27. They Don't Know About Us

5.3K 280 1
                                    

Setelah perjuangan yang tak mudah untuk bisa mendapat restu dari keluarga Viona, akhirnya Dio mendapat izin untuk menikahi wanita itu. Keluarga Dio sudah setuju karena ibunya menyukai Viona yang baik-baik. Tapi setelah insiden pengakuan Dio di hadapan keluarga Viona yang berujung dengan ia mendapat pukulan dari kakak Viona yang hampir membuatnya tewas jika tidak dihalangi oleh Viona dan bundanya, ia tahu tak mudah untuk mendapatkan Viona, dan ia harus berjuang untuk itu meski ia sempat ditolak mentah-mentah, tapi ia tak menyerah begitu saja. Ia tahu, ayah dan kakak Viona terpaksa menyetujuinya karena mengingat Arvi yang pasti membutuhkannya sebagai ayahnya. Hanya Alika, bunda Viona yang menyambutnya dengan baik. Ia tak gentar saat ayah dan kakak Viona mengancamnya jika ia sampai menyakiti Viona lagi, maka mereka tak akan segan-segan untuk memisahkannya dengan Viona dan putranya lagi. Ia berjanji dalam hatinya akan menjaga dan mencintai Viona dengan segenap rasa cinta dan sayang yang ia miliki. Pernikahan diputuskan akan dilaksanakan dua minggu lagi. Viona meminta pernikahannya diadakan secara sederhana saja dan tidak banyak mengundang orang lain, hanya saudara terdekat saja dan Dio menyetujui hal itu. Ia paham akan hal itu. Masa lalu mereka menjadi penyebabnya. Dio tak masalah, yang penting Viona bisa menjadi miliknya yang sah di mata hukum dan agama.

Mereka masih bekerja di tempat yang sama di mana mereka bekerja. Viona mulai tak canggung lagi berada di dekat Dio. Ia masih tak menyangka jika lelaki yang menjadi cinta pertamanya sampai sekarang menjadi calon suaminya. Kadang ia merasa sedih, untuk bisa bersama dengan lelaki yang dicintainya saja ia harus rela jatuh bangun selama bertahun-tahun, baru ia bisa membuat Dio melihat ke arahnya. Sungguh miris sekali nasibnya. Ia tak seberuntung kakaknya yang begitu dipuja setengah mati oleh suaminya saat pertemuan mereka dulu. Ia baru keluar dari ruangannya untuk menikmati waktu istirahatnya. Ia bertemu dengan Kiki yang sedang berbincang ria dengan teman-temannya. Ia tak peduli dengan gadis itu.

"Eh, ada wanita penggoda lewat. Awas jagain cowok-cowok kalian! Nanti jadi korban dia lagi." langkah Viona terhenti saat mendengar suara Kiki yang seperti sengaja dikeraskan begitu ia lewat di hadapan mereka agar ia mendengarnya. Sepertinya gadis itu sengaja memancing emosinya.

"Jadi dia perebut cowok orang gitu? Wah, kalau gitu mesti hati-hati, dong. Gue kira dia lugu, ternyata cuma luarnya aja." Viona melihat mereka yang menatapnya dengan pandangan mengejek. Tangannya terkepal erat dan dadanya bergejolak karena amarah. Apa-apan mereka mencemoohnya! Tak tahan, akhirnya ia mendekati mereka.

"Maaf, siapa ya yang kalian maksud perebut cowok orang? Bisa kalian jelaskan apa maksud tatapan kalian pada saya seolah saya pernah melakukan kesalahan kepada kalian!" ucapnya tanpa takut. Mereka tak bisa didiamkan seenaknya merendahkan dirinya. Ia juga punya harga diri yang tak mau siapa pun menginjaknya. Kiki tersenyum sinis.

"Ya, kamu udah membuat Dio berubah. Sejak kedatangan kamu, Dio terlihat semakin menjauh. Dan aku sungguh terkejut mendapat info tentang dirimu di masa lalu dengannya. Sungguh aku tak menyangka jika kamu adalah wanita penggoda. Jurus apa yang kamu pakai untuk merayunya sampai dia mau menidurimu? Yang kutahu, Dio adalah lelaki baik-baik. Jadi aku pikir..., di sini kamu yang jalang." Viona sangat terkejut mendengar ucapan kurang ajar gadis itu. Matanya menyalak marah. Ia tak terima disebut perempuan jalang yang sudah menggoda Dio.

PLAKKK!!!

Satu tamparan mendarat di pipi mulus Kiki membuat gadis itu terkejut, begitu juga dengan teman-temannya. Wajah Viona memerah karena emosi.

"Jaga ucapanmu, Nona!! Berani-beraninya anda menyebut saya murahan. Lihatlah siapa anda! Harusnya anda yang malu karena dengan tak tahu dirinya selalu menempel kepada Dio seperti lintah, padahal saya tahu anda bukanlah kekasih Dio. Lihatlah siapa yang jalang di sini!!!" teriaknya bercampur emosi yang membara. Orang-orang mulai mendekat menonton keributan di antara mereka. Wajah Kiki merah padam. Mata gadis itu menatap Viona benci.

Red In The SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang