Mia's Pov
Aku baru saja pulang. Kencan pertamaku tidak berjalan dengan lancar. Aku senang diajak kencan dengan Devan. Yaa meskipun tidak seperti yang aku bayangkan.
Devan ternyata tidak seburuk yang aku kira.
Dia manis. Suka senyum. Suka tiba-tiba romantis. Idaman cewek banget.
Sekarang kepercayaanku kepada Ashila dan Nanda terkikis. Aku menyesal terlalu percaya kepada mereka. Devan tidak seplayboy itu. Berada dekat dengannya, aku merasa kalau dia tulus denganku. Dan aku mulai suka dekat dengan dia.
Denting lift berbunyi, dan pintunya terbuka. Aku keluar dari lift dan menuju apartemen Ray.
"Apa?" kataku terkejut sambil menatap Ray jengkel.
Tadi saat masuk ke rumah dengan perasaan masih panik dan penuh khawatir, yang pertama aku lihat adalah.. Ray yang sedang tiduran di atas sofa sambil bermain game di ponselnya.
"Jadi Ray nyuruh Mia pulang cuman karna itu?"
Aku benar-benar jengkel sekarang! Dia merusak kencanku hanya karna alasan sampah itu.
"Gue laper. Udah tiga kali nih bilang. Buruan sana masak!" Ray bicara dengan nada ketus dan menyebalkan.
Aku hanya mengelus dada. Aku tak pandai berdebat. Sudahlah. Aku tau dimana posisiku dan siapa Ray untukku. Sumpah, demi semesta yang suka bertindak semaunya sendiri.. Aku kesal pada Ray!
Aku menuju dapur dan mencari bahan makanan apa yang bisa di olah. Kuputuskan untuk membuat pasta agar cepat matang dan aku segera mengurung diri di kamar.
Satu piring pasta telah ku sajikan di atas meja makan. Bersama secangkir kopi dan segelas air putih. Aku menatap Ray, masih dengan tatapan kesal.
Dia juga menatapku, dengan tatapan yang lebih menyebalkan bagiku. Sebenarnya aku tidak suka wajah itu. Aku takut melihat tatapan yang dingin itu. Ada apa dengan Ray? Kenapa dia siang ini sangat berbeda? Dia memang cuek. Jarang bahkan hampir tidak pernah tersenyum. Apalagi ke aku. Wajahnya memang dingin. Tapi siang ini, aku sangat tidak mengenali Ray. Aku sangat takut dengan wajah Ray sekarang.
Dia mulai menyendok pasta, dan memasukkan ke dalam mulutnya.
Tiingg
Dia malah melempar sendok ke piring dan memuntahkan isi dalam mulut ke tisu yang baru saja di ambilnya.
"Kenapa?" tanyaku memaksa untuk berani.
"Gak enak! Gue makan di luar aja."
Ray berjalan cepat, dan keluar meninggalkan apartemen. Aku maju untuk mencoba pasta buatanku. Sialan! Ini enak kok. Tidak keasinan, tidak kemanisan, dan tidak hambar. Rasanya sangat pas. Bahkan ini enak!
Sebenarnya apa sih maunya? Kenapa dia bersikap semenyebalkan ini? Dia kira aku gak capek sudah masak buat dia? Bahkan aku harus pulang karna khawatir sama dia. Tapi dia malah berbuat seperti ini.
Rasanya aku ingin menangis sekarang. Baru kali ini aku merasa benar-benar seperti budak yang harus selalu mengikuti perintah majikan. Apapun itu. Semaunya sendiri. Tidak berprasaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyud Couple
Teen FictionHadirnya yang menyebalkan Senyumnya anggun dan manis Tawanya renyah mampu menularkan kebahagiaan.. Siapa yang tau, sosok ceria seperti Mia Jasmine mampu membuat seorang Ray Hirano mencairkan hatinya yang beku. Proses jatuh cinta paling sederhana di...