Wusss...
Angin berhembus kencang di malam yang sunyi, Zahra memandang kosong ke arah pemandangan yang ada di halaman mansion nya.
Angin malam masih setia menghembus kencang hijab yang ia pakai, Zahra duduk di sofa yang di letakkan di balkon kamar nya. Wajah wanita memucat, namun senyumnya masih terpancar walaupun sulit untuk mengartikan makna dari senyuman itu.
"Solatullah salamullah~~"
Tes.
Mulut wanita itu melantunkan salawat kepada nabi Muhammad Saw dengan rasa yang gembira, namun di dalam nada nya terdengar sangat bergetar, mata bulat milik nya sudah basah akan air mata.
Tangan yang lemah itu selalu mengelus lembut perut rata milik nya, Zahra menatap pedih ke arah pandangan yang ada di hadapannya. Raga wanita itu memang sedang duduk di balkon kamar, namun pikiran nya sedang melayang-layang entah kemana.
Secercah memori beberapa jam yang lalu berputar bagai kaset yang rusak.
"M-mas."
Jordi lalu membalikkan tubuhnya, laki-laki itu lalu menoleh ke arah istri nya.
"Ada apa? Kau butuh sesuatu."
Zahra terdiam sejenak, wanita itu lalu menggelengkan kepalanya. "Hmm Zahra cuma mau nanya sesuatu sama mas." ucap nya dengan malu-malu.
Wanita itu lalu menatap penuh binar kebahagiaan ke arah Jordi. "M-menurut mas, kalau Zahra hamil gimana?"
Hening.
Keadaan di dalam kamar langsung senyap. Zahra terdiam sambil menatap ke arah Jordi, wanita itu menanti jawaban yang akan suami nya berikan. Apakah Jordi suka dengan anak-anak? Karena dari percakapan saat mereka makan siang bersama dengan mertua nya, Zahra sangat bahagia ternyata Jordi juga menunggu Allah untuk menitipkan buah hati kepada mereka berdua.
"Ada apa kau menanyakan tentang hal ini? Apa karena tadi siang, jadi kau berharap hamil anak dari ku?"
Senyum yang tadi nya memancarkan kebahagiaan kini berubah menjadi kebingungan. Zahra menatap ragu ke arah Jordi, ekspresi wajah wanita itu langsung berubah, senyum yang tadi nya merekah kini menghilang dan di gantikan dengan raut wajah ketakutan.
"T-tapi bagaimana jika Zahra memang hamil? M-mas pasti bahagia kan?"
Jordi lalu berdiri, laki-laki menghela nafas kasar nya. "Kau tahu Zahra, aku tak ingin berbuat kasar saat ini. Jika kau berharap akan hamil dari pernikahan ini maka jauh kan lah pemikiran mu itu, karena sampai kapan pun aku tak sudi mempunyai anak dari rahim mu."
Deg.
Ceklek.
Pintu terbuka, Jordi melangkahkan kaki nya keluar dari kamar.
"Tapi bagaimana jika suatu saat nanti Zahra benar-benar hamil!" teriak wanita itu dengan kencang.
Langkah Jordi terhenti, tubuh nya yang tadi hampir menghilang di telan pintu kini kembali muncul.
Laki-laki itu menatap datar ke arah Zahra, tangan nya mengepal kuat dengan urat-urat yang menonjol. "Kalau kau hamil, gugurkan."
Brak.
Pintu tertutup dengan kencang. Jordi benar-benar menghilang dari pandangan Zahra.
"Tidak apa sayang, jika abi tak m-mau menerima mu, umi akan merawatmu nak." gumam nya sambil mengelus perut datar milik nya.
Perlahan-lahan Zahra mulai menutup mata nya, wanita itu tidur di malam yang dingin dan di temani oleh suara-suara hewan yang aktif pada malam hari.
* * *
Mobil Ferrari GTC4Lusso T melesat di tengah jalan malam yang sunyi, benda beroda itu melesat membelah keheningan.
Di dalam mobil, Jordi mengemudi seperti orang yang sedang kesetanan. Laki-laki itu menatap tajam ke arah jalan yang sedang ia tempuh.
Benda yang berharga 12 miliyar itu melesat dan membawa nya segera pulang.
"Tapi bagaimana jika suatu hari nanti Zahra benar-benar hamil!"
"Shit!"
Jordi memukul setir mobil nya, laki-laki itu menjambak rambut nya dengan erat lalu kembali menatap fokus ke arah jalanan. Pikiran laki-laki itu seketika penuh oleh Zahra.
Tin tin!
Laki-laki itu menekan tombol klakson mobil nya dengan geram, tangan kokoh milik nya memukul berkali-kali tombol yang mengeluarkan suara nyaring itu. Nafas Jordi tiba-tiba menjadi sesak, dada nya tampak naik-turun mengikuti irama helaan nafas kasar nya.
Gerbang mansion terbuka, Jordi lalu melajukan mobil nya masuk ke dalam perkarangan mansion. Laki-laki keluar dari mobil nya dengan cepat. Langkah lebar mengarahkan kaki nya mengarahkan Jordi masuk ke dalam mansion.
Dengan amarah yang memuncak, Jordi segera masuk ke dalam kamar dan mengabaikan sapaan dari beberapa pelayan yang berpapasan dengan nya. Laki-laki itu seolah sedang terhipnotis oleh sesuatu sehingga hanya fokus ke arah langkah nya.
Brak.
Mata elang Jordi menerawang ke arah setiap sudut kamar nya. Kening laki-laki itu berkerut bingung saat tak melihat keberadaan Zahra di dalam nya.
Ia lalu melangkah kan kaki nya ke dalam kamar mandi dan mengecek keberadaan Zahra, namun hasil nya nihil, laki-laki itu tetap tak menemukan istri nya.
Wuss...
Tatapan Jordi langsung menoleh ke arah pintu balkon nya yang terbuka lebar dengan kain gorden yang berkibar akibat tertiup angin malam.
Laki-laki itu melangkahkan kaki nya balkon milik nya, di dalam hati nya Jordi sudah menebak pasti Zahra yang sedang duduk di luar.
"Apa yang di lakukan gadis bodoh ini! Apa dia tak tahu betapa bahaya nya angin malam." desis nya lalu menatap tajam ke arah sebuah tubuh yang sedang tidur dalam posisi tertidur.
Amarah yang tadi nya memuncak kini perlahan mulai menghilang, dengan hati-hati Jordi mengangkat tubuh kecil Zahra. Laki-laki itu lalu meletakkan tubuh Zahra di atas kasur.
Ia menatap sejenak wajah tenang Zahra, laki-laki itu lalu membuka hijab panjang yang masih Zahra pakai. Dengan lembut Jordi menyisipkan anak rambut Zahra kebelakang telinga nya.
Cup.
"Maaf."
* * *
Wahyu retsyafani
21:10 WIB.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA VS MUSLIMAH
Spiritual⚠ Cerita mengandung adegan kekerasan. (SUDAH TERBIT) beberapa part sudah di hapus. "Aku mengira bahwa kisah kita akan menjadi bahagia, aku mengira kau hanya menyimpan sedikit rasa bersalah karena telah memilih ku menjadi istri mu. Namun, kini panda...