She's my sunshine in the rain
My tylenol when I'm in pain, yeah
Let me tell you what she means to me
Like a tall glass of lemonade
When its burning hard on summer day
She exactly what I need
-Lemonade⭐⭐⭐
Dering lagu Lemonade berhasil membangunkan Mia dari tidurnya. Lagu favorit itu yang sengaja dia pasang untuk menjadi alarm di ponsel.
Kedua tangannya sibuk mengucek lembut kedua mata yang masih setengah terpejam. Lalu dia bangun dan turun dari kasur ternyaman dan terempuk ketika pagi datang. Mia bergegas mandi dan setelahnya memakai seragam sekolah.
Di depan cermin, Mia mengoleskan moisturizer pada wajah tipis-tipis. Lalu menyapukan lipbalm pada bibir mungilnya. Rambutnya dia sisir dan dikuncir satu. Terakhir, Mia menyemprotkan parfum di tubuh.
Beranjak ke dapur, Mia menyiapkan sarapan dengan membuat sandwich. Makanan praktis yang super lezat untuk dimakan di pagi hari. Dia tidak akan makan di sini, karna belum lapar. Jadi, sandwichnya dia masukkan ke dalam tempat makan. Nanti saja makannya ketika tiba di sekolah.
Selesai semua, akhirnya Mia menarik tas ransel dan menempatkan tas itu pada punggung. Lalu menyelimuti kaki dengan kaus kaki putih sepanjang betis, yang ditutup dengan sepatu tali berwarna hitam.
Mia-pun siap berangkat ke sekolah menggunakan motor yang baru beberapa hari lalu dibelinya. Sambil bersenandung, Mia menarik pintu dan keluar. Pintu terkunci otomatis.
"Aahhhh!" teriaknya saat baru saja keluar dari pintu.
Cowok yang sedang menyandarkan sebelah bahu di samping dinding pintu apart Mia itu, melengkungkan senyuman. Entah sejak kapan dia sudah berdiri disana, dengan gaya memasukkan kedua tangan dalam kantung celana abu-abu yang dia pakai.
"Ray ngapain disini?" Mia memukul lengan Ray, meluapkan rasa terkejutnya akibat ulah cowok itu.
"Nungguin lo."
Wajahnya kembali datar saat itu. Padahal baru saja Mia melihatnya tersenyum.
"Mau ngapain?"
"Ayo berangkat."
Ray berjalan duluan meninggalkan Mia yang masih tetap di posisi. Masih berpikir maksud sebenarnya dari yang Ray lakukan dan katakan.
Mia mengikuti langkah kaki Ray yang berhenti di depan lift, menunggu benda itu terbuka.
"Ah Mia tau, Ray mau ngajakin Mia berangkat sekolah bareng toh."
Tiingg
Lift berdenting. Sesaat kemudian pintunya terbuka.
"Lo lemot ya kadang-kadang." Ray melangkahkan kaki ke dalam lift. Disusul Mia yang tercengang mendengar kalimatnya.
Dikit tapi kok sakit?
"Eh btw, tumben Ray naik lift. Biasanya suka turun manual pakai tangga." Mia yang tabiatnya memang bawel dan suka bicara, kembali mencari topik agar suasana tidak sunyi.
"Karna gue tau lo gak suka turun lewat tangga."
"Ya memang. Terus kenapa? Mia tetap bakalan naik lift kalaupun Ray mau turun dari tangga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kyud Couple
Roman pour AdolescentsHadirnya yang menyebalkan Senyumnya anggun dan manis Tawanya renyah mampu menularkan kebahagiaan.. Siapa yang tau, sosok ceria seperti Mia Jasmine mampu membuat seorang Ray Hirano mencairkan hatinya yang beku. Proses jatuh cinta paling sederhana di...