Entah kenapa, aku menantikan senyumnya yang melengkung hanya untukku.
🍁🍁🍁
Ray baru saja keluar dari kamar. Dia langsung menuju dapur karna hidungnya mencium aroma yang sangat sedap. Di dapur, Ray melihat Mia yang sedang sibuk meracik kopi. Tapi saat itu Mia sudah berpenampilan rapi seperti ingin pergi. Bahkan Mia meracik kopi sambil mengenakan slimbag nya.
"Masih pagi kok udah bawa-bawa tas? Mau pergi?" sapa Ray.
Merasa ada yang mengajak bicara, Mia menoleh ke sumber suara. "Eh, udah bangun Ray?" sapa Mia balik.
"Lo mau kemana?"
"Emm, Mia mau keluar sebentar Ray. Sarapan udah Mia siapin semuanya kok. Trus Mia juga buatin kopi lagi buat Ray. Tapi... kalau Ray gak mau minum kopinya pagi-pagi, bisa diminum nanti agak siangan. Gapapa kan, kalau Mia pergi sebentar?"
Ray mendekat ke meja, tempat Mia meletakkan termos kecil berisi kopi racikannya. Kopi itu dituang ke dalam cangkir, lalu Ray dengan perlahan menyeruput kopi racikan Mia.
Seperti pertama kali meminum kopi buatan Mia, lidah Ray masih tetap mengagumi kenikmatan rasanya. Ray masih tidak mengerti apa yang Mia lakukan pada kopi ini. Kenapa bisa rasanya senikmat ini?
Dia masih menikmati secangkir kopi, sementara Mia masih menunggu izin dari Ray.
"Ray, boleh kan, Mia pergi sekarang?" karna tidak sabar, Mia kembali bertanya.
"Masih pagi kali. Lo mau pergi kemana sih?" kini Ray meletakkan cangkir itu ke meja.
"Ada deh. Harus banget gitu, Mia bilang ke Ray?"
"Sama siapa?"
"Sama temen. Ada deh pokoknya temen. Jangan tanya siapa. Mia kan, udah siapin sarapan buat Ray. Apartemen juga masih bersih kok. Tapi kalau Ray masih mau Mia buat bersihin, nanti sepulang dari ini Mia langsung bersih-bersih kok. Janji deh."
"Pergi aja sana. Lagian kenapa minta izin ke gue?" Ray bicara dengan nada bicara yang mulai tak santai.
Mia menggelembungkan pipinya. "Oke kalo gitu. Mia pergi dulu. Bye Ray."
Ray hanya melirik dari ekor matanya. Dan Mia langsung berjalan keluar dari apartemen sambil menyisir rambutnya yang tidak dikuncir menggunakan jari.
Akibat rasa penasaran, Ray membuntuti Mia. Dia ingin tau, dengan siapa Mia pergi. Jika dengan Nanda atau Ashila, tidak mungkin Mia merahasiakan.
Sebuah mobil mewah berwarna hitam telah terparkir rapi, tepat di depan pintu utama. Ray dapat melihat dari lobby, bahwa Mia sedang menelepon. Tak lama, seseorang terlihat keluar dari mobil mewah di depan pintu utama itu.
Ha? Devano Arka?
Apakah ini sungguhan kalau Mia akan pergi dengan Devan?
Ya. Devan sekarang sedang menghampiri Mia dan mengajak Mia masuk ke mobil. Dia membukakan pintu mobil untuk Mia.
Melihat Mia terus menyunggingkan senyumnya, membuat Ray tiba-tiba saja tidak suka. Mia tidak tersenyum seperti itu kepada Ray. Bahkan Mia hampir tidak pernah tersenyum pada Ray. Mia memang tersenyum kepada semua orang, tapi pagi ini Ray baru menyadari kalau dirinya adalah sebuah pengecualian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyud Couple
Novela JuvenilHadirnya yang menyebalkan Senyumnya anggun dan manis Tawanya renyah mampu menularkan kebahagiaan.. Siapa yang tau, sosok ceria seperti Mia Jasmine mampu membuat seorang Ray Hirano mencairkan hatinya yang beku. Proses jatuh cinta paling sederhana di...