12. The Red Dream

4.6K 269 6
                                    



Seorang gadis cantik dan mempesona sedang berjalan menghampiri Dio yang kini sedang menatap tanpa kedip ke arahnya. Gadis itu tersenyum begitu manis dan mampu meluluhkan hati Dio. Dio merasakan sebuah sentuhan tangan lembut dan halus sang gadis di wajahnya. Ia memejamkan matanya merasakan kenyamanan dan kenikmatan sentuhan luar biasa gadis itu. Ia membuka matanya dan pandangannya tertuju pada bibir merah yang sangat menggodanya.

Ia mendekatkan wajahnya dan melumat bibir itu dengan penuh kelembutan. Ia merasakan gadis itu membalas ciumannya. Dio semakin terbuai dengan ciuman mereka yang begitu lembut dan bergairah. Dan antara sadar dan tidak, ia melakukan sesuatu yang memberinya kenikmatan tiada tara itu.

"Aaaahhhhhhh...."

Dio mengerang panjang dalam tidurnya ketika ada sesuatu dalam dirinya yang mendesak ingin keluar. Ia menghembuskan nafas lega seakan ia baru saja mengeluarkan beban berat dari dalam tubuhnya.

"Dio, Dio...! Bangun, Le! Sudah jam 5." seru suara seseorang dari balik pintu kamarnya sambil mengetuk-ngetuknya.

Dio mengerjapkan matanya perlahan dan mengucek matanya yang masih terasa berat. 2 menit lagi jarum jam menunjukkan jam 5 pagi. Ia menguap dan merentangkan kedua tangannya lebar, lalu duduk menyender di kepala ranjang. Ia melirik celananya dan alangkah terkejutnya saat melihat celananya mengembung dan basah. Ia meraba sepreinya dan ia terkejut saat mendapati sepreinya basah seperti habis mengompol.

Mana mungkin ia sudah 18 tahun masih mengompol. Memangnya ia anak TK? Bisa habis citranya sebagai remaja yang beranjak dewasa kalau ia memang beneran mengompol. Ia mencium bau cairan yang membasahi ranjangnya. Baunya bukan bau air seni. Ia tahu itu saat ia mendapat mimpi basah untuk pertama kalinya. Ia tidak mengompol, tapi ia baru saja mimpi basah.

"Astaghfirullah... Aku baru saja mimpi bercinta dengan seorang gadis. Pantas saja." gumamnya.

Ia melihat celana dan sepreinya yang basah oleh spermanya. Ia harus segera mencuci seprei itu dan mengusahakan agar jangan sampai ketahuan neneknya. Ia langsung beranjak dari ranjangnya dan menarik seprei yang ternoda itu. Alamat ia harus mandi besar lagi di pagi yang dingin ini. Ia membuka pintu kamarnya dan mengamati ruangan rumah yang sepi.

Mungkin neneknya sedang melaksanakan sholat shubuh. Ia berharap neneknya tidak melihatnya saat ini. Ia segera berjalan menuju kamar mandi dan mengambil handuknya. Setelah di kamar mandi, ia segera merendam seprei kotor itu di ember. Ia memejamkan matanya sejenak.

Akhir-akhir ini ia sering bermimpi erotis dengan seorang gadis yang masih samar wajahnya. Gadis itu seakan enggan memperlihatkan wajah aslinya. Ia yakin gadis itu begitu cantik dan ia dibuat tak berdaya di bawah sihirnya. Ia sangat ingin melihat wajah gadis itu yang membuatnya penasaran. Apakah ia gadis yang dulu pernah ia perawani? Siapkah sebenarnya gadis itu? Ia selalu merasakan perasaan nyaman dan gairah yang membara dalam dirinya ketika sedang bersama gadis itu dan ujung-ujungnya membawa mereka pada adegan panas yang berakhir dengan Dio yang mengotori ranjangnya dengan benihnya.

Ia tak tahu perasaan apa ini. Gadis misterius itu benar-benar telah membuatnya gila akan perasaan abstrak yang membuat hidupnya seperti pelangi saat ini. Karena gadis itu pula, Dio bahkan sering memuaskan dirinya sendiri di kamar mandi dan membuang benihnya sia-sia. Ia tak pernah sebegitu berhasratnya kepada perempuan seperti ini meski ia sering melihat perempuan-perempuan seksi atau yang telanjang bulat sekali pun dari video seks yang pernah iseng ditunjukkan temannya padanya. Ia bahkan jijik melihatnya.

Tapi gadis itu, hasratnya seketika naik dan tak terkontrol hanya berdekatan dengannya saja. Sebesar itulah pengaruh gadis itu untuk dirinya yang tak mudah tersentuh oleh perempuan mana pun? Jika sampai ia bertemu dengan gadis itu, ia berjanji akan menandainya dan mendekatinya sampai gadis itu mau menjadi miliknya. Gadis yang membuatnya kehilangan keperjakaan seperti gadis itu yang juga kehilangan keperawanannya olehnya.

Red In The SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang