Ray baru saja terbangun dari tidur dengan wajah yang masih babak belur. Cowok itu mengedarkan pandangan ke sekitar. Melirik tangannya yang masih terinfus.
Telinganya tidak mendengar suara apapun, selain detik jam dinding yang terus berputar dan menimbulkan suara khasnya."Pada kemana nih para manusia? Gue lagi sick juga, bukannya ditemenin gitu. Masih aja dibiarin sendiri."
Ray menoleh ke meja disamping brankar, melihat ponsel yang tergeletak di atasnya. Dia mengambil ponsel itu.
"Gue gak sadar berapa lama sih? Perasaan lama banget deh. Kenapa gak ada yang chat gue gitu ya? Gak ada gitu yang nyariin gue?" Ray sibuk membolak balikkan menu pada ponsel.
Dari line, whatsapp, instagram, tidak ada satupun chat pribadi untuknya. Dia kembali meletakkan ponsel."Gak guna lo jadi HP!" cacinya kesal.
"HEI WHAT'S UP GAES?" datanglah seekor Alvin yang mengejutkan Ray.
"Gila men! Gue tau lo jomblo men. Tapi setidaknya, lagi sakit aja lo sendirian men. Ckckck" Alvin geleng kepala, mendramatisir kalimatnya.
"Lo juga jomblo! Setidaknya, jenguk orang sakit aja sendirian," ketus Ray.
"Jenguk orang sakit mah kaga perlu bawa pasangan bro. Emang lo kata kondangan?"
"Kondangan juga gak perlu bawa pasangan. Emang lo yang mau nikah? Segala bawa-bawa pasangan."
Alvin kalah. Berbicara dengan Ray selalu saja kalah. Ray selalu menang.
"Ray?"
"Hmm?"
"Kok lo gak nanyain cewek yang waktu itu lo tolongin?" Alvin penasaran, apa Ray lupa dengan penyebab dirinya masuk ke rumah sakit ini.
"Dia gapapa?" tanya Ray pada akhirnya.
"Sama sekali gapapa. Trus lo gak mau nanya gimana lo bisa masih hidup sekarang?"
"Gimana?"
"Gue lari sekenceng mungkin minta bantuan ke pangkalan nasgor. Ray, mungkin kalo gue telat 1 menit aja, mungkin sekarang lo udah almarhum tau gak?"
"Thanks ya vin, gue gak mungkin diem aja liat cewek digituin."
"Ya gue juga gak mungkin diem aja tau lo bakalan kalah."
"Sialan lo."
***
Mia Jasmine sedang berjalan memasuki gerbang sekolah baru. Dia tinggal di Surabaya bersama kedua orang tuanya, dan terpaksa pindah ke Jakarta karna Papanya yang dipindah tugaskan ke sana.
Berat rasanya tinggal di kota ini. Mia harus meninggalkan sahabat-sahabat, harus beradaptasi lagi dengan teman-teman baru. Apalagi baru hari pertama saja dia sudah mengalami kejadian yang paling menakutkan untuknya. Mungkin Surabaya juga kota yang ramai seperti Jakarta. Tapi Surabaya tidak semengerikan Jakarta menurut Mia.
Tadi pagi, Mia sudah berdiri di depan kacanya selama seabad, untuk memastikan bahwa dia terlihat modis. Mia tidak mau terlihat buruk di hari pertamanya. Setelah merasa dirinya cantik, barulah gadis itu pergi ke sekolah.
Mia baru saja duduk di bangku, setelah memperkenalkan diri. Dan ketika guru yang mengantarnya tadi keluar, rasanya dia seperti hendak diterkam.
"Miaa, akun IG nya apa? Follow-followan kuy!" salah seorang cowok bertubuh kurus, jangkung dan berkulit putih menghampiri Mia duluan. Belum sempat menjawab, dua orang cowok lainnya, ikut menghampiri.
"Mia sekarang tinggal dimana?" tanya cowok berkacamata yang bertubuh tinggi ideal.
"Mia duduk sama gue aja di depan, deket AC. Disini mah panas kalo siang," kata cowok lain secara bersamaan.
"Mia nanti pulang, di jemput apa gimana? Gue yang anter pulang ya."
Tiba-tiba sekeliling mejanya dipenuhi siswa cowok. Mereka bicara tanpa bisa dijawab Mia.
"Mia udah punya cowok?"
"Mia, nanti ke kantin bareng yuk sama abang ganteng"
"Mia Mia, bagi nomer HP lo, biar dimasukin ke grup kelas"
"Mia, lo keturuan bidadari ya? Kok cantik banget sih?"
Mia hanya bisa tersenyum risih. Berharap kerumunan itu segera bubar. Bingung apa yang bisa dilakukannya agar mereka segera pergi dari meja Mia.
Tiba-tiba, suara nyaring seseorang, teman sebangku Mia, terdengar memekakkan telinga.
"EH BERISIK BANGET SIH LO PADA! DARI TADI GUE DIEM-DIEMIN PADA GAK TAU DIRI LO YA! DASAR COWOK KAMPUNGAN. GAK BISA LIAT CEWEK CAKEP! BALIK LO SEMUA KE TEMPAT DUDUK MASING-MASING!!!"
Mia melotot mendengarnya. Cewek berparas cantik, yang bertubuh mungil, bisa mengeluarkan suara senyaring itu. Tapi tak disangka, teriakannya mampu membuat semua cowok itu kembali ke tempat masing-masing. Walaupun sambil menggerutu.
"Yaelah Shil, emang ngapa sih, siapa tau dia jodoh gue kan?" kata cowok berkacamata.
"Tau lo Shil, ngapa sih? Namanya juga orang dagang!" timpal cowok lainnya memelas.
"APA HUBUNGANNYA BANGKE KECEBONG?" teriak Ashila, si ketua kelas.
"Sama sama Usaha Shil," timpal hampir dari seluruh cowok dikelas itu sambil tertawa.
"BERISIK! DIEM!"
Mia hanya tersenyum lega, mendekat ingin membisikan sesuatu, "Thanks yaa."
Ashila mengangguk sambil ikut mendekat ke tubuh Mia, "Iya sama-sama. Mereka emang gitu kalo sama cewek. Galakin aja, nanti juga pada kapok."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyud Couple
Teen FictionHadirnya yang menyebalkan Senyumnya anggun dan manis Tawanya renyah mampu menularkan kebahagiaan.. Siapa yang tau, sosok ceria seperti Mia Jasmine mampu membuat seorang Ray Hirano mencairkan hatinya yang beku. Proses jatuh cinta paling sederhana di...