PART 32

45.8K 1.9K 114
                                    

Washington D.C.
20:56 a.m.

"Kau harus makan nyonya, kasihan janin yang ada di dalam perut mu."

Wanita yang duduk di atas ranjang dengan seprai berwarna putih itu lalu mengalihkan kan pandangan nya.

"Maaf karena pernah menakutimu, tapi percayalah aku tak akan pernah tega untuk membunuh anak mu yang sudah mulai berkembang di dalam perut mu."

Wanita itu hanya mengangguk lemah. "Terima kasih."

Dokter yang di tugaskan untuk merawat nya itu tersenyum balik, ia menundukkan kepalanya sejenak lalu kembali menatap ke arah pasien VVIP nya itu. "Kalau boleh tau nyonya dari mana? Aksen America mu sangat bagus." ucap nya mencoba untuk lebih akrab kepada wanita yang sedang berada di atas kasur.

"Aku berasal dari Indonesia, dan yang kau tahu sendiri, aku hanya orang yang di buang dan beruntung bisa kau selamat kan, hmm walaupun hampir saja kau sakiti."

Dokter itu lalu tertawa renyah dengan perasaan tak enak, dia lalu mengusap tengkuknya sambil tersenyum kikuk ke arah pasien.

"Kalau begitu perkenalkan nama ku Caroline Edward, kalau nyonya?" ucapnya ambil menjulurkan tangan ke arah pasiennya.

"Zahra Al-Kahfi." jawab pasien itu sambil tersenyum hangat. Caroline menatap takjub ke arah Zahra.

Penampilan, kecantikan dan bahkan nama nya sangat terlihat cocok dan pas di dalam diri Zahra, ia jadi penasaran dengan wanita yang ada di depan nya ini.

"Soal menyelamatkan itu tidak pantas untuk ku, nyonya tahu bukan aku hanya berdalih ingin membawa mu ke rumah ku agar nanti lebih mudah untuk mengobati mu itu hanya bohong, a-aku takut jika kau masih berada di rumah sakit milik nya maka dia akan lebih leluasa melihat perkembangan mu, dan aku juga mendengar bahwa dia ingin membunuh janin mu."

Deg.

Zahra menggigit bibirnya dengan kencang, tangan wanita itu lalu memegang perutnya yang masih basah akibat jahitan yang belum kering. Kepala nya mendadak menjadi pusing, semua ini terlalu sulit untuk nya, kenapa begitu banyak orang yang berwajah dua di sekitar nya.

Pertama suami nya, dan sekarang!

"Hm tapi kita lupakan saja semua nya nyonya, mulai hari ini aku akan memanipulasi laporan kesehatan untuk mu, dan aku ingin meminta sedikit bantuan dari mu agar rencana kita berjalan lancar." ucap Caroline lalu menatap serius ke arah Zahra. "Aku jamin cara ini akan ampuh jika kita mau bekerja sama."

Zahra meneguk air ludahnya dengan kasar, wanita itu berusaha untuk mencari kebohongan di mata Caroline, namun nihil Zahra tak menemukan nya. "B-bagaimana caranya?"

Senyum Caroline terbit dengan indah, wanita itu lalu berdiri. "Dengar nyonya aku sudah memiliki rencana yang matang untuk menyelamatkan mu, pertama-tama data mu akan aku manipulasi, aku akan membuat keadaan mu koma di dalam laporan itu nanti, kemudian sesuai dengan perkiraan ku, tuan Guntur pasti akan selalu datang 2 kali sehari ke sini untuk mengunjungi mu, maka dengan maaf aku sampai kan. Aku terpaksa harus membius mu minimal hanya 1 jam. Apa kau mau?"

Zahra lalu terdiam sejenak, wanita itu mengerutkan keningnya, wajah nya tampak serius. "Lalu?" ucap Zahra sambil menegakkan duduk nya.

"Aku sudah membuat pasport untuk mu, dan kemungkinan akan siap 3 hari lagi. Setelah itu aku akan mengirim mu ke suatu daerah yang hukum keamanan agak lemah." ucap Caroline dengan semangat, wanita itu bahkan sampai menunjukan foto pasport model orang America.

"Kalau boleh tahu kau akan mengirimkan ke mana?"

Caroline lalu tersenyum lebar, wanita itu lalu duduk di samping Zahra. "Kabul, Afganistan."

* * *

Brak.

Lagi-lagi Jordi mengamuk dengan brutal, laki-laki itu melempar dan memukul benda apa saja yang ia lihat jika emosi nya mulai naik.

"Tuan! Kami kehilangan jejak nyonya, dari hasil data yang baru saja kami dapat, terdapat 1 pesawat jet pribadi yang membawa penumpang gelap seorang wanita, pemilik jet pribadi itu adalah Mr. Guntur dosen sekaligus pengusaha batubara di Indonesia. Mereka melakukan penebangan pada saat jam delapan dan mendarat di Washington D.C. America tiga hari yang lalu, tapi ketika anak buah anda mengaburkan markas milik Guntur di sana nyonya tidak ada, beliau kehilangan jejak."

Tangan Jordi mengepal dengan kuat, laki-laki berusaha untuk menahan emosi nya, dengan kuat ia lalu menghela nafas nya dan menatap balik ke arah Daniel. "Lalu di mana Guntur?" desis nya dengan suara geramam rendah nya.

"Kami sudah menyekap nya di markas utama."

"Bagus, jangan kalian sakiti dia sampai aku menemui nya." lirih Jordi dengan geram. Laki-laki itu lalu berdiri dan melangkahkan kaki nya keluar dari ruang kerjanya.

"Tuan!"

Jordi lalu membalikkan tubuhnya dan menatap balik ke arah Daniel.

"Aku rasa kau berhak menyimpan ini, kami menemukan foto ini di rumah dokter yang Guntur sewa untuk merawat nyonya."

Pemuda itu lalu menyerahkan sebuah foto USG kepada Jordi, ia lalu mengundurkan diri dan meninggalkan tuan nya sendiri.

"Selalu sehat anak umi, kalian adalah penyemangat umi."

Air mata Jordi luruh saat membaca tulisan tangan Zahra di belakang foto USG itu, dengan lembut Jordi mengelus gambar yang ada di foto itu. Hanya hitam dan garis putih yang tampak, tapi Jordi dapat merasakan kehadiran mereka. "M-maafkan aku nak, aku ayah yang buruk untuk kalian!"

Tubuh tegap itu lalu merosot ke lantai, Jordi menangis dengan kencang sambil memeluk foto itu.

"Zahra, ku mohon kembali lah! Maaf kan aku!!!"

* * *

Wahyu retsyafani
05:53 WIB

MAFIA VS MUSLIMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang