XXIV

47 7 0
                                    

"Cinlok"

"Wow jadi ini ruang club detektif, benar-benar tersembunyi yaa" takjub Camila setelah diajak ke ruang club oleh Taylor.

"Iya, keren kan! Meskipun masih banyak barang yang kita butuhkan, tapi untuk club baru, punya ruangan saja sudah sangat bersyukur" jelas Taylor sambil duduk di sofa.

Camila tersenyum dan mengikuti apa yang Taylor lakukan. Keduanya tertawa bahagia saat sisi sofa yang Camila duduki membuat sisi sofa yang Taylor duduki mengembang dan membuatnya hampir terlempar.

Tawa mereka terhenti saat seseorang memutar kenop pintu. Ternyata Joe membawa 3 kotak kentang goreng lengkap dengan sausnya.

"Kok ketawanya berhenti?" tanya Joe.

"Kukira ada orang jahat yang menyusup kesini" jawab Camila diiringi tawa Taylor.

Joe tersenyum mendengarnya, ia menyerahkan 2 kotak kentang goreng ke Taylor dan Camila. Keduanya menyambar seperti orang kelaparan dan langsung menyerbu kentang goreng tersebut.

"Kira-kira, kasus seperti apa lagi yang akan kita pecahkan ya Taylor?" Joe memimpin obrolan.

"Aku tidak tau, kasus yang aku dapat seringkali tak tentu!" jawab Taylor dengan mulut yang penuh dengan kentang.

"Aku ingin sebuah kasus yang sangat berkesan untuk hari pertama aku ada di club ini!" Camila mengutarakan pikirannya.

Taylor tersenyum ramah saat Camila berkata demikian. Ia berharap benar-benar mendapat kasus agar anggotanya tak menyesal masuk club. Meskipun Taylor tau, tak setiap hari ia dapat kasus. Bahkan seminggu saja Taylor hanya mendapat 2 atau 3 kasus saja, benar-benar jumlah yang sedikit. Saat itu Taylor tak begitu menghiraukannya, karena ia bekerja sendirian. Tapi sekarang ia punya 2 orang partner yang siap membantunya menyelesaikan kasus.

Jika Taylor membuat kecewa salah satu dari mereka, sudah pasti resikonya ia akan kehilangan partner yang sangat ia dambakan dari dahulu kala.

"Sejujurnya, kasus yang kudapatkan masih sepi." Taylor berusaha untuk jujur. Karena mereka berdua saat ini adalah partner yang akan setia kemanapun Taylor akan pergi.

"Tak apa Taylor, aku beruntung punya teman seperti kalian. Meskipun tak dapat kasus di hari pertamaku, aku tetap senang karena kalian mah membuka diri untukku" Camila menatap Taylor dan Joe bergantian.

Taylor tersenyum tenang mendengarnya. Beruntung ia bisa bertemu orang seperti Camila, dan Joe tentunya. Mereka benar-benar mau menerima Taylor apa adanya.

"Jadi, kalian cinlok kan?" pertanyaan Camila barusan membuat Taylor tersentak.

"Apa maksudnya Camila?"

"Kalian cinlok kan? Kalian itu maksudnya, kau dan Joe." Camila menujuk Taylor dan Joe.

Keduanya bertatapan mendengar pernyataan Camila.

"Gak kok kami gak cinlok" jawab Taylor dan Joe kompak.

Camila yang mendengarnya langsung tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Taylor dan Joe malah canggung. Mereka terpojok.

"Kalian cocok" ucap Camila disela tawanya.

Taylor benar-benar tersipu, wajahnya memerah. Kulitnya yang putih pucat membuat kemerahan tersebut jelas terlihat. Dan tentu saja, Joe menyadari hal tersebut.

"Maaf ya Taylor, kamu jadi merah begitu gara-gara aku" ujar Camila.

Taylor buru-buru menutup pipinya dengan telapak tangannya. Ia tak mah Joe melihat ia tersipu, meskipun sebenarnya Joe sudah terlanjur melihat.

 Ia tak mah Joe melihat ia tersipu, meskipun sebenarnya Joe sudah terlanjur melihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hae gais, author come back. dT menuju 1k readers, makasih banyak buat yg masih setia nunggu up dr author yg sangat lelet ini:)

See yaa

detective TaylorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang