43. Death

404 36 1
                                    

Mia duduk di kantor guru sejak lima menit yang lalu. Dia dipanggil karna pihak sekolah mendapatkan informasi bahwa orang tua Mia mengalami kecelakaan pesawat terbang. Hanya jasad Papanya yang berhasil ditemukan, sedang jasad Mamanya menghilang.

Pikiran gadis itu berkecamuk mengingat kembali peristiwa ketika kedua orang tuanya meninggalkan dia. Rasa sesak, tidak mengerti, dan kehilangan, dominan mengisi perasaannya saat ini.

Sementara Mia sedang berusaha menenangkan dirinya, sosok Devan memperhatikan Mia dari balik jendela kantor. Dia sudah dengar berita ini, dan merasa khawatir dengan Mia.

"Gue bisa antar lo menuju lokasi jasad Papa lo ditemukan," suara Devan tiba-tiba terdengar.

Kala itu, Mia tidak sanggup memikirkan hal lain selain bisa menuju lokasi ditemukannya jasad Papanya. Jadi, dia meng-iyakan tawaran Devan, untuk diantar menuju lokasi.

Sekitar 5 jam perjalanan, mereka tiba.
Di sebuah daratan yang berbatasan dengan pantai dan hutan yang lebat. Berdasarkan informasi, pesawat ini jatuh ketika hendak melakukan persiapan untuk landing. Kemudian Mia tidak mendengarkan lagi penyebab gagal landing yang dialami pesawat. Dia hanya mau tau bagaimana kondisi Mama dan Papa.

Dan benar saja, Mia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bahwa itu adalah jasad Papanya.

Waktu itu dia ditinggal dan tidak tau kemana mereka pergi. Tapi sekarang sudah jelas. Orang tua Mia benar-benar pergi dan nggak akan kembali.

"Papaaaa!!!" teriaknya kala melihat jasad itu dengan luka yang sangat parah di sekujur tubuh. Luka yang paling parah terlihat adalah di bagian kepala.

Kepala Papa Mia pecah. Daging pipi kanannya hilang, sepertinya akibat tercabik oleh sesuatu. Lalu pada kaki kanan, hampir setengah daging betis juga hilang.
Sebelum kedatangannya, jasad itu tadinya ditumpuk bersama mayat-mayat lainnya.

Gadis itu tidak sanggup membayangkan bagaimana rasa sakit yang di derita Papa sebelum meninggal. Dia yang hanya melihatnya saja sudah sangat ngeri dan ngilu. Lalu bagaimana kondisi Mama yang belum ditemukan oleh tim Sar?

"Mia." Devan langsung menutup kedua mata Mia dengan tangannya. Dia tidak tau kalau kondisi jasad Papa Mia akan separah itu. "Udah ayo mundur, lo harus tenangin diri lo."

Devan khawatir ini akan menjadi luka yang sulit disembuhkan dalam psikis gadis itu.

"Lo harus tenang, Mia."

Gadis itu terus menangis histeris, hingga akhirnya... Mia jatuh pingsan.

***

Mia baru terbangun dengan selang nebul terpasang di hidungnya. Dia sedang ada di posko tenda darurat, dan sosok yang pertama kali dia tangkap wajahnya adalah... Devan.

"Mia kenapa, Van?"

"Tekanan darah lo turun drastis akibat syok," jelas Devan. "Sekarang apa yang lo rasain?"

"Kepala Mia pusing."

"Lo tenang dulu sekarang. Hirup oksigennya dari selang itu."

"Papa gimana, Van? Mia harus urus jasad Papa."

"Lo tenang aja. Ray sama keluarganya barusan datang. Mereka lagi ngurus jasad Papa lo."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kyud CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang