Siang ini lia dan rasya menjenguk prilly lagi. Lia membawa beberapa macam buah ditangannya. Sedangkan rasya merangkul pundak lia posesif. Keduanya terlihat serasi. Pasti yang melihat mengira sepasang kekasih, tapi nyatanya hanya sepasang sahabat. Keduanya kompak berjalan ke arah kamar inap prilly. Keduanya mengernyit melihat ali duduk lemas di depan ruang inap prilly.
Lia mempercepat langkahnya " Prilly ngak papa kan?" Tanya lia heran.
"Prily ngak papa kok" jawab ali menunduk tanpa menatap lia.
"Trus ngapain lo disini? Bukannya nungguin prilly"dumel rasya memutar bola matanya jengah.
"Prilly ngak mau liat gue, dia histeris liat gue" ucap ali lemas.
Lia menatap ali prihatin. Ali menunduk dalam kedua tangannya memegang kepalanya, menandakan frustasi. Ali terlihat putus asa.
Lia memegang pundak kanan ali "prilly cuma masih sedih aja, gue masuk dulu ya"ucap lia.
Lia memutar handel pintu kamar inap prilly, rasya hanya membuntuti lia. Lia tersenyum melihat ayah prilly yang duduk sambil memegang ponselnya menatap lia dan rasya.
"selamat pagi menuju siang yah" sapa lia ceria diakhiri cengirannya. Lia menyalimi ayah rizal kemudian rasya mengikutinya.
"Mau jengukin prilly pastinya" ucap ayah rizal tersenyum lebar.
"Iya lah om. Boleh kan?" Tanya rasya di akhiri kekehan garingnya.
"Boleh lah" jawab ayah rizal.
"Kalo gitu kita ke prilly dulu yah" ucap lia sambil mulai melangkah ke ruang inap prilly.
Lia mendekat ke arah prilly yang baringan di pangkuan bundanya. Prilly terlihat seperti anak kecil. Dan bunda dengan telatennya mengelus rambut lembut prilly.
"Kayak kucing aja prill, minta dielus terus" ejek lia diakhiri senyuman mengejek ke arah prilly.
"Yaelah lia, rusak suasana aja" ucap prilly mulai memposisikan dirinya duduk.
"Lagian lo kayak imut-imut aja minta di lembut-lembutin" timpal rasya.
"Yeeeee iri ya lo" ucap prilly menatap rasya tajam.
Bunda hanya tersenyum melihatnya sa,bil menggeleng kecil. "Yaudah bunda tinggal dulu ya" ucap bunda ully turun dari brankar prilly.
"Mau kemana bund? Disini aja" tanya lia.
"Mau pulang dulu ke rumah prilly. Mau bawa pulang barang yang udah ngak dibutuhin lagi sama mau masak" jawab bunda ully menatap lia.
"Sama om juga tan?" Tanya rasya
"Iya, nitip prilly dulu ya" jawab bunda ully sambil menepuk lengan rasya kemudian melangkah pergi.
"Nah gini kan enak di liat ngak nangis-nangis kek kemarin" ucap lia mengalihkan pandangannya ke arah prilly.
"Iya nih" timpal rasya.
"Iya-iya" ucap prilly pasrah.
"Gimana udah tenang?"tanya lia sambil duduk di brankar prilly.
Prilly mengangguk. Rasya duduk di kursi samping brankar prilly. "Lo kenapa ngak mau liat ali?" Tanya rasya to the poin.
Prilly terdiam. Ia bingung harus menjawab apa. Ia menunduk tak berani menatap rasya yang menatapnya tajam.
"Udah lah sya, baru aja prilly tenang" ucap lia menatap rasya memohon.
"Udah gimana? Ali itu suami sah prilly,ngak seharusnya prilly bersikap kek gini" sangkal rasya.
"Ya tapi waktunya ngak sekarang" ucap lia mulai ngotot.
Prilly semakin menunduk.
"Kalo ngak sekarang kapan? Nunggu semua terlambat iya?" Ucap rasya ikut ngotot.
"Lo juga harus mikirin perasaan prilly dong" pekik lia.
"Gue harus ngertiin perasaan prilly? Apa lo ngak liat tadi tatapan ali, tatapan orang tua prilly? Terluka, gue tau prilly pasti sedih abis kehilangan anaknya, cukup kemarin aja dia sedih-sedih. Dia egois cuma mikirin perasaan dia doang lia. Dia ngak mikirin perasaan ali, perasaan kedua orang tuanya." Pekik rasya menatap tajam lia.
Rasya beralih menatap prilly" prill gue mohon lo jangan egois cuma mikiran perasaan elo. Liat ali sekarang dia tersiksa lo giniin. Dia ngak kalah sedihnya dari lo, dia juga ngerasa kehilangan. bukan maksud gue ikut campur urusan rumah tangga lo. Tapi gue ngak mau pria sebaik ali tersiksa sama sikap egois lo. Lo pikirin perasan ali. Dia juga kehilangan anaknya sedih pasti di tambah sikap lo kek gini, malah nambah ali tersiksa" ucap rasya dingin dan penuh penekanan.
Lia hanya diam. Punggung prilly terlihat bergetar. Tanganya berusaha menyeka air matanya. Lia merangkul pundak prilly.
"Kenapa nangis? Ngerasa bersalah atau cuma ngak mau gue marahin?. Seharusnya kalian itu saling merangkul, saling menguat bukan kek gini. Kalo kek gini apa buat lo tenang? Apa buat lo bahagia? Gue yakin enggak, jadi jangan kek gini. Apa lo masih permasalahin perasaan lo? Enggak cinta? Gue tau lo nyaman sama ali, masalah cinta bisa nyusul, yang penting lo nyaman dulu. Lo jalanin secara ikhlas, niatin aja kamu jalanin pernikahan ini beribadah jangan terpaksa. Ali pria baik, pengertian lo beruntung dapetin dia" ceramah rasya panjang lebar.
Rasya mendekat, ia memegang bahu prilly " gue kek gini perduli sama elo. Gue cuma ngak mau sahabat gue yang paling manja ini nyesel" ucap rasya menarik prilly ke dalam pelukannya. Prilly menurut.
Rasya menegakkan tubuh prilly, tangan kekarnya menyeka bekas tangis prilly. Rasya menepuk kedua bahu prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA KITA
FanfictionSebenarnya cerita ini harus direvisi banget, ini cerita pertama aku jadi masih payah banget. Maaf. Pernikahan yang dilaksanakan karena perjodohan ini harus diterima aliando syarief dan prilly latuconsina. mau tidak mau mereka harus menerimanya. "a...