PART 23

43.7K 1.9K 34
                                    

Bandara Incheon, Korea Selatan.
22:45 pm.

Zahra menatap sedih ke arah Iren. Gadis itu memegang erat tas sahabat nya dan tetap bersikukuh untuk melarang Iren pulang ke Indonesia.

"Ih jangan pulang dulu lah, kan kita belum jalan-jalan!"

Iren lalu menatap balik tatapan sedih dari sahabat nya. Sebenarnya ia juga masih ingin berlama-lama di negeri nya para oppa ini, namun ia tak dapat menolak panggilan dari tanah air. "Aku juga masih mau tetap di sini Zahra, tapi di Indonesia ada urusan mendesak. Kayak nya ada masalah serius di sana, lagipula tujuan aku kesini cuma untuk nonton konser kok, dan setelah itu aku juga udah janji bakal pulang cepat sama mama." gadis itu menatap lekat ke arah sahabatnya, Iren berharap jika Zahra mau mengerti dengan keadaan nya.

"Zahra, jangan sedih gitu dong."

Zahra hanya mengangguk pelan, wanita itu lalu tiba-tiba memeluk tubuh sahabatnya dengan erat, Zahra menangis dengan kencang sambil meraung-raung di dalam pelukan sahabat nya.

Iren mengerutkan keningnya dengan bingung, ada apa dengan Zahra? Kenapa sahabat nya ini tiba-tiba menjadi sangat sensitif, oh ayolah Iren hanya akan pulang ke tanah air, lagipula beberapa hari lagi Zahra juga akan menyusul.

Dia dan Zahra beda tujuan pergi ke negeri orang ini. Jika Iren pergi karena dalam rangka menonton konser salah satu boyband di Korea, maka Zahra pergi karena tuntutan pekerjaan suami nya. "Loh kok kamu malah nangis, ada apa hmm. Kan aku jadi gak rela ninggalin kamu." ucap Iren lalu menatap tajam ke arah wajah Zahra yang sudah berantakan.

"Kan Zahra cuma mau jalan-jalan sama Iren besok, kapan lagi coba kita bisa jalan-jalan di sini." rengek nya sambil menatap sebal ke arah Iren.

Iren lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan. Dalam mode manja rupa nya. Semua itu wajar, karena dari kecil Zahra hanya mendapat kan kasih sayang yang kecil dari orang tua nya, dan tak berlangsung lama mereka meninggal, Zahra di rawat oleh bibi nya yang bersifat keras dan tegas.

"Yaudah, kalau ada kesempatan lagi kita pasti jalan-jalan di sini deh. Tapi kali ini benar-benar gak bisa, mama bilang ada urusan penting di sana." ucap Iren sambil mengusap lembut kepala sahabatnya itu. "Aku pamit dulu ya, assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam!" ucap Zahra dengan sedih, wanita itu menatap punggung sahabat nya yang mulai menjauh dari pandangan mata. Entah kenapa Zahra merasa sangat sensitif akhir-akhir ini, emosi naik jadi mudah naik-turun.

"Kita pergi nyonya? Hari sudah malam, tuan sebentar lagi juga akan pulang."

Zahra membalikkan tubuhnya dan menatap lesu ke arah 2 orang yang di suruh Jordi untuk menjaga.

Yang benar saja, ketika mereka pergi ke tempat konser ada empat mobil yang mengawal mobil nya, dan ketika mereka masuk ke gedung konser ada 4 orang yang di tugaskan untuk menjaga Zahra dari jarak dekat. Dan sisa nya Zahra tak tahu lagi berapa banyak orang yang di suruh Jordi untuk menjaga nya.

Dengan malas Zahra berjalan lesu keluar dari bandara, wanita itu bernafas kasar sambil mengusap air mata nya yang masih terasa basah di pipi nya. Pikiran Zahra melayang-layang entah kenapa hingga membuat nya tak sadar jika sudah sampai di depan mobil.

Zahra menaiki mobil nya dan duduk diam di dalam nya. Gadis itu menyandar di pintu mobil dan menatap ke arah jalanan yang mulai bergerak di mata nya.

* * *

Zahra menggeliat di dalam tidur nya saat merasakan sebuah sentuhan di pipi nya.

Sementara itu seorang laki-laki yang sedang berjongkok di samping kasur sambil menatap teduh ke arah wajah cantik istri nya yang sedang terlelap hanya tersenyum manis.

MAFIA VS MUSLIMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang