Ali menatap prilly nyalang. Sedari tadi ia sudah mengerti gelagat prilly menyembunyikan sesuatu darinya. Alì berusaha menahan emosinya, ia tak mau kesalahannya terulang kembali.
"Sekali lagi aku tanya apa yang kamu sembunyiin dari aku?" Tanya ali dengan nada dibuat senormal mungkin.
Diam
Prilly hanya diam tak tau harus menjawab apa. Ia terlalu takut melihat ali semarah ini. Ia menggigit bibir bawahnya kuat agar isak tangisnya tak terdengar. Akhirnya prilly hanya menggelengkan kepalanya pelan.
Ali menghembuskan nafas kasarnya. Ia menutup matanya sebentar lalu fokus menatap prilly yang menunduk di depannya. "Aku cuma mau kamu jujur?" Ali menekan disemua katanya. Jujur ia sangat marah karena prilly tak mau jujur. Ia hanya ingin prilly jujur.
Prilly semakin dibuat takut dengan nada bicara ali yang mulai meninggi. Ia mengusap pipinya kasar menghilangkan bekas air matanya, tapi air matanya tetep luruh. "A......ku aku beneran nunggu kamu"jawab prilly takut, dan tetap menunduk.
Rahang ali mengeras. Tanganya mengenggam ponsel prilly kuat. Wajahnya merah menahan amarahnya. Nafasnya naik turun.
PRANK
Ali menghempaskan ponsel prilly ke lantai kuat sampai pecah menjadi tiga bagian. Sontak saja membuat prilly kaget. Kali ini tangis prilly tak bisa ditahannya.
"APA SUSAHNYA JUJUR?AKU CUMA MAU KAMU JUJUR NGAK ADA YANG DISEMBUNYIIN DARI AKU" bentak ali beriringan dengan isak tangis prilly yang semakin terdengar keras. Bahu prilly bergetar hebat. Dulu prilly akan membalas bentakan ali dengan bentakan, tapi sekarang entah kenapa ia takut melihat ali marah kek gini.
"TOLONG JAWAB JUJUR" sekali lagi ali membentak prilly, dan berhasil membuat kaget. Prilly memegang dadanya sesak karena tangisnya yang tak kunjung berhenti. Ia menyeka air matanya kasar kemudian menatap ali yang menatapnya nyalang "ngak usah bentak-bentak bisa ngak?" Bentak prilly tak kalah dingin.
"Aku cuma mau kerja" pekik prilly
Ali membulatkan kedua bola matanya. "Apa selama ini kurang? Kalo emang kurang bilang". Prilly menggeleng kuat. Bukan itu masalahnya. "Dulu cita-cita aku jadi arsitek hebat makanya aku kuliah tinggi dan kedua orang tua aku setuju, aku cuma mau lanjutin karir aku" ucap prilly dengan air matanya yang terus menetes tak mau berhenti.
Ali mengeleng sebentar "ngak, kamu ngak boleh kerja, pokoknya ngak boleh kamu dirumah aja" cegah ali menatap prilly yang menunduk mengusap pipinya berulang kali."Kenapa ngak boleh ali? Ini tu cita-cita aku dari dulu makanya aku semangat belajar dan berharap tercapai" pekik prilly yang masih ngotot untuk bekerja.
Ali memejamkan matanya sebentar, mengacak rambutnya kasar. ia menatap jendela sebentar lalu kembali fokus ke prilly yang menangis. sebenernya ia tak tega melihat wanita yang dicintainya menangis. apalagi karena ulahnya.
"aku mau punya istri yang dirumah aja. setiap waktu bisa layanin aku. aku mau semua kebutuhan aku istri aku yang nyiapin, yang milihin baju buat kerja,yang masangin dasi aku. tolong kamu ngertiin aku. dari duku aku mau punya istri yang duduk dirumah nunggu aku kerja, mendidik anak-anak aku dirumah." ucap ali dengan nada tak setinggi tadi namun tetap terkesan membentak.
"selama ini aku yang ngertiin kamu.kamunya aja yang ngak pernah ngertiin aku.aku punya cita cita kek gitu sebelum aku nikah sama kamu. meskipun aku kerja aku tetep perhatiin kamu."jerit prilly menatap tajam ali.
dada ali naik turun menahan amarahnya. "aku takut kamu ngak bisa bagi waktu .kamu bisa nurut kata suami ngak sih. aku yakin bunda ully ngak ngajarin kamu buat membangkak kata suami" kini ali mulai tersulut emosi lagi.
prilly menutup kedua telingannya dengan tangan. ia menggeleng kuat
"CUKUP CUKUP...."
prilly mengusap pipinya kasar. menatap ali dan tersenyum remeh kearahnya. "kamu ngak usah sangkut pautin bunda sama masalah ini". prilly berdiri sembari mendongak menatap tajam ke arah ali.
"sekarang terserah kamu. kalo kamu ngak ngizinin yaudah" ucap prilly penuh penekanan. prilly mengalihkan padangannya sebentar lalu kembali menatap ali. sedetik kemudian ia mulai melangkah,sebelum melangkah tangannya dicengkram tangan kekar ali.
"mau kemana?" tanya ali menatap prilly.
prilly melirik ali sekilah "mau keluar. aku butuh waktu sendiri"
"kamu dikamar aja. biar aku yang keluar" tak lama suara pintu kamar terbuka lalu ditutup kembali. ali keluar. kini hanya aa prilly dikamar sendirian tentunya. prilly menyentuh dadanya. ia merasa sesak.
kenapa sesak sekali.
maafin aku ali
aku buat kamu kecewa lagi. sesal prilly.entah kenapa air mata prilly luruh. menyesal. tapi ia kecewa dengan ali yang membentaknya. seharusnya bisa dibicarain baik-baik. prilly menatap ponselnya nanar. ia mengambil ponselnya yang hancur, layarnya pecah.
Kini ali duduk di ruang kerjanya. ia menyesal tak bisa mengkontrol emosinya. sebenarnya hatinya sakit melihat prilly menangis seperti tadi. tapi ia hanya mau prilly jujur. ia tak mau masalah yang lalu terjadi lagi.
*
maaf banget lama yaaaaa.
belum ada waktu buat ngetik.
😁😁😁
gimana kalo aku private?
biar pengikutku banyak
gimana?????

KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA
FanfictionSebenarnya cerita ini harus direvisi banget, ini cerita pertama aku jadi masih payah banget. Maaf. Pernikahan yang dilaksanakan karena perjodohan ini harus diterima aliando syarief dan prilly latuconsina. mau tidak mau mereka harus menerimanya. "a...