☆☆☆

5.8K 238 0
                                    

Malam hari sekitar jam sepuluh malam ali baru pulang ke rumahnya dan prilly. Sebelum membuka pintu utama ali menghela nafas berulang kali. Ia tidak mau terbawa emosi dan malah memperkeruh suasana. Mungkin semua sudah tidur pikir ali saat memasukki rumahnya karena sebagian lampu sudah di matikan. Saat menaiki anak tangga menuju kamarnya ali berpapasan dengan mbok karmi.

"Prilly udah tidur mbok?" Tanyanya menatap mbok karmi. Tatapannya sayu,hari ini ia sangat capek. Meski kecewa tapi ali tidak bisa menutupi kalau dia khawatir terhadap prilly.

"Kayaknya sudah tuan. Dari tadi  nyonya belum keluar kamar, mbok ketok-ketok pintu ngak nyaut. Nyonya juga belum makan malam tuan" ucap mbok karmi lirih.

"Ya udah kalo gitu mbok, makasih" ucap ali sopan. Bagaimanapun mbok karmi lebih tua darinya.

"Iya tuan" diakhiri anggukan mbok karmi.

Ali melanjutkan langkahnya dan sampai ia di depan pintu kamarnya lalu ia buka. Gelap. Hanya satu yang bisa mendefenisikan bentuk kamarnya sekarang.

Ali's pov

Apa prilly sudah tidur? Tapi tidak biasanya semua lampu dimatikan. Apa dari tadi tidur sampai sekarang belum bangun. Aku mencari saklar lampu kamar dan menekannya. Aku melangkah ke arah ranjang. Kulihat prilly tidur meringkuk seperti bayi. Ku tatap wajahnya lekat matanya sembab ada bekas tangis yang mengering. Bajunya masih sama dengan tadi sore. Aku menyingkirkan anak rambut yang ada di pipinya. Aku menghela nafas kasar. Ku benarkan letak tidurnya supaya besok bangun tidak sakit-sakit badannya.

Aku memutuskan mandi badanku sangat lengket. Lima belas menit aku keluar. Kulirik sebentar ke arah prilly tidur hanya memastikan dia tidak apa-apa. Setelah memakai baju, aku langsung tidur di samping prilly.

"Nice dream istriku"gumamnya menatap ke arah prilly.

Mungkin karena faktor capek ali langsung tertidur.

Sebelum subuh aku sudah terbangun. Aku langsung melihat kesamping tempat dimana prilly tidur. Dia masih tidur sangat pulas. Aku langsung bangun mengambil air wudlu dan sholat tahajut dilanjut membaca al qur'an. Adzan subuh berkumandang aku menyudahi mengajiku. Aku melangakah mendekati ranjang. Aku duduk di samping prilly tidur.

"Prill bangun, sholat subuh berjamaah yuk" ku tepuk pelan pipinya. Pipi yang kemarin pagi ku cium. Tak susah membangunkan prilly. Lihat saja ia mengeliat meregangkan otot-ototnya dengan mata yang masih tertutup.

"Sangat menggemaskan"gumamku dalam hati. Aku terseyum kecil melihatnya.

"Cepet ambil air wudlu, kita sholat subuh" ucapku setelah prilly membuka matanya sempurna

Ku lihat dia diam memandangku. Tak lama ia langsung bangun dan berjalan ke arah kamar mandi. Sambil menunggu prilly selesai ku siapkan mukenah dan sajadah yang biasanya prilly kenakan.

Prilly's pov

Selesai wudlu aku bercermin sebentar. Mata ku bengkak, hidungku merah. Tak mau membuat ali lama menunggu aku langsung keluar kamar mandi. Ali sudah duduk menghadap kiblat. Aku melangkah dan berhenti di belakangnya. Aku sudah mengecewakanya tapi dia tetap bersikap manis. Apa dia memaaf kan aku?. Ali menoleh ke belakang melihatku yang masih berdiri mamatung di belakangnya.

"Cepat pakai mukenahnya" tegurnya membuatku tersadar dari lamunanku.

Aku tergagap langsung memakai mukenahku. Kita sholat subuh dengan khusyuk.

Ya allah hampa meminta ampunan kepadamu ya allah, telah membuat suami hamba kecewa dan marah amiin gumamku dalam hati.

selesai sholat tidak ada percakapan antara aku dan ali. Ali sibuk dengan kertas-kertas yang ada di meja. Sedangkan aku hanya duduk di ranjang. Melihat ali yang tak kunjung bicara aku mendekat dan duduk di sofa sampingnya.

CERITA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang