Kegiatan perkemahan yang dilaksanakan selama dua hari satu malam telah berakhir. Semua peserta kemah telah tiba kembali di kota Jakarta.
Mereka baru tiba di sekolah yang menjadi titik kumpul, pada dini hari. Dan sesuatu yang tidak diinginkan tiba-tiba mengganggu Ray yang saat itu ingin segera pulang ke apartemennya.
Baru saja Ray melajukan motor keluar dari gerbang sekolah, di ujung jalan, segerombolan orang yang sedang mangkal di bawah pohon mangga--hmm cabe-cabean dasar-- menghentikannya.
Devano Arka, si badboy, cowok sok kegantengan--eh emang ganteng sih aslinya, ganteng parah--, cowok sok jagoan yang punya hobby nyari masalah, nyari musuh dimana-mana. Kalau diliat-liat, cowok ini kayaknya ketua geng cabe-cabean itu.
Cowok kok cabe-cabean sih?
Meski kesal, Ray tetap tenang. Dia kenal siapa Devano Arka. Si badboy itu adalah anak pemilik sekolah ini.
"Hai culun, lama ya gak ketemu," cowok itu berjalan dengan sok jagoan mendekati motor Ray.
"Gak usah basa-basi. Mau apa lo?"
"Oke juga lo. Udah jadi cowok?" tanya cowok itu ke Ray.
"Apaan sih lo?" tanya balik dari Ray yang tidak mengerti.
"Duel sama gue, turun lo!"
"Gue mau pulang. Minggir lo semua!"
"Lo boleh pulang kalau berhasil bikin gue jatuh."
"Apaan sih, Van? Gue gak level ribut-ribut."
"Halah bilang aja lo takut. Dasar Gay!"
Demi mendengar kata terakhir kalimat itu, Ray langsung turun dari motornya, "Maksud lo apa?"
"Lo GAY!"
Sudah tidak bisa ditahan lagi. Amarah Ray sudah dipuncaknya. Dia maju, tangannya mencengkram kerah jaket Devan. "Ngomong sekali lagi!" teriaknya tepat di wajah Devan.
Devan mendorong bahu Ray, tapi cengkraman tangan Ray di kerah jaket Devan lebih kuat.
"Lepasin tangan lo!" perintah Devan.
Ray melepaskan tangannya, mumpung dia masih bisa menahan amarah.
Devan memberi kode ke teman-temannya untuk pergi dari sana. Mereka pun menaiki motor masing-masing. Beberapa detik sebelum pergi, Devan bicara lagi, "Kalo lo nggak gay, harusnya lo masih mau sama cewek."
Tepat setelah bicara, si badboy dan pasukan bodrexnya itu melesat pergi.
Ray langsung berusaha meredam kemarahannya.
Dia marah. Jelas dia marah. Dia ini laki-laki. Harga diri dijunjung tinggi. Terserah orang ingin bicara apa, asal jangan menjatuhkan harga dirinya. Siapapun cowok itu, pasti akan marah kalau ada yang menjatuhkan harga dirinya. Dan dia bersumpah, dia tidak rela dibilang Gay oleh badboy itu.
Apa semua cowok itu harus badboy, supaya tidak dibilang gay?
Apa semua cowok harus punya pacar, supaya tidak dibilang gay?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyud Couple
Teen FictionHadirnya yang menyebalkan Senyumnya anggun dan manis Tawanya renyah mampu menularkan kebahagiaan.. Siapa yang tau, sosok ceria seperti Mia Jasmine mampu membuat seorang Ray Hirano mencairkan hatinya yang beku. Proses jatuh cinta paling sederhana di...