Ruangan berbentuk persegi panjang itu kembali lengang. Terasa sangat hening dan sangat sepi. Walaupun biasanya juga tidak ramai. Tapi tetap saja sangat terasa menyesakkan di dada.
Seperti ada yang hilang...
Tidak terdengar lagi suara musik K-pop yang biasa di putar dari dalam kamar itu. Tidak ada lagi suara desing mesin yang bekerja menyapu lantai. Sudah tidak lagi ada seseorang yang selalu membuat Ray merasakan banyak hal.
Singkatnya, Ray merasa kehilangan Mia.Biasanya saat sedang bosan atau kalau kata anak jaman sekarang adalah gabut, Ray suka mengerjai Mia. Entah itu dengan menyuruhnya bersih-bersih rumah, atau menyuruhnya membuat makanan di dapur. Semua tingkah laku menyebalkan Ray bagi Mia adalah sesuatu yang sangat Ray suka lakukan. Dia suka melakukan hal menyebalkan itu demi bisa menciptakan banyak dialog bersama Mia. Dengan berbuat sedikit kejam, Ray juga merasa bisa dekat dengan Mia. Karna untuk melakukan hal manis atau baik, Ray belum pernah melakukannya kecuali kepada Uminya.
Tanpa terasa, hari sudah menunjukkan pukul 14.00. Pantas saja perutnya mulai terasa lapar. Tapi cowok itu mager melakukan apapun demi mengenyangkan perutnya. Dia memilih duduk dan diam saja di sofa. Masih di tempat itu sejak Mia mengemasi barangnya. Dan tidak beranjak sesentipun hingga saat ini.
Terdengar suara knop pintu diputar.
Astaga, siapa yang datang?
Entah kenapa Ray sangat berharap dengan seseorang yang datang itu..
"Selamat siang Ray Hirano. Gue tau lo pasti mager, kan, buat makan. Hahaha! Nih gue bawain makanan buat lo."
"Sialan! Ngapain lo sih yang datang?" sarkas Ray tidak suka dengan kehadiran Alvin.
"Gini nih teman not know self."
"Ngomong apaan sih lo?"
"Gak tau diri!" bentaknya tepat di depan wajah Ray.
Alvin mulai membuka bungkusan plastik yang dia bawa. Mengeluarkan dua kotak sterofoam berisikan makanan dan dua gelas Thaitea, minuman favorit mereka akhir-akhir ini.
"Gimana caranya lo bisa masuk ke sini?"
"Nih di kasih kunci sama Mia," Alvin menunjukkan sebuah kunci di jarinya. "Tadi ketemu pas di pintu utama. Ciiee sekarang hidup sendirian lagi nih yee," godanya.
Ray mencoba merampas kunci dari tangan Alvin, tapi kurang cepat.
"Eits! Lo suka pilih kasih gitu sih. Giliran Mia yang bukan siapa-siapa lo aja dikasih kunci, gue yang sohib lo dunia akhirat gak di kasih pegang."
"Bahaya kalau lo ikut pegang kunci apartemen gue. Bisa-bisa satu persatu barang-barang gue pada ilang nanti."
"Astaghfirullah, istighfar Ray! Gue gak begitu orangnya. Lo kayak gak kenal gue aja sih. Barang lo gak akan ilang satu persatu kayak yang lo pikirkan Ray tenang aja! Paling langsung ilang semua. Hahahahahaha."
Mereka tertawa. Receh memang. Padahal juga garing. Tapi Alvin yang paling receh. Sedang Ray hanya berpura-pura dan berusaha untuk menutupi kesedihannya.
"Udah nih makan dulu Mie Ayamnya. Galaunya dilanjut nanti lagi. Gue sering baca quotes di twitter Ray. Katanya gini... ekhem ekhem... jangan males makan, karna merindu itu butuh tenaga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyud Couple
Teen FictionHadirnya yang menyebalkan Senyumnya anggun dan manis Tawanya renyah mampu menularkan kebahagiaan.. Siapa yang tau, sosok ceria seperti Mia Jasmine mampu membuat seorang Ray Hirano mencairkan hatinya yang beku. Proses jatuh cinta paling sederhana di...