PART 3

50.8K 2.6K 21
                                    

“Argghhh! Tolong!”

Seorang pemuda terikat di tengah-tengah ruangan yang sangat gelap. Tak ada penerangan satu pun di sana, ia hanya bisa meraung-raung kesakitan akibat sebuah peluru masih bersarang di paha nya.

Tes.

Bahkan tetes air saja terdengar menggema di dalam ruangan itu akibat sangat tenang nya di dalam sana. Tak ada satu pun suara yang terdengar kecuali suara teriakan dari laki-laki itu, ia hanya bisa menangis sambil berteriak kesakitan.

Dia sangat ingat bagaimana bisa di sekap di sini, laki-laki itu tadi hanya sedang merayu seorang gadis primadona idaman kampus nya, dan ketika ia kabur akibat di hajar oleh teman gadis itu, ada seseorang yang menyandung kaki nya hingga dirinya terjatuh dan berakhir di sini.

“Jadi, bagaimana rasanya? Apakah tangan gadis ku lembut?”

Tubuh laki-laki itu menegang dengan hebat, jantung nya berdegup dengan kencang saat mendengar suara berat seseorang menusuk tepat di indera pendengaran nya. “Tuan! Lepaskan saya! Salah saya apa!” Teriak nya sambil menatap ke arah sekitar, dan hasil nya nihil! Ia tak dapat melihat apa pun.

“Well kesalahan mu hanya satu, kau telah berani menyentuh milikku!”

Laki-laki muda itu lalu bergerak gelisah, ia jadi teringat Zahra! Apakah dia yang pria itu maksud?

“Zahra, sekarang kau ingat?”

Deg deg.

Jantung laki-laki itu benar-benar serasa akan terpisah dari tubuh nya.

Grrrr grraurrr.

“Tampak nya hewan kesayanganku terlihat sangat kelaparan.”

”Kalau begitu nikmati sisa-sisa hidup mu, Harley! Buka kandang mereka!”

Tak.

Saklar lampu dan jeruji besi kandang milik dua ekor singa terbuka sekaligus. Laki-laki itu berteriak dengan kencang saat melihat dua ekor singa yang tampak sedang bersiap-siap untuk menerkam nya.

“Arrrgghhh! Tolong!!!”

“Itu akibat jika berani menyentuh milikku!”

* * *

“Huh, lama amat sih! Keburu dingin lagi nih makanan!”

Sedari tadi Iren selalu menggerutu dengan kesal. Sudah 10 menit Zahra pergi ke toilet dan hingga kini gadis itu tak kunjung kembali. “Apa tuh anak diare kali, ah gak mungkin.”

“Iren! Maaf telat!”

Iren lalu menoleh ke arah sumber suara, ia melihat Zahra tengah berlari ke arah nya. “Kenapa sih? Kok lari? Dan kenapa juga ke toilet nya lama amat!”

Zahra hanya diam dan berusaha untuk menormalkan nafas nya. “Ck, lari beberapa meter aja udah ngos-ngosan, lemah.” Zahra lalu menajamkan pandangannya ke arah Iren.

“Ih kamu tu ya! Namanya aku jarang olahraga!” Kesal Zahra sambil mencubit kedua pipi Iren dengan kesal. Sementara itu Iren hanya bisa meringis kesakitan. “Aww lepas Zahra! Sakit woi!” Teriak Iren dengan kencang.

Dan akhirnya dua gadis itu memulai aksi saling mencubit nya selama beberapa menit, ketika kedua nya lelah, mereka lalu berhenti dan kemudian tertawa geli akan aksi nya.

“Ngomong kamu kenapa sih tadi, kok buru-buru amat kayak di kejar setan.” Ucap Iren lalu meminum jus nya.

“Oh itu, aku kayak di ikutin sama seseorang.” Ucap Zahra sambil mengingat-ingat kejadian beberapa menit yang lalu.

”Kan udah biasa sih di ikutin? Kok kali ini kamu kayak ketakutan?” Ucap Iren lalu menatap heran ke arah Zahra.

Zahra menundukkan tubuhnya, ia lalu mengajak Iren untuk ikut menunduk. “Tapi kali ini beda, yang ngikutin aku itu kayak monster! Badan nya tinggi besar, terus mereka itu muka nya nyeremin!” Ucap Zahra sambil menggeleng kan kepalanya. “Percaya deh, kalau kamu yang lihat secara langsung, pasti juga merinding!”

Iren lalu berusaha untuk berpikir keras.

Dia adalah sahabat Zahra, Iren sangat menyayangi Zahra persis seperti adik nya sendiri.

Awal mula mereka bertemu adalah ketika Zahra dengan sok-sok jago nya membela Iren yang sedang di bully oleh kakak senior, padahal waktu itu Iren diem bukan berarti dia takut, melainkan Iren hanya menguji kakak kelas nya yang salah paham.

Detik selanjutnya, Zahra datang lalu melindungi Iren yang hampir saja di siram dengan air got yang warna nya sangat hitam dan bau nya yang nauzubillah!

Iren jadi sedikit penasaran dengan Zahra, hingga akhir nya ia memberanikan diri untuk berkenalan dengan Zahra dan akhirnya mereka bersahabat hingga kini.

Zahra banyak merubah Iren, dalam artian yang baik. Dulu Iren belum berhijab, dulu dia adalah gadis yang tomboy, suka kelahi sana sini, tawuran dan beberapa kali ia pernah merokok, teman Iren rata-rata adalah anak gengster, dan secara pelan-pelan Zahra berhasil merubah Iren. Walaupun tak semua nya, namun lambat laun Iren mulai menemukan jati dirinya sebagai seorang muslimah.

“Mulai besok, kamu harus lebih hati-hati, aku khawatir kalau nanti ada yang punya niat jahat sama kamu!” Ucap Iren dengan tegas.

Zahra lalu mengangguk dengan paham, jika Iren sudah berbicara dengan tegas, itu artinya gadis itu sedang membahas masalah dengan serius dan akibat nya bukan main-main jika Zahra tak melaksanakan nya.

“Yaudah, habisin makanan nya. Bentar lagi kita ada kelas.” Ucap Iren dengan nada yang kembali normal.

Zahra mengangguk dengan patuh, kedua gadis itu dengan khidmat memakan makanannya.

Mata elang milik Iren tak lepas dari seorang pria yang duduk di pojok kantin, Iren diam bukan berarti dia tak tahu, insting nya terlalu kuat untuk melindungi diri nya dan orang yang ia sayangi.

Kau benar Zahra, ada seseorang yang tengah mengikuti mu.

* * *

Wahyu retsyafani
19:07 WIB.

MAFIA VS MUSLIMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang