lega karena orang dalam rumah tak ada yang tahu dan curiga tentang kotak yang ia bawa. Taylor kali ini mengandalkan otaknya untuk mencari tempat persembunyian sementara untuk kotak tersebut.
Senyumnya mengembang saat melihat kandang burung yang mirip dengan rumah pohon kecil bertengger di pohon dibelakang halaman antara rumahnya dan rumah keluarga Alwyn. Ia memasukkan kotak tersebut kedalamnya dan menutup pintu kandang burung tersebut. Ia sendiri sempat heran kenapa kandang burung tersebut terlihat seperti rumah normal, dengan pintu dan jendela.
Tapi ia tak menghiraukannya dan buru-buru masuk kedalam rumah dan menutup pintu belakang rapat-rapat. " Hei, sedang apa kau?" kehadiran papi Scott membuat Taylor kaget setengah mati. Ia hampir saja terjungkal ke belakang saking kagetnya.
"Papi bikin aku kaget saja," ucap Taylor sedikit kesal. "Hehehe lagi kau bikin papi penasaran, kau sedang apa di halaman belakang? Mau ketemu anak keluarga Alwyn, siapa namanya? Oh iya, Joe!!" ucapan papi Scott sama sekali tak merubah ekspresi Taylor.
"Tidak papi, aku sedang memeriksa keadaan. Aku takut ada penyusup dirumah kita" Taylor membuat alasan se-abstrak apapun agar dia tak dicurigai.
"Yausudah suka-suka kau saja. Papi pamit ya, hati-hati, kau dirumah sendirian sampai Austin pulang, Gigi masih kuliah" papi Scott mengelus rambut anaknya tersebut dengan penuh kasih sayang.
"Kak Gigi kuliah? Bukannya hari ini minggu?" Taylor mengerutkan alisnya. Papi Scott mengangguk. "Iya, papi tak tahu dia benar-benar kuliah atau main, papi sudah tahu sifat Gigi seperti apa. Tapi yang penting, kau jaga diri ya"
Taylor mengangguk dan tersenyum. Mencium tangan kedua orangtua nya dan menghantarkan sampai depan gerbang sebelum mereka berangkat kerja. Hari minggu yang seharusnya jadi hari untuk libur dan bersantai tak berlaku dalam keluarga Swift. Mereka malah main sibuk-sibukan melakukan kegiatan masing-masing. Gigi sibuk kuliah, Austin sibuk dengan komunitasnya, dan Mr. Swift serta Mrs. Swift harus datang ke rapat dadakan yang diadakan perusahaan.
Hanya Taylor yang terlihat "menganggur" saat hari minggu. Sebenarnya memang itu prinsipnya, ia mau beristirahat dan bermalas-malasan total saat hari minggu. Jadi sebisa mungkin ia mengosongkan jadwal kegiatan hari minggunya agar bisa bersantai dirumah.
Setelah memastikan mobil kedua orangtua nya keluar pagar, Taylor buru-buru menutup pagar dan lompat kegirangan.
"AKU MEMANG IRI SAMA KELUARGA YANG BISA KUMPUL SAAT WEEKEND, TAPI AKU TAK KALAH IRI SAMA ORANG YANG PUNYA BANYAK WAKTU SENDIRIAN DIRUMAH" ucapnya sambil teriak kegirangan menuju halaman belakang rumah.
Taylor berjalan dengan penuh kegembiraan, bahkan sesekali ia melompat dan bersenandung saking senangnya. Sendirian dirumah memang sangat diimpikan Taylor. Bukan hanya bebas melakukan segala hal, tapi ia juga bisa mengacak-acak rumah sepuasnya lalu merapikan barang sebelum semuanya kembali. Dan yang paling Taylor senangi saat sendirian dirumah adalah ia bisa mengambil uang tabungan milik Austin dan Gigi.
Terdengar licik memang, tapi Taylor sudah sering melakukan hal itu tanpa ketahuan. Benar-benar pencuri kelas kakap!!
Sambil menggenggam kaca pembesar di tangannya, Taylor berjalan seperti anak kecil menuju tempat ia menyembunyikan kotak miliknya.
Saat membuka pintu halaman rumahnya, ekspresi dan mood Taylor langsung berubah. Ia lemas seketika. Siluet Joe yang membelakangi Taylor terlihat jelas, ia sedang mengacak-acak sesuatu entah apa. Baru saja Taylor ingin kabur, Joe menoleh dan tersenyum.
"Hai Taylor!" sapanya dengan senyum lebar, ia menggenggam sesuatu di tangan kirinya.
Tunggu, itukan. Mata Taylor membulat saat tahu sesuatu yang diacak-acak Joe merupakan kotak yang ia sembunyikan. Ia bahkan sudah mengeluarkan isi kotak tersebut.
Taylor menghampiri Joe dengan ekspresi datar. Senyuman ramah Joe tak berhenti meski dibalas ekspresi masam dari Taylor. Keduanya saling tatap.
"Kembalikan semua milikku!" Taylor merebut surat di genggaman Joe. Lalu ia mengambil kotak misterius dari dalam kandang burung dan mengamankannya ke belakang tubuhnya.
"Milikmu? Itukan milik kita berdua, kita yang menemukan kotak itu" senyum Joe makin manis. Heh? Manis?.
Taylor menggeleng. "Ini milikku Joe, aku yang menemukan kotak ini, menggalinya, membawa kerumah dan membuka gemboknya, jadi kotak ini milikku" nada Taylor mulai melembut.
Joe mengerutkan alisnya. Berfikir keras, "memang benar sih. Tapi saat kotak ini ditemukan, aku ada di tkp! Jadi kotak ini jadi milikku juga" tatapan Joe makin tajam. Tatapan mata biru indah milik Joe malah membuat Taylor diam dan tak berkutik sedikitpun.
"Malah diam!" kali ini Joe mengalihkan pandangannya. Membuat Taylor sadar akan tempatnya berada sekarang. Aneh, ia merasa seperti di hisap kedalam tatapan tajam Joe. Dan yang lebih anehnya, Taylor menikmati itu.
"Eh, kau bilang apa Joe?" Taylor gugup. "Kau ini Lor, eh tapi kau berhasil membuka gembok kotak tersebut? Hebat kau!! Aku bersyukur isi kotak itu bukan bom. Kalau benar bom, mungkin wajah cantikmu itu sudah lenyap Lor!!" Joe menyubit pipi Taylor pelan.
Sial, Taylor salah tingkah sekarang. Ia bingung dan kaget dengan sikap Joe. Ia kaget saat Joe menyubit pipinya dan memujinya cantik, tapi yang membuat semua ini menjengkelkan adalah, Taylor malah menikmatinya. Sikap kesal Taylor saat melihat muka Joe kini hilang sudah, ia menikmati saat-saat bersama Joe. Aneh! Sungguh aneh!!
Hei tunggu, ini bukan tanda Taylor suka dengan Joe kan? Semogga tidak! Taylor tak membayangkan kalau benar-benar suka dengan Joe.
Tidak!! Itu bukan perasaan suka!! Aku hanya kaget, hanya kaget dengan cubitannya. Tapi kenapa? Kenapa cubitannya sangat nikmat?!!! Batin Taylor.
Ekspresi dan mood Taylor kembali berubah sejak Joe menyubit pipinya. Ia merasa lebih tenang dan.. Bahagia. Mungkin benar, Taylor sudah mulai suka dengan Joe.
HEI TUNGGU, AKU TIDAK SUKA DENGANNYA!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
detective Taylor
FanficAku memang penyanyi. Tapi untuk kali ini, lupakan menyanyi! Mulai sekarang, panggil aku detektif Taylor! -detektif Taylor Alison Swift :) ©2018 (5.06.18) [Completed 2.06.20]