tak tega

8.1K 337 1
                                    

   Prilly menatap ali lekat. Ali adalah pria baik dan pengertian.

"Aku juga bukan istri yang baik li aku mohon bimbing aku jadi istri yang sholehah tegur aku kalo aku salah,  kita belajar bersama sama ya, kita jalanin dulu lama kelamaan pasti rasa itu akan tumbuh dengan sendirinya" jawabku lembut dan tersenyum manis menatapnya.

   Setelah mendengar jawaban Prilly, Ali langsung menarik tubuh prilly kedalam pelukannya. Hangat yang pertama kali prilly rasakan. Ia merasa ali mengelus punggungku lembut. Hal yang biasa ayah Rizal lakukan saat memeluk Prilly. Ia jadi keingat ayahnya. Ia hirup dalam aroma tubuh ali. Wangi dan menenangkan.

Kalo menikah dengan ali membuat ayah dan bunda bahagia, illy juga bahagia melihat orang yang illy sayang bahagia gumam Prilly dalam hati.

*****

  Matahari masih malu malu menampak kan diri. Udara pagi masih terasa dingin. Terlihat gadis mungil yang terbalut celemek bunga-bunga sedang berkutat dengan alat masaknya di dapur.

   "Ya ampun sayang kamu masih pagi udah masak sih, kamu pasti masih capek sama acara kemarin sini biar mama aja yang nerusin sama bik tuti" ucap mama heboh melihat ku memasak.

   Mama resi langsung memposisikan dirinya di samping prilly. Melihat apa yang dimasak prilly.

"Ya ampun ma, cuma masak nasi goreng aja kok. lagian kan bik tuti masih nyuci baju" elak prilly menoleh sekilas ke arah mama sedangkan tangannya masih mengaduk-aduk nasi goreng.

"Ya udah sini mama bantuin" mengambil alih penggorengan dari tangan prilly dan bergeser tubuhnya sedikit ke samping ditempat prilly tadi berdiri.

   Prilly tersenyum sambil menggeleng gelengkan kepala ternyata mertuanya ini rame dan asik orangnya.

   "Ma makanan kesukaan ali apa?" Prilly ingin tahu sedikit tentang Ali.

   "Rendang sama gulai kambing tapi kalo buat sarapan dia gak bisa makan nasi" jelas mama dan masih fokus dengan nasi gorengnya.

   "sarapan roti dong ma?" Tebak prilly.

   "Iya, sama segelas susu, ini kayaknya udah matang deh sayang, mendingan kamu bangunin ali pasti dia masih molor kalo lagi cuti gini biar mama aja yang nyelesein"

    "Yaudah kalo gitu ma, prilly ke atas dulu bangunin ali" pamit Prilly yang  dengan anggukan oleh mama resi.

   Dengan langkah ringan Prilly berjalan ke arah tangga dan menaiki satu persatu anak tangga. Melangkah ke arah kamar paling ujung bagian kanan. Prilly mendorong pintu kamar yang mulai sekarang juga menjadi kamarnya. Melihat ke atas ranjang sang suami yang masih berada di bawah selimut.

   "Ali bangun udah ditunggu mama papa tuh di bawah buat sarapan" prilly menggoyang pundak ali pelan.

   "5 menit lagi ma" jawabnya belum sepenuhnya sadar, ia masih mengira kalau yang membangunkan mamanya.

   "Tapi li, mama sama papa udah nunggu" Prilly menggoyang pundak ali lebih keras.

   "Hemm bentar lagi deh ma"

   "Yaudah kalo gak mau bangun jangan bangun selamanya sekalian" ucap prilly agak keras di telinga Ali.

   Ali langsung bangun dan duduk sambil mengusap usap matanya. Rambutnya berantakan. Terlihat sangat menggemaskan.

"Kamu tuuh ngomongnya ngak bisa di filter dulu apa? masak doa in suami mati, mau jadi istri durhaka?" ucap ali setelah kesadarannya terkumpul.

   "Kamu siiih di bangunin susah, cepet mandi aku tunggu di bawah"

   "Ets ngak boleh, kamu harus nunggu aku mandi baru kita turun bareng" cegahnya sambil mengacak rambut prilly kemudian berlalu ke kamar mandi.

   Semoga aku bisa jalanin pernikahan ini dan semoga aku bisa membahagiakan kamu ali gumam prilly dalam hati yang memandang pintu kamar mandi.

   Sambil menunggu ali mandi. Prilly membereskan tempat tidur dan menyiapkan baju untuk sang suami, Kegiatan baru yang harus mulai prilly biasakan.

CERITA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang