PART 17

44.4K 2K 7
                                    

Pernah dengar kisah Putri Rapunzel, terkurung di menara dan hanya bisa melakukan apapun di atas menara tanpa keluar dari ruang nya.

Zahra jadi tersenyum miris ketika mengingat kisah Putri Rapunzel yang hampir sama dengan keadaan nya saat ini, well mungkin putri Rapunzel lebih baik dari nya, karena sang putri masih bisa melakukan kegiatan yang ia mau, seperti melukis mungkin.

Tapi kini Zahra benar-benar bingung, sangat bingung.

Bahkan ketika gadis itu ingin duduk santai di balkon saja para bodyguard pasti akan datang dan menyuruh nya masuk, dan jika Zahra tak menuruti kata mereka, 3 orang bodyguard memanjat ke atas lantai dua mansion dan berdiri di belakang Zahra lalu mengawasi gadis itu.

Yang benar saja, gadis itu menatap tak percaya ke arah orang-orang yang suami nya gaji ini. Bahaya apa yang akan mendatangi Zahra hanya karena ia duduk di balkon kamar nya sendiri?

Daripada ia duduk di balkon, Zahra memilih duduk di pintu balkon itu, wajah tenang nya menatap lurus ke arah pemandangan yang terhalang oleh pagar balkon nya.

Tok tok

Mendengar suara ketukan pintu kamar nya, Zahra lalu berdiri dan segera membukakan pintu kamar nya.

"Nyonya, tuan pulang nanti sore. Dan dia menyuruh saya untuk membantu anda bersiap-siap," Zahra mengerut kan kening nya, bersiap-siap untuk apa. "Memang nya untuk apa aku bersiap-siap, b-bukan nya aku tak boleh keluar dari kamar."

Maria lalu tertegun ketika mendengar penuturan polos dari majikan nya, ia mengerti bagaimana rasa takut dan trauma yang baru di alami oleh Zahra beberapa hari yang lalu. Mungkin hingga detik ini Maria yakin jika Zahra masih mengingat kejadian yang membuat psikologi nya terusik.

"Anda sudah izin selama 1 Minggu pada pihak kampus, dan tuan mengizinkan anda untuk kuliah."

Mata zahra melebar dengan bulat, gadis itu di landa rasa bahagia dan kaget sekaligus. Ia lupa jika dirinya masih melanjutkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi, dan gadis itu bahkan tak menyangka bahwa dirinya sudah izin selama 1 Minggu.

"B-benarkah! Kalau begitu aku siap-siap dulu!" Ucap Zahra lalu segera menutup pintu kamar nya, gadis itu lalu mengganti pakaian nya dengan gamis berwarna baby blue dan hijab biru tua.

Dengan langkah yang semangat, Zahra lalu turun dari lantai dua, gadis itu bersenandung senang sambil menyapa para bodyguard yang berdiri di setiap pintu kamar yang ada di mansion besar milik Jordi.

Kadang Zahra bertanya untuk apa mereka menjaga ruangan yang jelas-jelas tidak berpenghuni alias tidak ada orang nya.

"Ini tas anda nyonya, kami baru menjemput nya beberapa jam yang lalu, dan semua keperluan untuk kuliah anda akan kami susun di kamar anda nanti."

Zahra mengangguk dengan pelan, gadis itu lalu mengambil tas nya dan melangkah keluar dari mansion.

"Nyonya tunggu!"

Tubuh gadis itu lalu berbalik dan menatap bingung ke arah Maria yang tampak berlari sambil membawa sebuah bekal.

"Tuan menyuruh anda untuk makan tepat waktu, k-karena dari laporan dokter kemarin lambung anda mengalami luka karena meminum cairan yang sangat kuat asam nya."

Entah kenapa, tapi Zahra merasa semangat nya hilang seketika.

Dengan pelan, Zahra mengambil bekal yang di siap kan Maria. Gadis itu lalu segera berpamitan kepada wanita parubaya di depan nya itu.

Langkah yang tadi di iringi dengan rasa semangat kini berganti dengan langkah yang terkesan biasa. Zahra dengan lesu masuk ke dalam mobil yang sudah di siap kan khusus untuk nya.

"Kita pergi nyonya?" Tanya supir pribadi yang di tugas kan untuk mengantar Zahra kemanapun gadis itu mau, dan tentu saja di bawah perintah Jordi. "Hmm."

Mobil mulai melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan kota yang sangat padat oleh banyak jenis kendaraan.

Zahra hanya menatap malas ke arah jalanan, pikiran gadis itu melayang-layang entah kemana. Kadang ia berpikir pernikahan apa yang sedang di jalani nya. Suami yang ringan tangan dan dirinya yang hanya dianggap sebagai pajangan di mansion milik Jordi.

Zahra bukan mengatai-ngatai suami nya, hanya saja gadis itu bingung.

"Nyonya, kita sudah sampai."

Lamunan gadis itu buyar ketika supir pribadi nya memberi tahu jika mereka sudah sampai di tempat tujuan.

Zahra lalu mengangguk, gadis itu lalu segera melangkah keluar dari mobil.

"Lah lah! Itu dia!"

"Wow, gak nyangka rupanya dia!"

"Wajar sih, Zahra kan cantik, Solehah lagi!"

"Beruntung banget deh bisa jadi istri tuan Jordi!"

Zahra mendongkak kan kepalanya ke arah para mahasiswa yang sedang membisikkan sesuatu tentang dirinya. Gadis itu tidak pekak, ia bahkan dapat mendengar dengan jelas ketika mereka menyebutkan nama nya.

"Zahra! Kesini!"

Gadis itu menoleh ke arah gerbang fakultas nya, dengan cepat Zahra berjalan menuju ke arah sahabat nya. Setidaknya Zahra bisa menanyakan kejadian apa saja yang ia lewatkan selama 1 Minggu.

"Aku punya berita penting! Dan tokoh utama nya kamu!" Ucap Iren dengan heboh, gadis itu lalu menarik tangan Zahra ke arah kantin di kampus nya.

Sesampainya di kantin, Iren memesan makanan terlebih dahulu, gadis itu bilang kalau dia belum makan dari tadi pagi karena mengejar waktu. Dan selama itu Zahra menahan rasa penasaran nya.

"Duh kamu bisa cepat gak makan nya, aku penasaran!" Ucap Zahra dengan tak sabar.

Iren hanya menatap sinis ke arah sahabatnya, tidak kan Zahra tahu betapa lapar nya ia!

Iren tak makan dari rumah karena ia bangun kesiangan, dan itu karena ulah kakak laki-laki Zahra! Ah sudah lah.

"Iya-iya, gak sabaran amat." Sungut Iren dengan gemas. Ia lalu meminum teh es dan mengelap bibirnya dengan pelan.

"Selamat! Kamu jadi trending no 1 di kampus kita. Asal kamu tahu, pak Jordi itu ternyata idola para wanita! Aku aja baru cari-cari informasi tentang dia waktu dengar kamu jadi bahan gosip utama! Dan apa yang aku dapatkan, ternyata sahabat polos ku ini menikah dengan salah satu orang terkaya di dunia! Ya ampun Zahra!!!"

Semua mata lalu tertuju ke arah Iren, gadis itu berteriak dengan kencang hingga membuat Zahra harus menutup telinga nya.

"Demi apa! Kami penasaran sama kisah cinta kalian Zahra! Ceritain dong gimana awal nya kalian ketemu!"

"Apa-apaan ini? Iren!!!"

Zahra memandang bingung ke arah gadis-gadis yang sedang berkumpul di meja kantin nya. Gadis itu sekarang menjadi pusat perhatian.

"Ya ampun Zahra! Please ceritain ke kita gimana sih bisa primadona kampus ini bisa nikah sama pak Jordi salah satu orang terkaya di dunia!!!"

Zahra sekarang jadi sedikit takut, katakan bahwa dia lebay. Namun, semasa hidup nya gadis itu tak pernah menjadi pusat perhatian. Zahra selama ini selalu berusaha untuk menjadi netral, tidak pendiam dan juga tidak populer. Dan apa yang ia dapat kan saat ini.

"Maaf, kalian membuat istri ku tak nyaman."

Deg.

* * *

Wahyu retsyafani
21:42 WIB.

MAFIA VS MUSLIMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang