~ Singkatnya, Tuhan menciptakan kaum cowok itu sebagai pelindung bagi spesies bernama cewek ~
🍁🍁🍁
"Bodoh!"
Ray terus memaki dirinya sejak Mia meninggalkan apartemen. Sudah pukul sebelas malam dan Mia belum juga pulang.
Sumpah, Ray menyesal mengeluarkan kalimat-kalimat sampah seperti tadi. Itu bukanlah kata-kata yang ingin dikatakannya. Bukan itu. Ray hanya kesal karna Devan semakin gencar mendekati Mia. Dan yang membuatnya semakin kesal adalah, karna Mia yang merespon Devan.
Ray menunggu Mia pulang. Dia sangat khawatir dan tidak tau dimana Mia berada. Apakah masih bersama Devan atau tidak.
Ray mengambil ponsel di saku celana, lalu mengetikkan sebuah nama. Dia akhirnya mencoba untuk menghubungi Mia.
Sebuah dering monoton yang terdengar di telinga Ray. Tak ada balasan dari panggilannya. Apakah Mia baik-baik saja? Kenapa tidak menjawab telponnya? Apa Mia sangat marah padanya?
Devan saat ini seratus persen pasti berhasil mendapatkan hati Mia. Aneh! Kenapa Ray memikirkan ini?
Alvin.
Nama itu yang kemudian tertera di kepala Ray. Alvin pasti bisa membantunya. Dia langsung menghubungi Alvin dan menyuruh sahabatnya itu untuk datang.
***
"Fiks, lo naksir sama Mia."
"Bukan itu yang mau gue bahas sekarang, Vin!" Ray menggaruk kepalanya kasar.
"Mia pergi dan gue gak tau dia kemana. Sebelum dia pergi, gue udah buat dia marah. Sekarang udah tengah malem. Dan gue gak bisa mastiin apa dia baik-baik aja. Kalau sampe dia kenapa-kenapa, gue yang salah, Vin. Karna gue udah bersikap keterlaluan ke dia," jelas Ray panjang lebar dengan emosi yang mulai tidak terkendali.
"Lo udah coba ngelakuin apa?" tanya Alvin.
"Gue udah nelpon dia berkali-kali, tapi gak di angkat."
"Ya iyalah! Jelas aja dia gak bakal angkat telpon dari lo. Dia lagi marah sama lo. Cewek kan, emang gitu kalau lagi marah." Alvin menceramahi Ray seolah dia paling tau tentang sifat cewek.
"Terus gue harus apa? Muterin jalanan kayak di drakor-drakor buat nyariin Mia? Gue bener-bener gak tau dia dimana."
"Lo yakin sama sekali gak kepikiran dia lagi dimana?" Alvin memicingkan matanya, seperti curiga pada Ray.
Ray berdecak kesal, sebenarnya dia curiga Mia ada di suatu tempat. Karna tadi sore Mia bilang dia akan pergi dengan Devan.
"Tadi sore dia bilang mau ke kota tua sama Devan."
"Bodoh!" bentak Alvin. "Kenapa lo gak coba kesana dari tadi?"
"Mana gue tau kalau Mia gak pulang malem ini? Lagian gue gak mau ngerusakin kencannya lagi."
"Yaudah lo coba hubungin Devan sekarang. Paling gak lo tau dia ada dimana dan lo tau kondisinya dia."
Ray menganggukkan kepalanya. Tentu saja sampai detik ini, status Devan masih sebagai musuhnya.
Panggilan baru diterima pada dering ketiga. Ray sengaja mengaktifkan mode speaker agar Alvin juga ikut dengar.
"Mau ngapain lo nelpon gue? Udah puas gagalin acara gue sama Mia lagi?" katanya langsung ketika baru menerima panggilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyud Couple
Teen FictionHadirnya yang menyebalkan Senyumnya anggun dan manis Tawanya renyah mampu menularkan kebahagiaan.. Siapa yang tau, sosok ceria seperti Mia Jasmine mampu membuat seorang Ray Hirano mencairkan hatinya yang beku. Proses jatuh cinta paling sederhana di...