20. Labil

497 32 0
                                    

       

   ***

            Mia sedang mengeringkan rambut panjangnya dengan hairdryer di depan kaca meja rias. Setelah dirasa rambutnya telah mengering, Mia menyisir rambut perlahan. Kemudian mengusapkan bedak di area wajah.

"Selesai," katanya sambil tersenyum.

Mia beranjak dari meja rias, dan menggendong tas hendak berangkat sekolah. Namun langkahnya terhenti sebelum tangannya meraih knop pintu. Mia malah meletakkan tas dan kembali ke meja rias.

Sekarang tangannya sibuk mengaduk-aduk isi laci. Sedang mencari sesuatu. Mia mengeluarkan lipbalm, blush on, maskara, juga eye shadow dari laci itu. Dia mengaplikasikan make up di wajah tipis-tipis agar tetap terlihat senatural mungkin.

Lima belas menit sibuk di depan meja rias, pintu kamar diketuk oleh umi.

"Mia, kamu udah bangun, kan? Ini udah hampir setengah tujuh loh. Nanti kamu terlambat sekolahnya."

"Iya umi, sebentar. Mia masih siap-siap."

"Yaudah, jangan lama-lama ya. Umi sama Ray nunggu di meja makan."

"Iya umi."

Tak mau membuat umi dan Ray menunggu lama, Mia buru-buru menyudahi merias wajahnya. Dia langsung keluar bersama tas sekolah, dan ikut bergabung di meja makan untuk sarapan.

"Ohayou Gozaimasu!" sapanya sambil duduk di meja makan.

Tak ada yang menyahut, Mia menghentikan aktivitasnya yang sedang mengambil piring dan nasi.

"Kok diem aja?"

Mia menatap umi dan Ray bergantian. Saat itu keduanya malah sedang menatap Mia tanpa berkedip.

"Kok ngeliatin Mia nya gitu banget?"

Ray langsung berkedip cepat, lalu kembali mengalihkan fokus ke sarapannya.

"Mia tumben kamu dandan? Cantik banget lagi," kata umi sambil menatap Mia terpesona.

Mia menyunggingkan senyum manisnya. Akibat senyum itu, Mia semakin terlihat sangat-sangat cantik.

"Lo mau sekolah apa mau kondangan?" celetuk Ray yang membuat suasana jadi menyebalkan.

"Mau kondangan di sekolah. Kenapa?" mood Mia langsung ambyar seketika.

"Oh gue tau. Biar Devano makin suka, kan?"

"Kenapa emangnya kalo Mia dandan buat Devano?"

"Kemaren katanya lo gak suka sama dia." Ray menyuap sesendok nasi ke mulutnya. Pandangannya masih terus menatap ke arah piring.

"Mia dandan bukan karna Devano. Apalagi karna Ray--

"Gue gak ngarep jadi alasan lo buat dandan."

"Mia dandan buat Mia sendiri. Mia pengen aja kelihatan cantik. Kenapa Ray jadi kayak netijen di sosmed? Komentar mulu!"

"Sstt, sudah Mia, Ray. Ayo cepetan habiskan sarapannya," lerai umi.

Kyud CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang