Prilly mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruang inapnya, tapi ia tak menemukan sosok yang ia cari. Prilly menghela nafas panjang. Ia menatap langit-langit ruang inapnya. Prilly langsung menoleh ke arah pintu masuk saat mendengar pintu kamar inapnya dibuka. Tak lama ali sudah ada di hadapan prilly sambil tersenyum manis ke arah istri mungilnya itu. Ali mendekat ke brankar prilly dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajahnya. Prilly menaikkan sebelah alisnya seakan bertanya ali kenapa?.
Ali yang mengerti arti tatapan prilly makin tersenyum lebar. Memperlihatkan gigi rapinya. Ali mengelus pucuk kepala prilly "aku baru aja dari ruangan dokter katanya kamu sekarang udah boleh pulang"
Mata prilly langsung berbinar. Sedetik kemudian ia tersenyum tulus. "Kalo gitu aku siap-siap dulu, kamu tunggu disofa dulu" prilly berniat turun dari brankarnya tapi terhenti karena tangannya dicekal ali.
Kening ali mengerut melihat prilly yang hendak turun dari brankarnya. "Kamu mau ngapain?" Tanya ali.
Prilly menghela nafas pelan. "Katanya udah boleh pulang, ya aku mau beresin barang-barang aku lah. Gimana sih kamu" prilly mengeleng kecil.
Ali memegang kedua bahu prilly. Menatap lekat manik hazel prilly. "Kamu disini aja,biar aku yang beresin barang kamu. Pesan doker kamu harus banyak istirahat"
"Tapi.."
Ali segera memotong "ngak ada tapi tapian. Pokonya kamu disini biar aku yang beresin,Nurut kata suami" ali tersenyum menang.
Prilly mendengus kesal. dia sudah sehat. Dia ngak akan kenapa-kenapa kalo cuma masukin barang keperluanya selama di rumah sakit kedalam tas. Ali nya aja yang lebay. Prilly mengerucutkan bibirnya sampai maju satu sentimeter. Dan ekspresi prilly tak luput dari pengelihatan ali.
Ali tersenyum jahil. "Dosa lo cemberut gitu ke suami". Prilly langsung menoleh ke ali sambil menatapnya jengah. Ali terkekeh kecil melihat tingkah istrinya.
Ali menarik prilly dalam dekapanya. Sedangkan prilly hanya menurut saja. Ia tak mau mengecewakan ali jika ia menolaknya. Prilly bisa mendengar detak jantung ali yang cepat.
Apa ali masih belum terbiasa memeluk prilly. Kenapa prilly masih menyadari sekarang?. Prilly melingkarkan tanganya di badan ali. Prilly merasa ali mengecup pucuk kepalanya berkali-kali. "Aku cinta sama kamu" bisik ali. Prilly menegang mendengarnya.
Rasa bersalah kembali prilly rasakan. Prilly mengingat perbuatannya selama menikah dengan ali. Semakin mengingatnya semakin menambah rasa bersalah. Prilly mengeratkan pelukannya di badan ali. Pelukan tersebut bejalan lama dan hening. Sama-sama menikmati. Mungkin.
Ali merenggangkan pelukannya agar bisa melihat wajah cantik istrinya. "Kamu ganti baju gih,"suruh ali dan langsung diangguki prilly. Ali membuka lemari disudut ruang inap prilly, mengambil baju ganti prilly. "Mau aku bantu?" Ali berusaha mengoda prilly, langsung dihadiahi pelototan dari prilly. Sekali lagi ali terkekeh melihat tingkah istrinya itu.
***
"Udah selesai?" Tanya ali menatap prilly yang keluar dari kamar mandi sekilas lalu kembali fokus ke tas yang ada ditanganya.
Prilly berjalan mendekat ke arah ali. "Udah" prilly berdiri tepat dibelakang ali yang masih sibuk memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Prilly menggigit bibir bawahnya, ia ragu mengatakan kepada ali.
"Ali"
"Ada apa?" Ali memutar tubunhya menghadap ke prilly. Heran melihat prilly yang menunduk. Ali mengangkat dagu prilly supaya menatapnya.
"Ada apa?" Tanya ali sekali lagi.
"Aaa..ku aku.."
"Aku apa sayang?"
Mendengar kata sayang dari mulut ali membuat prilly tersenyum malu. Kini pipinya merah seperti kepiting rebus.
"Laper" rengek prilly manja.
Ali terkekeh mendengarnya. Kenapa sangat susah istrinya untuk mengatakan bahwa ia lapar. Tangan kanan ali mengelus pipi prilly lembut. "Mau makan dimana?" Tanya ali lembut.
"Ke baso setan depan stasiun" jawab prilly semangat.
"ngak, ngak boleh. Kamu baru aja sembuh masak langsung makan pedes sih. Yang lain aja" sebernya ali tak tega melihat wajah prilly yang tak bersemangat seperti tadi. "Aku cuma ngak mau kamu sakit perut, lain kali aja kesananya aku janji" ali mencoba memberi pengertian.
Prilly mengangguk kecil. "Kalo ke mie ayam pak totok?" Tanya prilly berharap kali ini ali mengiyakan. Tapi harapanya pupus melihat gelengan kepala ali. "Jangan makan mie dulu. Emm makan yang ada nasinya" ucap ali menatap prilly yang terlihat lesu.
"Mau rasain masakan chef aliando syarief" ali berusaha menghibur prilly.
Meski tak langsung menjawab tapi akhinya prilly mengiyakan tawaran ali. Mereka berdua melangkah keluar rumah sakit dengan tanganya yang saling bertautan. Tampak sangat serasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA
Fiksi PenggemarSebenarnya cerita ini harus direvisi banget, ini cerita pertama aku jadi masih payah banget. Maaf. Pernikahan yang dilaksanakan karena perjodohan ini harus diterima aliando syarief dan prilly latuconsina. mau tidak mau mereka harus menerimanya. "a...