~ Jangan berfikir yang macam-macam tentangku. Itu membuatku merasa khawatir dan sedih ~
🍁🍁🍁"Ehem! Uhuk uhuk."
Cowok berhodie abu-abu yang sedang duduk sambil memandangi kedatangan Ray, sedang mencari perhatiannya.
"Ekhem ekhem! Uhuk uhuk uhuk!" dia mengeraskan lagi suaranya.
"Kenapa lo? Sekarat?" tanya Ray sambil lalu.
"Astaghfirullah, punya temen gak bisa jaga mulut banget sih ya."
Ray meletakkan tas ransel diatas kursi, kemudian menghempaskan bokong di sana.
"Makin lengket aja nih sama doi," sindir Alvin yang memang tidak pernah bosan untuk menggoda Ray.
Tidak di tanggapi oleh cowok itu, Alvin kembali membuka mulutnya. "Kalo udah naksir buruan. Ntar kalo ada yang ngeduluin lo nyesel."
"Ngomong sama siapa sih lo?"
"Anak gajah. Mending lo flashback bentaran deh. Nih lo inget-inget, hari dimana Mia memutuskan buat pindah dari apartemen lo."
Alam pikiran Ray secara otomatis langsung mengingat kejadian itu. Sebuah pilihan yang dibuat oleh Mia tetapi membuat Ray tidak senang. Tapi kenapa Alvin bahas soal itu lagi? Lagipula sekarang sudah tidak masalah baginya. Karna dia masih bisa dengan mudah menemui Mia.
"Biar apa gue harus flashback ke sana?"
"Biar lo inget gimana rasanya kehilangan dia."
Ray mulai mengerti arah pembicaraan Alvin yang memaksanya untuk segera menyatakan perasaan ke Mia. Hmm, yang padahal Ray sendiri belum mengakui perasaan itu.
"Ck. Pembicaraan unfaedah."
"Oke gue langsung to the point." Alvin mengacak-acak rambutnya sendiri. "Pulang sekolah nanti, gue denger kalo si Devan, musuh lo itu, berencana buat nembak cewek yang lagi lo suka."
"Permainan macam apa lagi ini, Vin? Lo termotivasi dari mana sih, kok seneng banget comblangin gue gini?"
"Gue tau lo udah suka sama Mia. Gue tau lo masih gengsi dan gak mau mengakui perasaan lo. Gue juga tau lo masih egois, memilih tetap memendam perasaan lo sendiri. Gue lagi serius Ray. Sumpah, gue gak mau lo nyesel karna ngeliat cewek yang lo suka, jatuh ke tangan cowok brengsek kayak Devan."
Jelas Alvin panjang lebar, yang membuat Ray menatap wajah teman sebangkunya itu. Ekspresi wajah Alvin memang terlihat serius dan sama sekali tidak ada maksud bercanda di wajah itu.
Sejenak Ray masih berpikir apakah akan percaya atau tidak. Ray juga masih bingung, apakah akan perduli atau masa bodoh.
Bahkan setelah merasakan bahagia karna tau Mia masih ada di dekatnya, Ray masih meragukan perasaannya.
"Lo tau dari mana, Vin?" tanya Ray pada akhirnya.
"Anak buah Devan lagi sibuk nyiapin surprise buat Mia pas Devan lagi nembak nanti."
Masih dengan raut wajah yang terkendali, dan sikap yang masih tenang, Ray mengeluarkan smartphone dari saku kemejanya. Mengetuk sebuah ikon chatting dan membuka sebuah roomchat.
Ray Hirano
Bel plg sklh nnti, jgn keluar kls dulu seblm gue dtg!
07.45√Chat yang dikirimkan kepada Mia itu hanya bertanda ceklis satu. Yang sialnya terlambat Ray sadari.
Dia adalah tipikal manusia yang super cuek. Sejak mengirim chat tadi, Ray memang sengaja tidak menunggu balasan Mia. Cowok itu juga tidak memikirkan apakah Mia sudah membaca pesannya atau belum. Karna yang dia pikirkan, Mia pasti sudah membaca. Tanpa memastikannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyud Couple
Teen FictionHadirnya yang menyebalkan Senyumnya anggun dan manis Tawanya renyah mampu menularkan kebahagiaan.. Siapa yang tau, sosok ceria seperti Mia Jasmine mampu membuat seorang Ray Hirano mencairkan hatinya yang beku. Proses jatuh cinta paling sederhana di...