Chap 21:아파

1.6K 184 18
                                    

Dahyun menggosok matanya, entah kenapa dia sangat mengantuk. Padahal  jam belum berada pada angka sebelas. Dan dia sudah siap untuk makan malam bersama dengan yang lain. Seaeorang mengetuk pintu Dahyun, "Dahyun? Apa kau sudah siap?" Tanya seseorang yang diketahui adalah Sana. Mendengar suara Sana, Dahyun keluar dari kamar hotelnya.

"Oh, ada apa dengan pipimu?" Tanya Sana yang melihat pipi Dahyun merah hampir seperti tomat, "Hm? Memang ada apa dengan pipiku?" Tanya Dahyun tidak mengerti. "Merah, apa kau sakit?" Tanya Sana kepada Dahyun balik, dan kemudian mengecek suhu badan Dahyun dengan tangannya.

"Eh? Dahimu hangat." Kata Sana yang terkejut, karena merasa suhu tubuh Dahyun yang sedikit hangat. "Tanganmu yang dingin, aku baik-baik saja. Ayo!" Kata Dahyun yang sebenarnya sudah mulai merasa pusing. Mereka pun menuju tempat makan malam yang dijanjikan. Tidak jauh dari hotel yang mereka tempati.

Taehyung yang datang bersamaan dengan Sana dan Dahyun juga melihat ke arah pipi Dahyun yang semakin memerah. "Sana, bisa kau masuk dulu?" Tanya Taehyung meminta Sana untuk masuk terlebih dahulu ke dalam temoat makan tersebut. Sana pun mengangguk dan masuk terlebih dahulu.

"Apa kau sakit?" Tanya Taehyung kepada Dahyun, Dahyung menggeleng dan tersenyum. "Tidak, aku tidak sakit. Ayo masuk." Kata Dahyun yang melangkah masuk namun ditahan oleh Taehyung.

Taehyung meletakkan dahinya ke dahi Dahyun. Panas, itulah yang Taehyung rasakan pada dahinya juga. "Tidak bisa, ayo kembali.". "Tapi-"

"Kau sakit, dan kita harus kembali ke korea jam tiga nanti." Kata Taehyung memberikan jaketnya kepada Dahyun, "Bagaimana dengan yang lain?" Tanga Dahyun bingung, mereka semua mungkin telah menunggu kedua orang itu untuk masuk.

"Aku akan memberitahu Namjoon, kita kembali ke hotel." Kata Taehyung yang terdengar sangat khawatir kepada Dahyun dia membawa Dahyun kembali ke hotel sembari merangkul bahu Dahyun agar Dahyun tidak pingsan nantinya. Dia tidak memperdulikan orang-orang yang memotret mereka dengan handphone mereka.

Dahyun merasakan kakinya semakin lemas, dan hal itu juga dirasakan oleh Taehyung yang merasa Dahyun semakin melambat. Tidak inguin Dahyun jatuh di tempat, Taehyung menggendong Dahyun dikedua tangannya. Dan tepat saat itu, Dahyun pingsan. "Dahyun? Dahyun?" Tanya Taehyung semakin khawatir.

Pintu kamar Dahyun terkunci, dan Dahyun belum sadar juga, akhirnya Taehyung memilih meletakkan Dahyun di kamarnya.  "Oh, Jihyo. Dahyun sakit dan aku meletakkannya di kamarku karena kamarnya terkunci. Lanjutkan makan kalian, dia sudah tidak apa-apa." Kata Taehyung menelepon Jihyo.

"Haruskah aku membelikan obat?". "Tidak, aku mempunyainya. Jika terjadi apapun aku akan meneleponmu lagi." Kata Taehyung yang kemudian mematikan panggilan tersebut.

>

"Ada apa dengan mereka?" Tanya Namjoon kepada Jihyo yang baru saja menerima panggilan dari Taehyung. "Dahyun sakit, namun katanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan." Kata Jihyo yang sebenarnya hampir beranjak keluar.

"Haruskah kita pergi?" Tanya Mina yang langsung di jawab oleh Jin, "Sebaiknya jangan, biarkan mereka mengenal lebih dalam." Kata Jin yang sepertinya menganggap hal itu hanya akal-akalan Taehyung saja.

"Aku harus pergi." Kata Yoongi yang beranjak dari tempat duduknya, dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan Jihyo mengetahui apa itu.  Namjoon menyenggol kaki Jihyo dan lalu mendapat pesan, 'Jika kau tidak menghentikannya, mungkin dia akan berhenti setelah tiga batang.'

Jihyo menghela nafas dan berkata, "Aku harus membeli obat untuk Dahyun nanti." Kata Jihyo yang membuat Namjoon menaikkan bibirnya, kebohongan Jihyo sangat sulit untuk tidak dihindari.

Sampai di luar, tepatnya tempat dimana Yoongi akan menyembunyikan dirinya untuk merokok. Jihyo menemui Yoongi yang sepertinya belum menyelesaikan aktivitasnya, "Orang-orang akan melihatnya." Yoongi melihat siapa yang mengatakan itu kepadanya, Yoongi mengirup rokok tersebut dan menghembuskannya kepada Jihyo dan hal itu membuat Jihyo terbatuk.

"Ya! Berikan padaku!" Kata Jihyo yang mencoba mendapatkan roko yang berada di tangan Yoongi, namun Yoongi menjatuhkannya dan menginjaknya. "Sejak kapan kau merokok?"

"Hmh... Sejak aku tidak bisa menciummu lagi? Haha..." Kata Yoongi tertawa entah apa yang dia tertawakan tadi, sepertinya hal itu hanyalah candaan belaka untuk Yoongi. "Berikan kepadaku rokokmu." Minta Jihyo.

"Jika kau membiarkanku menyalakan satu batang lagi." Jihyo menghela nafas, lalu mencoba untuk mendapatkan satu box kecil rokok yang berada di tangan Yoongi. Ketika mendapatkan benda tersebut, Jihyo membukanya dan mendapati box rokok itu kosong.

"Kau meng-" sebelum Jihyo mengatakan apapun Yoongi mencium bibirnya dan membuat Jihyo terkejut, di gang gelap dan sempit tersebut, Yoongi memojokkan Jihyo yang tengah mencoba untuk menjauhkan Yoongi darinya. Setelah Jihyo sedikit tenang, Yoongi melepaskan Jihyo dan berkata, "Karena rokokku habis." Kata Yoongi tersenyum dan memeluk Jihyo.

TBC

IDOL VHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang