PART 1

75.4K 3.1K 40
                                    

Hari masih kelam, angin terasa sangat dingin jika mengenai kulit. Semua orang masih terlelap di dalam mimpi indah nya. Namun, dia bangun melangkah ke arah tempat yang biasa untuk orang-orang membersihkan tubuhnya atau yang kita kenal dengan sebutan kamar mandi.

Rasa kantuk ia abaikan, tangan kecil nya lalu menadah, mulut mungil nya berkomat-kamit tampak seperti sedang berdoa, lalu tangan nya menyentuh benda yang akan mengangkut air dan menyiramkan nya menuju ke wajah.

Apa dia gila! Yang benar saya, gadis cantik itu menyiram wajah nya dengan air dingin di saat sepertiga malam. Namun, tampak nya hal itu sudah yang biasa bagi nya. Selesai dengan kegiatan di kamar mandi, ia mulai beranjak keluar, berjalan menuju ke lemari dan mengambil tiga kain. 2 kain ia pakai di tubuh nya, dan satu lagi ia letakkan di lantai yang beralaskan karpet biru tua.

Bersyukurlah ia karena telah melaksanakan ibadah yang biasa nya orang Islam bilang dengan solat Sunnah tahajjud, dengan ia melaksanakan solat ini, maka doa-doa nya langsung terkirim kepada Allah! Tanpa halangan apa pun. Masyallah!

Di lihat lagi, ketika ia selesai melaksanakan ibadah nya, gadis itu bangun dari duduk nya, melepas kain yang biasa orang Islam sebut dengan mukena. Langkah kecil membawanya menuju ke dapur, ruang tamu, dan seluruh sudut rumah. Tubuh mungil itu membersihkan seluruh bagian rumah di saat orang-orang masih tertidur nyenyak. Apa dia tidak capek? Mungkin jawabannya hanya satu, ia sudah terbiasa. Walaupun dulu semua itu terpaksa, namun akan terbiasa.

Sayup-sayup ia mendengar suara orang yang sedang mengaji. Bukan! Suara itu bukan dari dalam rumah nya, melainkan dari toa mesjid yang ada di sekitar rumah nya. Ia segera menyudahi pekerjaan nya dan kembali masuk ke dalam kamar nya, mandi, solat subuh, dan bersiap untuk segera berangkat ke kampus nya.

Ini gila! Ia bersiap-siap selama 1 jam, dan segera berangkat pada jam enam pagi, bahkan orang-orang di sekitar nya saja masih memulai sarapan pagi.

Dan lagi-lagi, sedari kecil ia di ajar kan untuk menjadi mandiri, mampu berdiri sendiri. Ia memang tinggal di rumah mewah, namun itu punya bibi nya, ia tinggal di kamar yang mewah, dan itu juga milik bibi nya. Ia sadar bahwa dirinya hanya menumpang, dan ia sadar jika hal yang di lakukan nya adalah benar!

Setelah selesai, gadis itu segera turun dari kamar nya. Langkah nya menuju ke arah ruang makan, ia meletakkan sebuah note di sana, dan akhirnya ia segera pergi keluar dari rumah.

Ceklek.

Wusss...

Baru saja pintu terbuka, ia sudah di sambut dengan hembusan angin pagi yang dingin. Ia tidak bisa berbohong, namun ini benar-benar dingin! Tapi gadis itu harus bergegas, jika tidak bus yang biasa membawa nya ke kampus akan pergi duluan.

“Zahra pergi dulu, assalamualaikum.”

Sungguh sopan akhlak nya, bahkan suara nya terdengar halus di telinga.

“Zahra.”

Tubuh kecil itu lalu terhenti dari langkah nya, dengan cepat ia menoleh ke belakang. Wajah manis milik nya lalu tersenyum, ketika melihat Abang sepupu nya. “Abang? Mau apa, gak sarapan?” Senyum kecut laki-laki itu berikan, selalu sama. Ia berpikir mungkin Allah menciptakan Zahra dengan sifat sabar dan lembut 90%, dan sisa nya juga di isi dengan kebaikan.

“Abang antar ya, kebetulan Abang udah siap sarapan nih.” Ucap nya dengan lembut sambil mengelus lembut kepala adik nya itu.

Zahra lalu mendelik tak suka ke arah Abang nya ini. “Abang gak boleh bohong lo, udah sana sarapan dulu, Zahra kan udah biasa pergi pake bus.” Laki-laki itu lalu hanya bisa tersenyum kikuk ke arah adik nya, ia ketahuan berbohong. “Yah, kok kamu tau Abang bohong.”

Zahra lalu memasang wajah sok sangar. “Makanya jangan coba bohongin Zahra.” Ucap nya dengan nada suara yang di buat-buat seperti marah. Namun, Faris malah menatap adik nya dengan tatapan gemas.

“Aw sakit! Abang lepasin ih!” Kesal Zahra sambil mengelus kedua pipi nya yang baru saja menjadi sasaran empuk dari tangan jahil Abang nya.

“Yaudah, sana pergi. Jangan lupa nanti sarapan di kampus ok. Nih untuk Zahra.” Ucap nya dengan lembut sambil memberikan 10 lembar uang berwarna merah.

Zahra hanya bisa pasrah, sudah kering rasanya air liur gadis itu untuk menolak pemberian dari Faris. Karena, setelah di ceramahi, Faris tetap memberikan uang bulanan untuk adik nya ini. “Makasih Abang, Zahra pergi dulu. Assalamualaikum.” ucap nya sambil menyalami Faris. “Waalaikumsalam.”

Setelah selesai menyalami Faris, Zahra segera pergi menuju ke arah halte bus. Dengan tenang, gadis itu duduk diam dan menunggu hingga bus yang biasa membawa nya menuju ke kampus.

“Mau kemana nak?”

Zahra lalu menoleh dan menatap ke arah wanita tua yang baru saja duduk di samping nya. “Eh, mau ke kampus nek. Nenek sendiri mau ke mana?” Ucap Zahra lalu tersenyum manis ke arah wanita tua itu.

“Hidup ini bukan harus selalu berprasangka baik, kadang-kadang teh kita harus bisa menilai orang yang jahat kepada kita. Huh, nenek jadi sedih lagi.”

Zahra lalu menatap bingung ke arah nenek yang sedang berkeluh kesah di sampingnya ini. “Cucu nenek teh baru saja tertipu sama seorang saudagar kaya, sekarang dia sedang mengandung tanpa suami, sedih nenek!” Ucap nenek itu lalu mengelap air mata nya.

Zahra jadi ikut bersimpati ketika melihat nenek ini bersedih. Dengan lembut, Zahra lalu mengambil tisu di dalam tas nya dan memberikannya kepada sang nenek. “Hidup memang keras nek, dan berprasangka baik memang di suruh oleh Allah langsung. Tapi kadang sesuatu yang di luar nalar kita pasti akan terjadi, namanya juga takdir, kadang manusia hanya ingin berbuat baik, dan entah kenapa di tengah jalan setan selalu menggoda dan akhirnya terjadilah hal yang buruk.” Ucap Zahra dengan lembut sambil mengusap punggung nenek itu.

Tin tin.

Tubuh Zahra tersentak kaget saat mendengar suara klakson yang sangat kencang. “Ya Allah nek, bus nya udah datang. Saya permisi dulu ya, semoga Allah bisa mempertemukan kita lagi. Assalamualaikum.” Ucap Zahra lalu segera naik ke dalam bus nya.

Dan sayang nya, mutiara indah di dalam cangkang akan di ambil paksa oleh seseorang yang kadang tak di takdir kan untuk nya. Kasihan.

Bus mulai melaju dengan kencang meninggalkan halte bus.

Ikuti saja kemana pun dia pergi, jangan sampai ketahuan.

“Baik bos!”

* * *

Wahyu retsyafani

13:20 WIB.

MAFIA VS MUSLIMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang