Pagi ini sebelum bel berbunyi, Rusya memulai diskusinya dengan Damian mengenai masalah dalam hubungan mereka. Rusya menawari Damian untuk berbicara mengenai uneg-uneg.
"Sebenernya uneg-uneg apaan? Sebenernya nggak ada uneg-uneg cuman aku nggak paham sama diriku sendiri."kata Damian.
"Kenapa?"Tanya Rusya.
"Aku ngrasa bersalah Rus. Berat Rus.."kata Damian.
"Salah kenapa? Berat karena kamu pendem sendiri, ringan kalau kamu mau berbagi sama aku."kata Rusya.
"Masa iya gitu?"Tanya Damian ragu.
"Iyalah, realitanya kalau apa-apa dipikir sendiri itu pusing, mending dipikir bareng. Sebenernya ada apa? Kalau ada masalah bilang aja jujur jangan buat aku bingung."kata Rusya.
"Aku buat kamu nggak nyaman?"Tanya Rusya.
Demi apa? Pasti Damian jantungnya rasanya hendak mencelus saat Rusya mulai menyinggung hal ini.
"Nggak tahu, aku mikir mungkin aku salah kali ya? Aku enggak atau emang belum menemukan kenyamanan?"gumam Damian.
"Dam, lo tau? Gue nggak pernah bilang sayang ke lo bukan beraarti gue nggak sayang sama lo. Gue gengsi. Maaf Dam."kata Rusya.
"Ya kalau itu gengsi sifat asli mu, aku bisa apa ? Aku ngrasa bersalah banget."keluh Damian.
"Aku nggak tahu Dam, aku nggak pernah kayak gini sebelumnya. Aku ngrasa beraslah karena nggak pernah memperlakukan kamu dengan baik. Maafin aku Damian."keluh Rusya juga.
"Ya, aku juga minta maaf Rus, tapi aku nggak kuat kalau kita udahan, tapi gue bingung kalau diterusin kayaknya nggak bakal berubah. Bakal kayak gini terus."ujar Damian.
"Kalau kamu tanya aku, aku juga nggak kuat pisah sama kamu Dam. Aku nggak bisa."kata Rusya mengakui.
Kini mereka bicara dari hati ke hati.
"Yaudah kita lanjut nanti lagi."kata Damian.
Pembicaraan pagi itu belum menemukan titik terang, karena perlu otak yang jernih untuk bisa berpikir dan mencerna arah pembicaraan mereka karena ini mengenai hubungan mereka. Tidak hanya satu pihak, tapi ada 2 pihak.
Malam harinya, habis Isya diskusi mereka berlanjut..
Percakapan mereka kembali pada Damian yang sangat merasa bersalah.
"Oke, mungkin kamu emang salah. Tapi kita semua salah, kamu nggak mau jujur dan aku nggak paham sama kamu. Aku nggak mau kayak gini, tapi udah terlanjur dan terserah kamu mau gimana."kata Rusya.
"Bukan kamu yang nggak paham, tapi aku yang susah memahami, aku aja nggak paham ini gimana. Terus gimana?"tanya Damian
"Terserah kamu Dam."
"Aku nggak mau nyakitin kamu, maaf."kata Damian.
"Tapi kamu udah, terlanjur Dam."balas Rusya kemudian
"Aku nggak maksud, aku cuman bilang apa yang aku rasain ke kamu."kata Damian.
"Aku merasa bersalah dan itu yang bikin gue sakit."timpal Rusya.
"Kamu nggak salah Rus,, ini karena aku Rus. Aku yang nggak bisa memposisikan diri buat nyaman ke kamu." ujar Damian dengan rasa bersalah yang menyesakkan.
"Aku pengen nangis Dam." kata Rusya lemas. Kepala pusing.
"Maaf Rus.."untuk kesekian kalinya Damian minta maaf pada Rusya.
"Aku nggak mau berhenti, tapi kalau kamu mau, ya aku bisa apa Dam?"
"Rusya, aku nggak bisa bikin kamu seneng, bikin kamu bahagia tingkat humor kita beda dan aku bingung gimana caranya bikin kamu ketawa. Aku paham kamu gengsian dan aku maklumi itu, tapi ketika kamu gengsi rasanya ada yang kurang karena aku nggak bisa. Aku suka yang blak-blakan apa adanya dan nggak punya malu dihadapanku, dan nggak perlu jaim dihadapanku. Aku orangnya energik, sedangkan kamu? Suka tidur, suka santai. Aku bingung harus gimana? Aku udah berusaha ngajak kamu, tapi kalau itu asli kamu kamu bisa apa Rusyana Brenda?"jelas Damian panjang lebar.
"Aku cuman mikir aku nggak bisa bikin kamu bahagia. Kita itu beda, dan aku bingung. Pasangan itu emang dibentuk bukan dicari, coba kamu hitung berapa kali aku pengen bentuk itu sama kamu?"tambah Damian.
Hati Rusya serasa tertohok. Karena itu memang dirinya. Suka tidur dan santai, karena Rusya suka sesuatu yang ringan dan simple, kenapa? Karena itu zona nyamannya dia.
"Kapan aku sedih sama kamu? Nggak pernah, aku bahagia Dam. Soal humor, aku bisa ketawa Dam tapi gengsi emang salahku. Udah nggak ada kesempatan lagi buat aku?"
Ada kesempatan nggak nih?
Vote and comment nya..
KAMU SEDANG MEMBACA
GLAUBE [COMPLETED]
Teen Fiction[ True Story ] "Waktu aku liat kamu digerbang, kamu cantik, modelannya kayak anak kecil, gampang digoda lagi." "Jadi itu alsan kamu suka ?" "Bukan" "Terus.." Saya suka membuat orang tidak tahan dengan sikap saya. Tapi jika dia sabar maka dialah yang...