Sudah 4 tahun lamanya kehidupan kembali berlalu. Kini alfaro telah memiliki 1 anak wanita yang bernama Adelina Putri Ninditya Ltsyarif yang berumur 2 1/2 tahunan dan istrinya mengandung memasuki usia 4 bulan. Sedangkan Aurel menikah dengan Martin Aditya Pradana.
"Mama... Papa..." teriak aurel yang menggema di dalam ruang tamu rumah ali dan prilly.
"Udah malem sayang, jangan teriak2 ish kamu mah.".omel prilly.
"Baby girl papa jangan gitu ah, sakit telinga papa ini." timpal ali pula. Aurel yang mendapatkan 2 omelan sekaligus hanya mengerucutkan bibirnya.
"Malam ma..pa.." sapa martin lalu mencium punggung tangan ali dan prilly bergantian.
"Malam mantu." jawab ali dan prilly bersamaan.
"Eh.. Urel mama boleh minta sesuatu sama kamu nak?" tanya prilly hati2, aurel pun terkekeh melihat mamanya seperti itu.
"Apapun akan urel berikan buat mama, sekarang mama minta apa dari urel?" tanya aurel kepada prilly.
"Mama minta kamu malam ini menginap disini dan tidur dengan mama, malam ini saja untuk terakhir kali." ucap prilly, yang entah mengapa membuat mata aurel memanas dan air matanya tumpah seketika.
"Mama.. Hikss.. Ga boleh bilang gitu hiks.. Aurel tetep sama mama." isak aurel sambil memeluk erat sang mama, prilly pun membalas pelukan aurel dengan erat. Entah mengapa dia sangat ingin ditemani putri kecilnya ini.
"Martin jelek hiks.. Aku mau kekamar sama mama ya." ijin aurel kepada martin, martin hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum. Lalu aurel dan prilly pergi keatas dan menuju kamar prilly dan ali.
"Kamu tau kan bagaimana sulitnya dulu dalam membuat saya percaya terhadapmu martin?" tanya ali kepada martin.
"Tentu pa, martin ingat bahkan sangat, kenapa papa menanyakan itu?" tanya balik martin yang tak mengerti ke arah mana sang mertua dalam mengajaknya berbicara.
"Tak apa. Aku hanya ingin menitipkan baby girl.ku kepadamu. Jaga dia, jangan biarkan dia bersedih lebih baik kamu pakai saja rumah ini tak perlu membangun rumah baru, uangnya simpan saja." ucap ali panjang lebar.
"Tak apa pa, martin bekerja siang malam juga untuk aurel." balas martin.
"Baiklah, semoga perusahaan papa kamu semaik maju martin." ucap ali lalu pergi berlalu dari hadapan martin.
*****
Dipagi yang cerah ini alfaro, sita dan putri mereka adelina telah sampai di rumah mewah ali dan prilly.
"Urell... Jelek... Adek.nya abang mana sih." teriak alfaro, aurel yang mendengar suara sang kakak pun berlari dan menubruk tubuh kokoh kakanya itu.
"Urel kangen." lirihnya.
"Abang aro lebih kangen." balasnya.
"Mama sama papa mana?" tanya alfaro.
"Oh iya, lagi sarapan ayo kita ikut sarapan bersama." ajak aurel. Alfaro. Sita dan balita yang ada di gendongan alfaro pun ditaruh dalam kamar terlebih dahulu karena dia tertidur.
"Mama.. Papa.." pekik alfaro sambil mencium punggung tangan mama dan papa.nya yang diikuti okeh sekar.
"Cucu papa mana?" tanya ali yang mebuat alfaro mendengus sebal.
"Anak dateng ga ditanya kabar anaknya malah cucunya." omel alfaro.
"Udah gege juga, ayo makan dulu. Ceritanya nanti." lerai prilly.Setelah sarapn pagi itu berlalu kini semua telah berkumpul di ruang tengah, semua tampak bahagia tanpa ada beban sedikit pun. Tapi aurel maupun alfaro merasakan hal yang mengganjal dan merasakan perasaan tak tenang di dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU MILIK KU ~ Ali^Prilly.
RandomBerawal Dari Tatapan Yang Mampu Membuat.Ku Hanyut Dalam Pesona.Mu ~Aprilyana Putri Latucosina~ . Sesulit Apapun Cobaan aku Akan Tetap Ada Disamping.Mu ,Itu Selalu~Muhamad Aliandhika Syarief~ "Tahap Revisi~"