PART 18

45.7K 2K 49
                                    

"Maaf, kalian membuat istri ku tak nyaman."

Zahra memandang bingung ke arah Jordi. Bukannya ia bilang akan pulang nanti sore, dan apa yang dia lakukan di sini.

"Wah saya gak nyangka bisa ketemu sama bapak, ternyata bapak ganteng kalau di lihat dari dekat."

Zahra memicingkan matanya ke arah mahasiswi yang secara terang-terangan menggombal suami nya.

"Hmm." Geram Zahra dengan kesal. Gadis itu lalu menundukkan kepalanya sambil menatap ke arah kepalan tangan nya. Wajah gadis itu sudah memerah karena menahan marah, perasaan aneh apa yang ia alami ini, Zahra tidak terima jika suami nya dekat dengan wanita lain.

"Bekal nya dia bawa bukan, sekarang waktu nya makan siang."

Zahra mendongkak kan kepala nya dan menatap kesal ke arah Jordi. "Kau sakit." Ucap Jordi sambil meletakkan tangannya di kening Zahra.

Sontak orang-orang yang sedang duduk di meja mereka lalu memekik tertahan, dan Iren lalu menatap bingung ke arah mereka, apa yang membuat mereka menjadi seperti ini. Wajar bukan jika suami khawatir dengan kondisi istri nya? Ada-ada saja.

"Hmm Zahra baik-baik aja kok." Ucap Zahra lalu memalingkan wajahnya agar Jordi tak melihat nya sedang marah.

Jordi hanya mengedikkan bahu nya, laki-laki itu lalu mengambil tas Zahra dan mengeluarkan bekal gadis itu, dengan telaten Jordi lalu mengambil sendok dan mengarahkan nya ke Zahra. "Zahra."

Deg.

Jantung Zahra berdetak kencang ketika ia mendengar untuk yang pertama kali nya Jordi memanggil nama nya dengan nada yang sangat halus. Gadis itu lalu menoleh dan menatap ke arah sesuap sendok yang sedang bertengger manis di depan wajah nya.

"Aaa." Ucap Jordi sambil menyuruh Zahra untuk membuka mulut nya.

Zahra lalu membaca doa makan nya terlebih dahulu, lalu gadis itu menerima suapan dari suami nya.

"Aaaaaa!!!!"

Gadis itu lalu menatap tajam ke arah mahasiswi yang sedang berteriak genit ke arah suami nya. "Sudah, fokus saja makan nya. Abaikan mereka." Ucap Jordi lalu menyodorkan satu suapan lagi.

Zahra hanya mengangguk patuh, gadis itu lalu fokus ke arah makanan nya. Kapan lagi ia akan melihat sisi lembut suami nya.

"Yah, sayang nya kami udah masuk nih. Kalau gitu sampai jumpa lagi ya pak." Ucap sekelompok mahasiswi yang tadi mengerumuni mereka bertiga.

"Yaudah, mending sekarang kalian masuk aja. Nanti malah di hukum sama dosen Lo." Ucap Zahra dengan senyuman manis yang ia berikan, namun di dalam hati gadis itu ia tersenyum senang!

"Aku juga pergi deh, gak enak kalau jadi obat nyamuk di sini. Bye!" Ucap Iren lalu ikut berdiri dan meninggalkan meja mereka.

"Sudah kenyang?"

Zahra lalu mengangguk dengan pelan, gadis itu lalu menunduk takut.

Entah kenapa rasa berani nya tadi hilang seketika ketika mereka hanya berdua. Tubuh Zahra bergetar hebat, gadis itu menatap ke arah lutut nya yang juga bergetar.

"Kau cemburu?"

Zahra lalu mendongkak kepala nya dengan cepat, gadis itu menatap aneh ke arah Jordi. "Tadi muka mu merah menahan marah bukan? Kau cemburu karena aku di goda oleh mahasiswi tadi?" Ucap Jordi dengan nada datar nya, laki-laki itu memperbaiki letak jas nya.

Ia lalu berdiri. "Aku menikah dengan mu karena memiliki sebuah tujuan, dan ketika waktu nya sudah tepat, kau akan tahu nanti. Dan sebelum itu kuharap kau tidak menaruh perasaan yang lebih kepada ku. Karena aku tak akan pernah mencintai tawanan ku sendiri." Laki-laki itu lalu melangkah pergi meninggalkan Zahra yang diam mematung.

Tes.

"J-jadi karena ini kau menikahi ku?"

* * *

Langit mendung, udara menjadi dingin.

Zahra termenung sambil menatap nanar ke arah kendaraan yang lalu-lalang didepan nya.

Raga nya memang sedang berdiri di gerbang fakultas nya, namun pikiran gadis itu melayang-layang entah kemana. Perkataan Jordi beberapa jam yang lalu sukses membuat hati Zahra terluka dengan lebar. Sehina itu kah dirinya nya hingga orang menikah dengan nya karena memiliki tujuan lain.

"Hai Zahra."

Lamunan gadis itu buyar, Zahra lalu mengalihkan pandangannya ke arah seorang laki-laki yang sedang berdiri tegap di hadapan nya. Gadis itu sedikit mundur karena jarak mereka yang sangat dekat.

"Saya dengar kamu sudah menikah bukan, kalau begitu selamat ya."

Zahra hanya mengangguk dengan pelan, entah kenapa gadis itu merasa tidak nyaman jika berdekatan dengan dosen nya, Guntur.

Mereka lalu berbincang selama beberapa menit, di dalam hati Zahra memohon agar supir nya segera datang dan menjemput nya. Tapi ini sudah 30 menit semenjak ia menunggu.

"Zahra!!!"

Dua orang yang sedang berbincang itu lalu mengalihkan pandangannya ke arah seorang laki-laki yang sedang melangkah lebar ke arah nya.

"Pulang!"

Zahra lalu memundurkan tubuhnya ketika menangkap aura membunuh dari Jordi, apakah suami nya ini sedang marah kepada nya, dan apa yang salah dari nya. Zahra tak melakukan apapun yang membuat nya salah di mata Jordi.

Tubuh kecil itu lalu di tarik kencang oleh Jordi, Zahra hanya bisa pasrah.

Mobil yang membawa mereka pulang melaju dengan sangat kencang, Zahra bahkan sangat takut jika mereka nanti akan mengalami kecelakaan.

"Mas, pelan kan mobil nya." Lirih Zahra dengan takut, ia menatap sendu ke arah Jordi.

Laki-laki itu hanya diam, mata elang nya fokus ke arah jalan, dada nya tampak naik turun karena bernafas dengan kasar.

Beberapa lama kemudian, mereka sampai di rumah, Jordi turun terlebih dahulu, laki-laki itu menarik paksa tubuh Zahra turun dari mobil.

Nafas laki-laki itu menggebu-gebu.

Brak.

Pintu kamar kedua nya terbuka dengan keras, Jordi melempar kasar tubuh Zahra ke atas kasur.

"Aku tak tahu hubungan apa yang kalian lakukan Zahra! Tapi kenapa harus dengan bajingan itu ha!" Bentak Jordi.

Mata nya menggelap, tangan kokoh milik nya melepas jas dan kemeja milik nya.

Tubuh Zahra bergetar takut, apa yang akan Jordi lakukan pada nya!

"M-mas mau apa?" Ucap Zahra lalu memundurkan tubuhnya.

"Kau hanya milikku Zahra! Bukan nya sudah aku sebut beribu-ribu kali!"

Grap.

Kaki gadis itu lalu di tarik hingga membuat tubuh Zahra terlentang.

"Kau milikku Zahra!"

* * *

Wahyu retsyafani
08:19 WIB.

MAFIA VS MUSLIMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang