32. Surprise!!

364 26 0
                                    

~ Kalau ada malam termengejutkan dalam hidupku, sudah pasti jawabannya adalah malam ini.~

🍁🍁🍁

Bulan bersinar terang, menemani gelapnya malam. Namun tetap tak mampu menerangi hati Mia. Baru saja dia mulai membuka hatinya. Sayangnya dia sudah menyukai Devan.

Cowok berparas tampan, dengan kulit putih bersih. Dia terlihat sangat keren. Bahkan seluruh spesies wanitapun akan rela menjadi kekasihnya sekalipun tau keburukan Devan. Tapi berbeda dengan Mia. Dia dari awal tidak tertarik untuk menyukai Devan. Devanlah yang memintanya untuk memberi kesempatan baginya. Bagaimanapun, Mia hanya seorang wanita biasa yang lemah. Atau ralat, Devan yang terlalu playboy.

Cowok itu terlihat dengan mudahnya menaklukkan semua hati wanita. Tapi hanya itu tujuannya. Dan setelah mendapatkan hati incarannya, Devan selalu akan mencampakkannya.

Mia baru saja memasuki rumah barunya, dan menyalakan semua lampu ruangan.

"Mia tuh bodoh banget sih!" gadis itu menghempaskan dirinya di atas sofa ruang tamu.

"Gila ya, kenapa sakit?"

Mia marah. Dia sangat marah pada Devan. Harusnya dari awal Mia tidak memberikan kesempatan itu. Mana ada playboy yang bisa mencintai satu wanita saja?

Bodoh! Bodoh! Bodoh!

Mia mengedarkan pandangannya ke sekitar ruangan. Rumah barunya ini terasa kosong melompong. Sepi sekali rasanya.

Biasanya pada jam segini, dia sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri, juga Ray.

Mia tidak pernah merasa kesepian. Biasanya Ray akan membuat ulah, lalu keduanya akan saling ribut. Setidaknya meskipun kesal, ternyata itu mengasikkan. Daripada harus diam begini dan tidak punya teman bicara.

"Dih kenapa jadi kepikiran Ray?" Mia memukul-mukul pelan kepalanya. Dia merasa ada yang tidak beres dengan otaknya.

"Tapi Ray baik." Mia merutuki dirinya sendiri. "Mm, maksudnya Ray gak pura-pura baik. Ray selalu melakukan apapun sesuai dirinya sendiri. Gak kayak Devan. Perlakuannya manis, tapi semua cuman drama."

"Aarrrgghh! Gak adakah satu orang pun yang peduli sungguhan sama Mia?"

Mia memukul-mukul bantal sofanya. Lalu melemparkan bantal itu jauh-jauh. Seakan sedang meluapkan emosinya.

Kondisi hati Mia saat ini sedang sangat buruk. Kalau bertemu Shila atau Nanda, keduanya pasti akan menginterogasi. Sedang Mia tidak mau membahas masalahnya.

Dan tiba-tiba..
Jadi rindu Mama dan Papa yang sekarang tidak tau ada dimana dan sedang apa.

"Eh, suara apaan tuh?"

Terdengar suara gaduh dari ruangan sebelah. Karna penasaran, Mia keluar untuk menengok apa yang terjadi dengan tetangga sebelahnya.

Dia menggeser pintu balkon dan keluar. Bibirnya langsung terangkat. Melengkung sempurna. Sebuah senyuman yang tanpa dia sadari bisa tercipta meski sedari tadi dirinya sedang uring-uringan.

Netranya asik menatap cowok yang sedang berdiri tegap sambil menatap langit dari balkon sebelah. Cowok itu terlihat semakin tampan ketika desir angin malam menyisir rambutnya.

"R-Ray!" panggilnya lemah.

Yang dipanggil tidak menoleh. Tidak mungkin kalau tidak dengar. Jaraknya tidak jauh.

"Ray lagi apa? Tumben malem-malem gini ada di balkon?" Mia mengulangi panggilannya.

Dan cowok itu baru menoleh.

Ekspresinya datar. Sangat datar.

Ternyata Ray tidak salah dengar. Memang ada yang memanggilnya. Dan Ray tidak halusinasi. Dia memang mengenali cewek berambut panjang itu.

"Lo... eh... lo... ngapain disitu?" tanya Ray tergagap, saking terkejutnya.

Mia hanya tersenyum sambil mengangkat kedua bahunya. Seolah berkata "Surprise!"

"Biasanya Ray gak pernah ke balkon. Kesepian ya gak ada Mia?" Mia cengingisan.

"Bentar deh. Lo kenapa bisa ada di situ?" Ray masih bingung dengan Mia yang ada di apartemen sebelahnya.

"Ya ini rumah baru Mia."

"Hah? Kok lo gak bilang kalau cuman pindah ke sebelah?"

"Kenapa Mia harus bilang?" tanya Mia balik.

"Gue kira lo pindah ke tempat yang jauh dari sini. Gue kira gue gak akan bisa liat lo lagi." Tanpa sadar, Ray mengungkapkan kegelisahan yang ditahannya seharian ini.

"Ray gak tanya kemana Mia akan pindah," kata Mia seolah menyalahkan Ray.

Ray mengangguk. Iya Mia benar. Dia sama sekali tidak bertanya kemana Mia akan pindah.

Dan sial. Ini perasaan apa?

Kenapa lega sekali rasanya setelah tau Mia hanya pindah ke apartemen sebelah. Ray masih mudah untuk menemui cewek itu. Dia punya akses untuk terus mengunjungi Mia.

"Lo gak mau ngundang tetangga lo buat silaturahmi ke rumah baru lo?" tanya Ray dengan nada dan eskpresi bicara yang datar.

Lengkungan bibir itu semakin jelas terlihat.

"Senangnya Ray mau berkunjung kesini!!"

Mia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Mia tunggu di pintu depan ya!"

Ray langsung tersenyum sangat bahagia ketika Mia sudah meninggalkan balkon.

Dia bergegas masuk untuk pergi ke tempat Mia.

Malam ini luar biasa!
Terima kasih Mia, sudah membuat satu kejutan yang mampu menyebabkan banyak rasa yang bergejolak di dada...

................................⭐

Kyud CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang