6.1K 230 2
                                    

Prilly memegang tangan ali yang hendak pergi. Ali menoleh, alis kanannya terangkat. Tak lama ali tersenyum dan duduk di kursi samping brankar prilly. Ali memegang tangan kanan prilly dengan kedua tangannya.

"Ada apa heeem" ali mengelus tangan kanan prilly lembut.

Prilly menunduk tak berani menatap mata ali yang menatapnya sendu. Prilly memejamkan matanya sebentar.

"Aaaaaa....aaaaa..aaaku" prilly terdiam tak bisa melanjutkan kata-katanya.

"Aku?" Ali menatap prilly penasaran.

Prilly menghembuskan nafasnya, lalu menatap ali sebentar dan menunduk lagi.

"Aku minta maaf" ucap prilly lirih.

"Minta maaf buat apa? Harusnya aku yang minta maaf. Gara-gara aku ngak bisa nyelesain masalah kita, kamu jadi kepikiran" ali menatap tangannya yang menggenggam tangan prilly. Prilly menggeleng lemas. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Enggak, aku yang salah karena aku ngak nyadar kalo ada janin di perut aku li, aku ngerasa ngak pantes jadi ibu hikz hikz" prilly mulai terisak.

prilly mendongakkan kepalanya. Berusaha mencegah air matanya lolos tapi usahanya sia-sia. Air matanya luruh semakin deras. Tangan kirinya menyeka sungai kecil di kedua pipinya.

"Kamu jangan ngomong kek gitu. Kamu ngak salah. Kita belum dipercaya aja sama allah untuk jadi orang tua." Ali menatap prilly dalam, sedangkan prilly tetap tak berani menatap ali.

Prilly melepas tangan kananya dari genggaman ali. Ia menghembusakn nafasnya, berusaha menetralkan nafasnya.

"Aku cuma cewek manja, alay, kayak anak kecil, ngak bisa apa-apa, bisanya cuma nyusahin orang lain, cuma bisa buat orang lain kecewa, aku wanita yang bunuh anak kamu ali, aku istri durhaka" prilly memukul bahu ali berkali-kali,sedangkan yang dipukul hanya diam.

Prilly menetralkan nafasnya yang tersendat karena menahan tangisnya.

"Aku ngak pantes jadi istri kamu ali, aku malu sama kamu. Kamu laki-laki baik, pengertian, penyanyang masih banyak wanita diluar sana yang pantas buat kamu hikz hikz hikz ngak kayak aku yang cuma buat kamu kecewa. Kamu cerain aku. Kamu ngak akan bahagia sama aku ali"pekik prilly mengguncang-guncang kedua bahu ali.

Ali menggeleng kuat. Ali tak bisa menahan tangisnya. Dengan air mata yang mulai membanjiri pipinya ali memegang tangam prilly yang ada di kedua bahunya. Ali menyatukan tanganya dengan tangan prilly. Ia kecup tangan kanan prilly berulang kali.

Ali menatap kedua mata prilly yang berair. "Kamu ngak tau apa yang pantas buat aku. Menurut aku kamu yang terbaik buat aku. Aku bahagia sama kamu. Aku menerima kamu apa adanya. Bagi aku kamu itu sempurna"

"Aku bahagia sama kamu" ulang ali menatap kedua bola mata prilly dalam.

"Tapi aku ngak bisa lanjutin pernikahan ini" prilly masih berusaha membuat ali ingin berpisah dengannya.

Ali menggeleng. Ali mengelap pipinya dengan ujung lengan kaosnya. Ali menelungkupkan kepalanya di pangkuan prilly.

"Aku mau kita sama-sama"

"Tapi aku ngak cinta sama kamu ali. Aku terpaksa nikah sama kamu. Kamu mau punya istri yang ngak cinta sama kamu?" Pekik prilly.

Ali menangkat kepalanya menatap prilly."ada kamu disamping aku udah cukup buat aku"

"Kamu egois ali. Kamu cuma mikirin perasaan kamu. Kamu ngak mikirin perasaan aku. Aku tersiksa harus nyakitin kamu terus" prilly menghempaskan tangan ali dari tangannya kasar.

Ali berusaha menggenggam kembali tangan prilly tapi prilly selalu menepis tangannya. "Aku ngak ngerasa di sakitin. Aku malah bahagia bisa sama kamu. Kalo kamu ngak cinta sama aku. Biar aku berjuang buat kamu cinta sama aku. Sekarang biar aku yang usaha" ali menatap prilly lekat. Ia ingin prilly melihat kesungguhanya. Prilly membalas tatapan ali. Air matanya jatuh kembali.

"Aku ngak tau harus bersyukur atau mundur jadi istri kamu. Liat kamu kek gini buat aku semakin nyadar diri. Aku ngak pantas buat kamu"

"Kamu yang terbaik buat aku. Kita berjuang sama-sama. Kita buat semua iri sama kita" ali menangkup wajah prilly. Ali mengecup kening prilly lama. Prilly memejamkan matanya menikmati semua perlakuan ali.

Lama dalam dekapan ali membuat prilly tertidur. Entah kenapa prilly merasa nyaman di dekap ali. Prilly merenggangkan ototnya yang kaku. Prilly menatap sekelilingnya mencari keberadaan ali, tapi hanya ada dirinya sendiri di ruang rawatnya.

Kemana ali? Batin prilly.

CERITA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang