XXVI

61 9 5
                                    

"Sandaran"

"Gulali itu rasanya manis, sama seperti rasa ciumanmu hari ini Taylor" perkataan Joe benar-benar membuat pipi Taylor memerah. Kulitnya yang seputih salju menegaskan bahwa ia sedang bahagia bukan main.

"..Tapi ada wangi kebabnya!" Joe tertawa lepas.

Taylor cemberut. Bisa-bisanya dihari pertama mereka resmi menjadi pasangan, Joe malah melawak. Taylor melihat Joe tertawa malah ikut tersenyum spontan.

"Lagi salah kamu Joe, kenapa kamu beliin aku kebab kalo kamu mau cium aku! Aku sengaja makan banyak deh biar mulutku wangi kebab" ujar Taylor.

Joe tiba-tiba diam. "Kamu tau rencana aku?".

Kini berganti, Taylor yang malah tertawa kencang. Joe hanya bisa memperhatikan bingung sampai tawanya Taylor terhenti.

"Kamu lupa Joe, aku kan detektif Taylor"

Joe tersentak. Benar juga, dia kan detektif, pantas saja dia tau.

"Aku sedikit-sedikit bisa baca gerakan seseorang. Dari tadi kau terlihat sangat gugup, jadi aku menyimpulkan ini semua akan terjadi. Dan ini benar-benar terjadi. Lucu ya" Taylor menatap Joe.

Joe membalas tatapan Taylor dan tersenyum manis. "Aku bingung Taylor, kenapa kau mau menerima aku sebagai pasanganku? Bukannya kemampuan detektifku tak tak sehebat dirimu".

"Joe, cinta dan kasih sayang bukan soal kemampuan, bukan juga soal kehebatan. Cinta itu soal selalu melindungi dan melengkapi dan kasih sayang itu soal selalu ada tanpa mengenal keadaan. Aku merasa dirimu sudah memiliki semua itu Joe. Kau adalah orang yang tepat untuk melengkapiku, dan juga aku lengkapi". Taylor bersandar di dada Joe. Nyaman rasanya.

Joe tak membalas perkataan Taylor. Ia membiarkan wanitanya tersebut merasakan kenyamanan dalam dirinya. Sejak memantapkan niat tadi, Joe berjanji untuk melindungi Taylor dengan sepenuh hati.

"Aku yang bertanggung jawab atas kebahagiaan dan kesedihanmu saat ini Taylor. Aku benar-benar sangat meminta kau untuk lebih terbuka." Joe mengelus rambut pirang wanitanya tersebut.

Taylor memjamkan matanya, menikmati angin musim semi khayalannya, dan tentunya merasakan belaian lembut dari sang raja hatinya.

"Kemarin aku melihat dua ekor rusa. Mereka berlari beriringan tanpa peduli jutaan bintang sedang menyaksikan kebahagiaan mereka." ucap Joe kepada Taylor yang nyaman bersandar dibahunya.

"Maksudmu Joe?" tanya Taylor, ia tetap memejamkan matanya.

"Aku tidak tahu, aku baca dari sebuah buku. Kata-katanya indah bagiku" Joe tertawa ringan.

Taylor membuka matanya dan bangun dari sandaran, menatap Joe bingung dan ikut tertawa.

"Loh kok kamu bangun Taylor? Sini bersandar lagi. Biar terlihat kayak orang pacaran beneran" Joe menepuk pundaknya.

Taylor tersenyum lebar dan buru-buru mengambil posisi nyaman di bahu Joe.

Sore ini terasa begitu hangat. Dengan bahu yang dijadikan sandaran kokoh atas kepercayaan yang telah mereka bangun. Tersandar sebuah harapan besar, rencana yang suatu saat nanti akan mereka wujudkan. Pasti.

Hey guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hey guys. Enjoy this chapter dan selamat menerima kenyataan kalo Joe dan Taylor udah tunangan diem2 di real life😭😭😭.

Finally!! Omg!! Taylor!! Joe!! So proud of you!!!

detective TaylorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang