“Hmm, apa kalian sedang menyembunyikan sesuatu dari ku Iren.”
Iren yang tadi nya sedang menudhim lesu lalu mendongkak dan menggelengkan kepalanya dengan kencang. “E-enggak kok! Kalau aku main rahasia-rahasiaan sama kamu, mana mungkin sekarang ini aku malah ceritain sama kamu.” Ucap gadis itu dengan kesal, ia lalu mengalihkan pandangan nya ke arah samping.
Zahra terdiam selama beberapa saat, dia juga ikut berpikir dan bersahaja untuk membuat kegaduhan di hati Iren sedikit berkurang.
Lama kedua nya terdiam, hingga akhirnya Zahra membuka suara, gadis itu lalu menatap curiga ke arah Iren. “Aku tahu jawabannya!” Ucap Zahra dengan semangat.
Iren lalu menoleh cepat ke arah Zahra, gadis itu juga cukup penasaran dengan jawaban dari sahabat sekaligus adik dari seseorang yang membuat nya selalu cemas selama beberapa hari ini. “Bang Faris pasti naruh perasaan sama kamu!”
Deg.
Jantung gadis itu berdetak dengan kencang, alam bawah sadar nya berteriak seakan membenarkan ucapan Zahra.
Baru saja ia merasa seperti di sanjung, Iren lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat, gadis itu mengerjapkan mata nya beberapa kali. “E-enggak ah, gak mungkin! Mana ada laki-laki yang mau sama cewek tomboi kaya aku!” elak nya dengan cepat, gadis itu lalu duduk membelakangi Zahra, ia memegang kedua pipi nya yang terasa sangat panas.
“Kamu gak bisa ngelak lagi! Ini pasti udah seratus persen bener, bang Faris pasti suka sama kamu! Alhamdulillah kalau Abang suka sama gadis yang baik-baik kayak kamu.”
Iren berdiri, gadis itu sudah tidak sanggup lagi jika mendengar kata yang membuat nya melambung tinggi. “I-ini terlalu berlebihan Zahra. Memang benar aku suka dengan artis K-Pop, tapi ini terlalu berlebihan untuk ku, untuk apa bang Faris memberi tiket konser ini secara sukarela, dan juga VVIP lagi!”
Zahra lalu tersenyum manis, ia lalu berdiri dan menuntun Iren agar duduk kembali ke sofa. “Tenang ok, mungkin kamu masih syok dengan pemberian dari bang Faris,” ucap Zahra dengan lembut, sorot mata wanita itu lalu berubah menjadi jahil. “tapi kalau kamu gak mau, kasih untuk aku aja deh. Sayang kalau nanti kamu gak pergi ke konser BTS!”
Mata Iren langsung menajam, gadis itu lalu memeluk tiket konser milik nya. “Enak aja! Kamu beli sendiri aja sana, kan suami kamu orang kaya.”
“Gimana sih, tadi kata nya gak mau pergi, giliran di minta malah nolak.”
“Aku mau kamu juga ikut pergi, suruh suami kamu untuk beliin tiket konser nya, boleh ya Zahra. Aku gak mau pergi kalau cuma sendirian, lagian kan nya juga idola kita berdua. Ya ya!” rengek Iren sambil menggelayut manja di lengan sahabat nya.
“Aku gak terima penolakan.” desis Iren sambil menatap tajam ke arah Zahra.
“Mampus!"
* * *
“Seoul, Korea selatan.”
Jordi terdiam di bangku kebesaran milik nya, mata elang laki-laki itu membaca dengan teliti laporan yang sedang di berikan oleh tangan kanan nya.
"Bertepatan pada malam saat kita melakukan penyerangan, San Antonio berhasil kabur dengan sebuah kapal pribadi milik nya. Waktu dia melakukan pelayaran adalah ketika tengah malam, Antonio memilih Korea sebagai tempat pelarian, karena ia memiliki hubungan kerja sama dengan salah satu mafia di sana. Di duga dari hasil mata-mata salah satu anggota kita di sana, Antonio sempat di operasi karena terkena beberapa tembakan,” pria yang membawa laporan itu lalu membalik kan kertas laporan nya. “tadi malam kami telah menemukan lokasi tempat Antonio di rawat, ia di bawah perlindungan direktur Park Ji-Sung. Pemilik perusahaan yang bergerak di bidang industri dan juga pemimpin organisasi mafia di Korea.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA VS MUSLIMAH
Spiritual⚠ Cerita mengandung adegan kekerasan. (SUDAH TERBIT) beberapa part sudah di hapus. "Aku mengira bahwa kisah kita akan menjadi bahagia, aku mengira kau hanya menyimpan sedikit rasa bersalah karena telah memilih ku menjadi istri mu. Namun, kini panda...